Ini Alasan Aktivis Remaja Greta Thunberg Tolak Hadiah Rp 725 Juta

Reporter

Teras.id

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 2 November 2019 13:05 WIB

Siswa Swedia berumur lima belas tahun, Greta Thunberg, memimpin aksi sekolah dan duduk di luar Riksdagen, gedung parlemen Swedia, untuk meningkatkan kesadaran akan perubahan iklim pada 28 Agustus 2018 di Stockholm, Swedia.[MICHAEL CAMPANELLA / Getty Images/Business Insider]

TEMPO.CO, Jakarta - Aktivis lingkungan remaja

Menurut dia, gerakan perubahan ikGreta Thunberg, 16 tahun, menolak menerima penghargaan atas upayanya mempromosikan bahaya perubahan iklim.lim saat ini lebih memerlukan penguasa yang mulai mendengarkan dan memperhatikan fakta ilmiah terkait isu itu.


Thunberg mengatakan penghargaan itu merupakan "sebuah kehormatan", namun tetap memutuskan untuk menolak penghargaan dan hadiah uang senilai 500,000 kronor (hampir Rp 725 juta) dari Dewan Nordik atau Nordic Council.

"Saya berterima kasih kepada Dewan Nordik atas penghargaan ini. Namun, penghargaan tidak penting bagi perubahan iklim. Yang kita butuhkan adalah agar politisi dan penguasa mulai mendengarkan fakta ilmiah termutakhir yang ada saat ini," tulis Thunberg melalui akun media sosial Instagram pribadinya, Rabu, 30 Oktober 2019.

Thunberg mengatakan negara-negara Nordik, termasuk negara asalnya, Swedia, memiliki reputasi baik terkait isu iklim dan lingkungan. Bagi Thunberg, hal itu merupakan sebuah kebanggaan. Namun, dia tetap menyorot emisi aktual dan jejak ekologis dari konsumsi per kapita di negara tersebut.

"Jika kita menghitung jumlah konsumsi, impor, aviasi, dan pengapalan, maka itu cerita lain lagi," tulis Thunberg.

Thunberg menyitir laporan dari WWF dan Global Footprint Network, yang menyatakan bahwa wilayah Nordik (Swedia, Norwedia, Findlandia, Islandia, dan Denmark) hidup dengan konsumsi berlimpah. Dia mencontohkan Swedia yang memiliki konsumsi berlimpah "seolah-olah Bumi memiliki sumber daya dari empat planet."

Contoh lain adalah Norwegia, yang dikritik Thunberg atas keputusan Pemerintah Norwegia baru-baru ini dalam memberikan izin paling banyak bagi perusahaan untuk mengeksplorasi minyak dan gas. Minyak dan gas menghasilkan emisi karbon global sebanyak 1,3 juta ton.

Thunberg mengkritik komitmen politik negara-negara Nordik dalam memperbaiki kondisi iklim global. Menurutnya celah antara sains yang mendorong pembatasan kenaikan suhu global di bahwa 1,5 atau 2 derajat dan politik yang menguasai di negara Nordik sangat besar.

"Kami tinggal di negara-negara yang memiliki kemungkinan besar untuk melakukan paling banyak. Namun negara kita pada dasarnya tidak melakukan apapun," tulisnya.

Presiden Dewan Nordik Hans Wallmark mengatakan organisasi itu menghormati keputusan Thunberg, serta menyebut gerakannya sebagai "aksi yang baik untuk semuanya."

Greta Thunberg memulai aksi protes "Fridays for Future" pada Agustus 2018 ketika berumur 15 tahun.

Saat itu Thunberg bolos dan menghabiskan jam sekolahnya di depan Parlemen Swedia dengan spanduk bertuliskan "School Strike for Climate".

Dia menuntut keseriusan pemerintah untuk menangani perubahan iklim. Aksinya menginspirasi gerakan protes anak muda di seluruh dunia.

Advertising
Advertising

BETAHITA.ID | TERAS.ID

Berita terkait

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

2 hari lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

5 hari lalu

Kerusakan Alat Pemantau Gunung Ruang, BRIN Teliti Karakter Iklim, serta Kendala Tes UTBK Mengisi Top 3 Tekno

Artikel soal kerusakan alat pemantau erupsi Gunung Ruang menjadi yang terpopuler dalam Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

5 hari lalu

Pusat Riset Iklim BRIN Fokus Teliti Dampak Perubahan Iklim terhadap Sektor Pembangunan

Pusat Riset Iklim dan Atmosfer BRIN fokus pada perubahan iklim yang mempengaruhi sektor pembangunan.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

6 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

13 hari lalu

Amerika Perkuat Infrastruktur Transportasinya dari Dampak Cuaca Ekstrem, Kucurkan Hibah 13 T

Hibah untuk lebih kuat bertahan dari cuaca ekstrem ini disebar untuk 80 proyek di AS. Nilainya setara separuh belanja APBN 2023 untuk proyek IKN.

Baca Selengkapnya

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

17 hari lalu

Diskusi di Jakarta, Bos NOAA Sebut Energi Perubahan Iklim dari Lautan

Konektivitas laut dan atmosfer berperan pada perubahan iklim yang terjadi di dunia saat ini. Badai dan siklon yang lebih dahsyat adalah perwujudannya.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

17 hari lalu

Peneliti BRIN Ihwal Banjir Bandang Dubai: Dipicu Perubahan Iklim dan Badai Vorteks

Peningkatan intensitas hujan di Dubai terkesan tidak wajar dan sangat melebihi dari prediksi awal.

Baca Selengkapnya

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

17 hari lalu

5 Hal Banjir Dubai, Operasional Bandara Terganggu hingga Lumpuhnya Pusat Perbelanjaan

Dubai kebanjiran setelah hujan lebat melanda Uni Emirat Arab

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

22 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya