Polusi Udara di Eropa Bikin 400 Ribu Kematian Prematur

Jumat, 18 Oktober 2019 08:40 WIB

Bis dengan taman kecil di atasnya di jalanan kota Girona, Spanyol. Taman ini bernama PhytoKinetic, diciptakan oleh perancang lanskap Marc Granen untuk mengurangi polusi udara dan memproduksi Oksigen ke udara. Foto: Marc Granen / Rex Features. Dailymail

TEMPO.CO, Jakarta - Polusi udara menyebabkan sekitar 400.000 kematian prematur di Eropa pada 2016. Data terbaru menyebutkan hampir setiap kota di Eropa terpapar pada tingkat polusi yang tidak sehat.

"Polusi udara saat ini merupakan risiko lingkungan yang paling penting bagi kesehatan manusia," kata European Environment Agency (EEA), badan kesehatan Uni Eropa (UE), dikutip New York Post, Rabu 16 Oktober 2019.

Pakar kualitas udara EEA Alberto Gonzalez Ortiz mengatakan tingkat partikel berbahaya di kota-kota Eropa memang menurun, meskipun tidak cukup cepat. "Kami belum mencapai standar UE dan tentu saja kami masih jauh dari standar WHO (World Health Organization)," kata Ortiz.

Undang-undang UE saat ini mewajibkan negara-negara untuk menilai, terutama di daerah perkotaan, dari serangkaian polutan. Termasuk ozon dan bahan partikulat dan mengambil tindakan jika ada batasan tertentu.

Polusi partikel di kota-kota menjadi target pembatasan lebih ketat setelah pengadilan tinggi UE memutuskan bahwa kota-kota perlu bertindak. Tingkat polusi tidak lagi bisa dihitung dari rata-rata di seluruh wilayah.

Pada Juli 2019, Komisi Eropa, badan eksekutif UE, meminta Pengadilan UE untuk mengambil tindakan terhadap Spanyol dan Bulgaria atas kualitas udara mereka yang buruk, dan memperingatkan negara-negara itu gagal melindungi warga dari polusi.

Batasan UE ditetapkan per polutan dan pada 2017, 16 dari 28 negara anggota UE melaporkan setidaknya satu kasus tingkat nitrogen dioksida, gas beracun dalam knalpot mobil, lebih tinggi daripada konsentrasi rata-rata tahunan resmi UE. Daftar ini termasuk Perancis, Belgia, Belanda, Spanyol, Jerman dan Inggris.

Beberapa stasiun di London, misalnya, melaporkan kadar lebih dari 50 mikrogram nitrogen dioksida per meter kubik udara. Dibandingkan dengan konsentrasi rata-rata tahunan resmi UE sebesar 40 mikrogram.

Pada hari Selasa, pemerintah Inggris mengusulkan RUU lingkungan baru yang mencakup target mengikat secara hukum. Tujuannya untuk mengurangi partikel halus di udara dan memaksa produsen kendaraan menarik kembali mobil yang tidak memenuhi standar emisi partikel.

Mengurangi jumlah mobil merupakan faktor penting dalam mengurangi polusi udara di kota-kota, terutama nitrogen dioksida, kata Ortiz. “Ketika kita memerangi polusi, kita juga memerangi perubahan iklim serta kebisingan dan mempromosikan perilaku yang lebih sehat. Ini win-win," tutur Ortiz.

NYPOST | EUROPEAN ENVIRONMENT AGENCY


Berita terkait

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

2 hari lalu

Jakarta Peringkat 10 Kota dengan Udara Terburuk pada Sabtu Pagi

Pada Sabtu pagi pukul 07.02 WIB Indeks Kualitas Udara (AQI) di Jakarta berada di angka 122 atau masuk dalam kategori tidak sehat.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

7 hari lalu

Polusi Udara Bisa Bikin Serangga Salah Pilih Pasangan Kawin

Temuan lainnya adalah keturunan hibrida dari serangga yang salah pilih pasangan karena polusi udara itu kerap kali steril.

Baca Selengkapnya

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

30 hari lalu

Studi Menunjukkan Cahaya Lampu pada Malam Hari Bisa Meningkatkan Risiko Stroke

Studi ini mengeksplorasi hubungan antara paparan polusi cahaya pada malam hari dengan potensi risiko kesehatan otak dan stroke.

Baca Selengkapnya

Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

45 hari lalu

Startup di Telkom University Bikin Alat Pemantau Udara: Ramah Lingkungan, Wireless, Berorientasi Siswa

Startup BiruLangit dari unit inkubasi Bandung Technopark Telkom University mengembangkan alat pemantau udara Low-Cost Sensors (LCS)

Baca Selengkapnya

Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

47 hari lalu

Mikroplastik di Dalam Darah Berkorelasi dengan Peningkatan Serangan Jantung

Studi atas tumpukan plak di pembuluh darah pasien rumah sakit di Italia mendapati kandungan mikroplastik yang sangat jelas di bawah mikroskop.

Baca Selengkapnya

Kurangi Polusi Udara Sekaligus Kemacetan, BISKITA Kemenhub Hadir di Bekasi

48 hari lalu

Kurangi Polusi Udara Sekaligus Kemacetan, BISKITA Kemenhub Hadir di Bekasi

Kementerian Perhubungan secara bertahap sejak 2020 meluncurkan angkutan massal dengan sistem Buy the Service (BTS). Kurangi polusi udara dan kemacetan

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta Masuk Urutan 10 Terburuk di Dunia pada Awal Libur Panjang Nyepi

49 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta Masuk Urutan 10 Terburuk di Dunia pada Awal Libur Panjang Nyepi

Udara Jakarta memburuk menjelang libur panjang akhir pekan. Merujuk data IQAir, kualitas udara Jakarta terburuk ke-10 dari kota besar di dunia.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

20 Februari 2024

Polusi Udara Dapat Mengubah Aroma Bunga, Membuat Bingung Serangga

Polusi udara telah mendegradasi senyawa kimia di balik aroma memikat bunga-bunga. Simak hasil studi tim peneliti di Amerika Serikat ini.

Baca Selengkapnya

Bangkok Polusi Udara Parah, Pegawai Diminta Kerja dari Rumah

15 Februari 2024

Bangkok Polusi Udara Parah, Pegawai Diminta Kerja dari Rumah

Polusi udara parah melanda Bangkok, ibu kota Thailand. Pegawai pun diminta kerja dari rumah.

Baca Selengkapnya

Survei Sebut Mayoritas Warga Jakarta Setuju Tilang Uji Emisi Diberlakukan

4 Februari 2024

Survei Sebut Mayoritas Warga Jakarta Setuju Tilang Uji Emisi Diberlakukan

Survei yang dilakukan Populix mengungkapkan bahwa mayoritas warga Jakarta setuju jika sanksi tilang uji emisi diberlakukan.

Baca Selengkapnya