Warga Jual Temuan Emas Harta Karun Sriwijaya, Rp 900 Ribu Pergram

Jumat, 11 Oktober 2019 17:05 WIB

Emas dan manik-manik harta karun Kerajaan Sriwijaya yang dijual ke Levi S. Jeruju pemilik toko emas di Kecamatan Cengal dan, Ogan Komering Ilir (OKI). Dok. Istimewa

TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan warga berburu artefak di Kecamatan Cengal dan Tulung Selapan, Ogan Komering Ilir (OKI). Benda bersejarah, yang mereka sebut sebagai harta karun Sriwijaya itu, muncul setelah terjadinya karhutla.

Warga pemburu peninggalan sejarah ini kebanyakan mengincar artefak berupa perhiasan emas dan manik-manik. Mereka lalu menjualnya ke toko emas.

Levi S. Jeruju, 30 tahun, yang memiliki toko emas di Kecamatan Cengal membenarkan masyarakat menjual kepadanya. "Iya benar, memang di desa saya penjual emas, karena masyarakat itu kan enggak ngerti jadi mereka menemukan barang lalu datang ke tempat saya untuk menanyakan," ujar Levi kepada Tempo melalui sambungan telepon, Jumat, 11 Oktober 2019.

Harta karun diduga peninggalan Kerajaan Sriwijaya itu ditemukan setelah terjadinya kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Balai Arkeologi Sumatera Selatan juga telah meninjau lokasi penemuan benda yang oleh masyarakat disebut sebagai harta karun Sriwijaya di pantai timur Kabupaten Ogan Komering Ilir.


Masyarakat mencari artefak Harta Karun Sriwijaya. (Dok. Balar Sumsel)

Menurut Levi, masyarakat datang ke tempatnya untuk meminta diperiksakan apakah yang ditemukannya emas 24 karat atau bukan. "Nah pas saya periksa itu memang benar dan mereka mau jual sama saya. Ya sudah saya ambil karena ada dasar emasnya, ada yang 18 karat ada juga yang 20 karat," tutur Levi.

Wanita berjilbab itu tidak menjelaskan secara detil mengenai harga dan jumlah yang dia beli. "Intinya ada yang mencapi Rp 900 ribu per gram. Ada juga yang belinya potongan enggak gram-an," kata Levi.

Levi rencananya akan mengoleksi harta karun tersebut. Benda-benda yang dia beli itu memiliki berbagai bentuk dan motif, mulai dari cincin, lempengan, ada juga yang seperti manik-manik mahkota.

Kepala Balai Arkeologi Sumatera Selatan, Budi Wiyana menjelaskan bahwa harta karun Sriwijaya adalah istilah yang diberikan masyarakat pada benda peninggalan arkeologis di pantai timur Kabupaten Ogan Komering Ilir. "Yang dicari warga emas dan manik-manik," kata Budi Wiyana kepada Tempo, Rabu, 9 Oktober 2019.

Menurut Budi, lokasi perburuan artefak oleh masyarakat ini luasnya sekitar 25 x 25 meter di kawasan bekas kebakaran milik sebuah perkebunan. "Sebetulnya tidak terlalu parah," kata Budi.

Benda-benda arkeologis di situs itu berupa pecahan gerabah, keramik, komponen perahu berbentuk kemudi dan papan, perhiasan emas dalam bentuk cincin, manik-manik kaca dan batu.

Berita terkait

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

21 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

40 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

42 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

45 hari lalu

Rencana Tim Peneliti Situs Gunung Padang Setelah Pencabutan Publikasi dari Jurnal

Tim peneliti situs Gunung Padang akan mengirimkan penelitian yang dicabut Willey Online Library ke jurnal lagi, namun dalam bentuk berbeda.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

46 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

46 hari lalu

Publikasi Ilmiah Situs Gunung Padang Dicabut dari Jurnal, Ini Alasannya

Wiley Online Library mengumumkan mencabut publikasi artikel ilmiah berisi hasil penelitian situs megalitik Gunung Padang di Cianjur dari jurnalnya.

Baca Selengkapnya

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

4 Maret 2024

Peneliti UI Datangi Lokasi Temuan Batu Berlapis Dikira Situs Kuno di Rejang Lebong

Tim peneliti UI bergabung dengan peneliti dari Balai Pelestarian Kebudayaan Wilayah VII Bengkulu-Lampung

Baca Selengkapnya

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

6 Februari 2024

Arab Saudi Temukan Ribuan Artefak pada Awal Periode Islam

Di antara temuan arkeologi itu adalah artefak-artefak dari Masjid Usman bin Affan pada abad ke 7 hingga ke 8 sebelum masehi

Baca Selengkapnya

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

28 Desember 2023

Bersama Leiden University, UGM Buka Program Double Degree Magister Arkeologi

Program double degree ini membuka pintu bagi mahasiswa di kedua belah pihak untuk memperdalam pemahaman mereka dalam bidang arkeologi.

Baca Selengkapnya

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

21 November 2023

6 Fakta Kompleks Candi Batujaya Karawang, Candi Tertua di Indonesia

Situs Candi Batujaya Karawang memiliki berbagai hal unik untuk digali, begini fakta-faktanya.

Baca Selengkapnya