Situs Kubur Prasejarah Teluk Wondama Ditemukan, Mirip Toraja

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Sabtu, 16 November 2019 08:45 WIB

Tengkorak di situs penguburan prasejarah Karawar ditemukan Balai Arkeologi Papua di Pulau Roon, Teluk Wondama, Papua Barat, November 2019. (Dok. Balar Papua/Hari Suroto)

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Papua bekerjasama dengan Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian dan Pengembangan Daerah (BP4D) Teluk Wondama, Papua Barat di Pulau Roon, berhasil menemukan situs penguburan prasejarah Karawar.

"Situs Karawar berada di lereng tebing Kampung Syabes, Distrik Roon. Situs Karawar berupa ceruk yang di dalamnya terdapat lima tengkorak dan tulang-tulang manusia," kata arkeolog Hari Suroto, Sabtu, 16 November 2019.

Menurut Hari, pada masa prasejarah, di Teluk Wondama dikenal dua jenis penguburan yaitu penguburan primer dan penguburan sekunder. Penguburan primer adalah penguburan langsung. Sedangkan artefak tengkorak di Teluk Wondama diduga berasal dari mayat dibaringkan di bangku papan kayu yang berada di tengah hutan. Mayat dibiarkan begitu saja untuk beberapa waktu hingga kulit dan daging mengelupas tinggal tulang.

Tulang dan tengkorak dikumpulkan, selanjutnya disimpan di lubang tebing atau ceruk disertai dengan bekal kubur gerabah. Ini yang disebut sebagai penguburan sekunder.

Penguburan di dinding tebing juga digunakan masyarakat Tana Toraja. Bedanya, di Karawar arkeolog baru menemukan satu ceruk kubur prasejarah.

Advertising
Advertising

Pria menggunakan tangga bambu untuk membuka pintu sebuah lobang pemakaman pada batu besar Loko`mata, di sebuah situs penguburan tradisional Toraja, dalam ritual Ma`nene, dekat Rantepao, Toraja Utara, Sulawesi Selatan, 11 September 2017. REUTERS

Tradisi penguburan prasejarah ini berakhir setelah agama Kristen masuk di Teluk Wondama pada 1884, yang diajarkan oleh pendeta Gottlieb Lodewyk Bink dari Belanda, kata Hari Suroto.

Artefak tulang ini belum diteliti umurnya. "Rencana sampel yang diambil akan diteliti dengan carbon dating," kata Hari.

Menurut Hari Suroto, dalam diskusi hasil penelitian arkeologi di BP4D, Asisten II Sekretariat Daerah Teluk Wondama, Hermin Sesa Rinding, mengatakan Situs Karawar dapat dijadikan sebagai destinasi wisata seperti di Toraja.

Ia akan minta Dinas Pariwisata Teluk Wondama untuk mengembangkan dan memanfaatkan situs ini dengan memperhatikan pelestarian situs.

Berita terkait

Update Info Terbaru Bencana Tanah Longsor di Tana Toraja

15 hari lalu

Update Info Terbaru Bencana Tanah Longsor di Tana Toraja

Proses pencarian dihentikan sementara usai BNPB menemukan 2 korban terakhir dalam bencana tanah longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Longsor di Tana Toraja, Tim Gabungan BNPB Temukan 20 Korban Meninggal

15 hari lalu

Longsor di Tana Toraja, Tim Gabungan BNPB Temukan 20 Korban Meninggal

BNPB melaporkan telah menemukan 20 korban dalam bencana longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

15 hari lalu

UGM Raih 25 Bidang Ilmu Peringkat QS WUR 2024, Apa Itu?

Apa itu QS World University Rankings (WUR) yang menobatkan UGM meraih 25 bidang ilmu dalam pemeringkatan ini?

Baca Selengkapnya

Korban Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja 18 Orang

15 hari lalu

Korban Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja 18 Orang

Jumlah korban meninggal akibat tanah longsor di Tana Toraja, hingga Ahad, 14 April 2024, pukul 19.00 WIB mencapai 18 orang.

Baca Selengkapnya

Tanah Longsor di Tana Toraja, BNPB: Sebanyak 14 Orang Meninggal

16 hari lalu

Tanah Longsor di Tana Toraja, BNPB: Sebanyak 14 Orang Meninggal

Peristiwa tanah longsor tersebut dipicu oleh hujan berintensitas tinggi di wilayah dengan kondisi tanah yang tidak stabil.

Baca Selengkapnya

14 Orang Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja

16 hari lalu

14 Orang Meninggal Akibat Tanah Longsor di Tana Toraja

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tana Toraja hingga kini masih mencari warga yang dilaporkan hilang akibat tanah longsor.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

35 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

36 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Buntut Pencabutan Artikel Gunung Padang, Fitur Edit Gambar dan Stiker AI WhatsApp, Suara Kontra Arkeolog Asing

Topik tentang pencabutan artikel Gunung Padang bisa mencoreng nama penulis dan reviewer menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

36 hari lalu

Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

Arkeolog asal Singapura ini lega publikasi laporan penelitian situs Gunung Padang ditarik penerbit jurnal. Sebut kental pseudoarchaeological.

Baca Selengkapnya

Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

37 hari lalu

Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

Dia mengaku nyaman-nyaman saja saat pertama mendengar kepastian laporan penelitian situs Gunung Padang dicabut publikasinya dari jurnal ilmiah.

Baca Selengkapnya