Ilmuwan Ungkap Teka-teki Matahari Berusia 142 Juta Tahun

Selasa, 19 November 2019 00:30 WIB

Pada 8 Oktober 2014, daerah aktif di bawah sinar matahari mengubah penampilan seperti jack-o'-lantern atau labu Halloween. Gambar ini merupakan perpaduan dari 171 dan 193 cahaya angstrom yang ditangkap oleh Solar Dynamics Observatory. [NASA / GSFC / SDO / NBC News]

TEMPO.CO, Jakarta - Tim ilmuwan internasional termasuk dua astrofisikawan Bengaluru mengungkapkan misteri Matahari yang berusia 142 tahun. Penelitian baru ini diharapkan bisa menjawab salah satu teka-teki terbesar yang terkait dengan Matahari.

Para peneliti dari Indian Institute of Astrophysics (IIA) menemukan bagaimana jet plasma skala kecil berjumlah sekitar satu juta hadir di Matahari setiap saat atau disebut spikula Matahari, dilahirkan dan mati di bintang. Penemuan bisa mengungkap misteri terbesar yang belum terpecahkan dalam astrofisika, yaitu bagaimana suhu dalam korona matahari meningkat.

Korona adalah atmosfer luar Matahari, yang memanjang ke luar untuk beberapa juta kilometer di luar permukaan Matahari. Meskipun suhu pada inti Matahari mendekati 15 juta derajat Celcius, tapi turun menjadi 5.700 derajat di permukaan matahari (photosphere).

Namun, di atas photosphere, suhu mulai meningkat lagi dengan ketinggian, mencapai satu juta derajat atau lebih di korona. Apa yang menyebabkan kenaikan suhu pada korona meskipun bergerak menjauh dari inti tetap menjadi misteri.

Tanmoy Samanta yang mengambil gelar PhD di IIA, pengawas dan ilmuwan senior IIA Dipankar Banerjee, serta rekan-rekannya dari Cina, Amerika Serikat dan Eropa percaya bahwa spikula matahari memberi mereka kesempatan untuk memecahkan teka-teki itu.

Ditemukan Pastor Angelo Secchi pada 1877, spikula matahari adalah skala kecil (3000-5000 km panjang dan 200-500 km lebar) jet plasma geyser seperti magnetis ditemukan di mana-mana di kromosfer, antarmuka antara photosphere dan korona.

"Mempelajari mereka sulit karena setiap spikula - dari pembentukan hingga runtuh - hanya berlangsung beberapa menit meskipun setiap saat ada sekitar satu juta di antaranya di Matahari," kata Samanta kepada Deccanherald, baru-baru ini.

Teleskop generasi tua tidak cukup canggih untuk mempelajari fitur tersebut. Terobosan datang ketika tim melakukan pengamatan dengan Goode Solar Telescope 1,6 m di Big Bear Solar Observatory, California, teleskop surya terbesar di dunia yang saat ini sedang operasional.

Teleskop tidak hanya mengamati spikula berlebihan dengan sangat rinci, tapi juga mengukur medan magnet di fotosfer dengan resolusi spasial tinggi.

“Spikula dihasilkan dari dua medan magnet polaritas yang berlawanan, saling memusnahkan, dan menghasilkan energi kinetik dan panas. Ini mengarah pada pembuatan jet plasma, yang pada gilirannya mungkin berkontribusi pada peningkatan suhu korona," demikian tertulis dalam junal Science, Jumat lalu.

Namun, ilmuwan perlu belajar lebih banyak untuk memastikannya. Para ilmuwan sekarang harus melakukan simulasi komputer canggih dan investigasi teoretis berdasarkan hasil pengamatan baru ini untuk menyelesaikan masalah pemanasan korona yang menjadi misteri Matahari.

DECCAN HERALD | SCIENCE


Berita terkait

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

26 hari lalu

Perburuan Korona Saat Gerhana Matahari Total Hari Ini Kerahkan Pesawat Jet NASA

Para peneliti matahari telah menunggu bertahun-tahun untuk momen 4 menit gerhana matahari total di Amerika pada Senin pagi-siang ini waktu setempat.

Baca Selengkapnya

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

26 hari lalu

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.

Baca Selengkapnya

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

27 hari lalu

Gerhana Matahari Total 8 April Akan Sebabkan Ledakan di Matahari, Ini Penjelasan BMKG

Gerhana matahari total 8 April akan membuat ledakan-ledakan di matahari terlihat.

Baca Selengkapnya

Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

27 hari lalu

Inilah Wilayah yang Akan Terjadi Gerhana Matahari Total 8 April 2024

NASA telah mengumumkan akan terjadi gerhana matahari total pada 8 April 2024. Berikut lokasinya.

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

29 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

36 hari lalu

Benarkah Bumi Akan Alami Kegelapan pada 8 April 2024?

Ahli Astronomi dan Astrofisika BRIN Thomas Djamaluddin mengatakan informasi yang menybut Bumi akan mengalami kegelapan pada 8 April 2024 tidak benar.

Baca Selengkapnya

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

46 hari lalu

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.

Baca Selengkapnya

Ledakan Beruntun Bintik Matahari Raksasa, Apa Dampaknya ke Bumi?

28 Februari 2024

Ledakan Beruntun Bintik Matahari Raksasa, Apa Dampaknya ke Bumi?

Bintik di salah satu sisi matahari mengeluarkan sejumlah ledakan dahsyat pada pekan lalu. Lontaran gelombangnya menghadap ke bumi.

Baca Selengkapnya

Viral Penampakan 2 Matahari di Mentawai Jelaskan Fenomena Langka Sun Dog

23 Februari 2024

Viral Penampakan 2 Matahari di Mentawai Jelaskan Fenomena Langka Sun Dog

Sun dog juga bisa terlihat seperti ada 7 matahari di langit. Masyarakat di Indonesia beruntung kalau bisa melihat fenomena ini.

Baca Selengkapnya

Mengapa Awan Hujan Berwarna Abu-abu?

27 Desember 2023

Mengapa Awan Hujan Berwarna Abu-abu?

Awan hujan berwarna abu-abu karena ketebalannya atau ketinggiannya.

Baca Selengkapnya