Facebook Tingkatkan Perlindungan pada Perempuan dari Pelecehan

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Kamis, 31 Oktober 2019 05:23 WIB

Ilustrasi Penyebaran Hoax di Facebook. REUTERS/Dado Ruvic/Illustration

TEMPO.CO, Jakarta - Facebook memperbaiki kebijakan dan teknologi yang mereka gunakan untuk melindungi para perempuan pengguna platform tersebut dari para pengganggu di dunia maya.

"Tema umum mengenai keamanan perempuan cenderung sama di berbagai tempat di dunia. Tapi jika melihat lebih spesifik ke negara atau wilayah tertentu, perilaku sangat dipengaruhi budaya setempat," kata Wakil Direktur Manajemen Kebijakan Global Monica Bickert dikutip dari blog resmi Facebook, Rabu, 30 Oktober 2019.

Facebook mempertajam kemampuan kecerdasan buatan dan machine learning mereka agar secara proaktif dapat mendeteksi gambar dan video telanjang atau hampir telanjang yang dibagikan tanpa izin, tanpa harus menunggu laporan dari pengguna.

Perusahaan yang berbasis di San Francisco, AS itu menggunakan ciri khas digital (digital fingerprint) dan teknologi pencocokan foto (photo-matching) untuk menghapus dan memblokir foto tersebut agar tidak bisa dibagikan lagi di platform Facebook dan Instagram.

Facebook juga memperbarui kebijakan mereka untuk memahami isu keamanan perempuan di dunia maya, setelah berdiskusi dengan ahli dan organisasi pemberdayaan perempuan dari berbagai negara.

Perusahaan yang dipimpin Mark Zuckerberg itu menemukan setiap negara atau wilayah bisa jadi memiliki isu pelecehan seksual yang berbeda berdasarkan norma dan kebiasaan yang berlaku di negara itu.

Contohnya, menurut Facebook, perempuan di Amerika Serikat merasa dilecehkan jika foto tanpa busananya tersebar di dunia maya. Sedangkan perempuan di negara lain merasa dipermalukan jika ada yang mengunggah fotonya bersama laki-laki yang bukan anggota keluarganya.

"Untuk menyikapi perbedaan tipe pelecehan yang luas itu, aturan kami harus bijaksana dan komprehensif," kata Facebook dalam blog.

Facebook juga memberikan fitur khusus bagi para perempuan pengguna platform tersebut di India, Pakistan dan Mesir, berupa kontrol untuk mengatur siapa yang bisa mengunduh dan membagikan foto profil mereka.

Perempuan pengguna Facebook di negara tersebut, juga organisasi keamanan siber, memiliki kekhawatiran foto profil mereka dicuri dan digunakan untuk membuat akun palsu yang bertujuan mempermalukan mereka atau keluarga mereka.

Facebook secara global juga memberikan peralatan untuk mengelola akun, antara lain mengabaikan pesan yang tidak diinginkan dan memblokir akun lain tanpa sepengetahuan pemilik akun tersebut.

Berita terkait

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

5 hari lalu

Australia dan Indonesia Dukung Perempuan dalam Peradilan

Mahkamah Agung Indonesia saat ini memiliki representasi perempuan tertinggi di antara lembaga penegak hukum di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

7 hari lalu

Pentingnya Peran Perempuan Dalam Keluarga dan Dunia Profesional

Refleksi terhadap dinamika peran perempuan dalam berbagai aspek kehidupan dalam memperingati Hari Kartini.

Baca Selengkapnya

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

8 hari lalu

Influencer TikTok Perempuan Irak Ditembak Mati

Seorang pria bersenjata yang mengendarai sepeda motor menembak mati seorang influencer media sosial perempuan terkenal Irak

Baca Selengkapnya

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

9 hari lalu

Maknai Semangat RA Kartini, Ini Kelebihan Perempuan di Industri Garmen

Keahlian perempuan memberikan keuntungan sendiri khususnya di unit bisnis garmen J99 Corp.

Baca Selengkapnya

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

10 hari lalu

70 Persen dari Ribuan Korban Jiwa di Gaza adalah Perempuan

ActionAid mencatat setidaknya 70 persen dari ribuan korban jiwa di Gaza adalah perempuan dan anak perempuan.

Baca Selengkapnya

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

10 hari lalu

DPR Arizona Loloskan Pencabutan Undang-undang Larangan Aborsi

DPR Arizona lewat pemungutan suara memutuskan mencabut undang-undang larangan aborsi 1864, yang dianggap benar-benar total melarang aborsi.

Baca Selengkapnya

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

10 hari lalu

Meta AI Resmi Diluncurkan, Ini Fitur-fitur Menariknya

Chatbot Meta AI dapat melakukan sejumlah tugas seperti percakapan teks, memberi informasi terbaru dari internet, menghubungkan sumber, hingga menghasilkan gambar dari perintah teks.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

11 hari lalu

Polda Metro Jaya Olah TKP Pembunuhan Perempuan yang Mayatnya di Pulau Pari

Selain olah TKP pembunuhan perempuan yang mayatnya ditemukan di Pulau Pari, polisi menyiita barang bungkus rokok hingga tisu magic.

Baca Selengkapnya

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

11 hari lalu

Australia Luncurkan Fase Baru Program Investing in Women

Program Investing in Women adalah inisiatif Pemerintah Australia yang akan fokus pada percepatan pemberdayaan ekonomi perempuan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

12 hari lalu

Hari Kartini, OJK Prioritaskan Peningkatan Literasi Keuangan Perempuan

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berkomitmen meningkatkan edukasi literasi keuangan untuk perempuan.

Baca Selengkapnya