Temuan 2 Fosil Bayi Berhelm Tengkorak Bikin Arkeolog Bingung

Selasa, 19 November 2019 06:36 WIB

Fosil bayi berumur 2.100 tahun dimakamkan dengan pelindung kepala terbuat dari tengkorak anak-anak. Fosil ditemukan arkeolog di Ekuador, 2014-2016. ( Kredit: Sara Juengst)

TEMPO.CO, Jakarta - Arkeolog menemukan dua bayi dimakamkan sekitar 2100 tahun lalu dengan mengenakan helm yang terbuat dari tengkorak anak-anak lain. Fosil kedua bayi itu ditemukan bersama sembilan makam lainnya di sebuah situs bernama Salango, di pantai Ekuador tengah.

Para arkeolog yang menggali kuburan antara tahun 2014 dan 2016 baru-baru ini menerbitkan rincian temuan mereka dalam jurnal Latin American Antiquity terbitan Cambridge University.

Tim mengatakan, ini adalah satu-satunya kasus tengkorak anak-anak digunakan sebagai helm untuk bayi yang dikuburkan. Para ilmuwan tidak tahu apa yang menyebabkan meninggalnya bayi dan anak-anak tersebut, demikian dikutip Live Scince, Senin, 18 November 2019.

Arkeolog menemukan helm ditempatkan erat-erat di atas kepala bayi. Kemungkinan tengkorak anak-anak yang lebih tua masih memiliki daging ketika dijadikan helm. Karena tanpa daging, helm itu kemungkinan tidak akan menempel erat pada tengkorak bayi.

"Wajah seorang bayi terlihat masuk ruang tengkorak," tulis para arkeolog.

Menariknya, phalanx tangan, sejenis tulang, ditemukan terjepit di antara kepala bayi dan helm. Mereka tidak tahu siapa pemilik phalanx itu, kata Sara Juengst, penulis utama makalah itu dan seorang profesor antropologi di University of North Carolina, Charlotte.

Juengst mencatat bahwa tes lain, termasuk dengan DNA dan strontium isotop (variasi elemen dengan jumlah neutron yang berbeda), dapat membantu mengidentifikasi pemilik tulang.

Para arkeolog tidak yakin mengapa helm yang terbuat dari tengkorak anak-anak diletakkan di kepala bayi. Ini mungkin merupakan upaya untuk memastikan perlindungan.

Di dekat bayi, tim arkeolog juga menemukan patung-patung yang menggambarkan leluhur, terbuat dari batu. Temuan ini mendukung ide perlindungan ini, karena kehadiran mereka menunjukkan kepedulian untuk melindungi dan memberdayakan lebih lanjut kepala.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa letusan gunung berapi melanda area itu tidak lama sebelum bayi dikuburkan. Letusan ini mungkin telah mempengaruhi produksi makanan, dan tulang yang baru ditemukan menunjukkan bayi dan anak-anak menderita kekurangan gizi.

Ada kemungkinan bahwa perawatan kedua bayi itu adalah bagian dari respons ritual yang lebih besar dan kompleks terhadap konsekuensi lingkungan dari letusan. Para arkeolog mencatat bahwa diperlukan lebih banyak bukti untuk mengonfirmasi hal ini.

LIVE SCINCE | NATURE | ANCIENT ORIGINS


Berita terkait

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

4 hari lalu

Temuan Fosil, Ular Raksasa Vasuki Indicus Saingi Ukuran Titanoboa

Para penelitinya memperkirakan kalau ular tersebut dahulunya memiliki panjang hingga 15 meter.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

31 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

33 hari lalu

Piramida Purba di Gunung Padang, Begini Suara Kontra Arkeolog Asing

Arkeolog asal Singapura ini lega publikasi laporan penelitian situs Gunung Padang ditarik penerbit jurnal. Sebut kental pseudoarchaeological.

Baca Selengkapnya

Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

34 hari lalu

Publikasi Gunung Padang Piramida Tertua di Dunia Dicabut, Penelitinya: Saya Nyaman-nyaman Saja

Dia mengaku nyaman-nyaman saja saat pertama mendengar kepastian laporan penelitian situs Gunung Padang dicabut publikasinya dari jurnal ilmiah.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

36 hari lalu

Arkeolog Situs Gunung Padang Tak Hormati Vonis Pencabutan Laporan dari Jurnal, Kenapa?

Tim peneliti Gunung Padang sedang berkoordinasi apakah akan menempuh mekanisme pengaduan ke komite etik yang mewadahi jurnal internasional.

Baca Selengkapnya

Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda

1 Februari 2024

Cari Durian Jatuh, Mahasiswa KKN Unpad Temukan Fosil Gastropoda dan Pelecypoda

Penemuan fosil tersebut menjadi bekal untuk akademisi dalam melakukan penelitian lanjutan terkait keberadaan fosil satwa purba di Pangandaran.

Baca Selengkapnya

6 Drakor Tentang Sendok Emas, Benda Ajaib dalam Kebudayaan Korea

17 Januari 2024

6 Drakor Tentang Sendok Emas, Benda Ajaib dalam Kebudayaan Korea

Dalam drakor ini, sendok emas tak hanya menjadi objek materi, namun juga mengubah hidup para karakter utama, menjadi lebih penting.

Baca Selengkapnya

Saat Mahasiswa Arkeologi Terlibat Penelitian Jejak Sejarah Kolonial di Pulau Onrust

17 November 2023

Saat Mahasiswa Arkeologi Terlibat Penelitian Jejak Sejarah Kolonial di Pulau Onrust

Pulau Onrust adalah salah satu pulau bersejarah di kawasan Gugusan Kepulauan Seribu dan ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya.

Baca Selengkapnya

6 Pengalaman Menarik di American Museum of Natural History

10 November 2023

6 Pengalaman Menarik di American Museum of Natural History

American Museum of Natural History merupakan museum sejarah alam terbaik di dunia.

Baca Selengkapnya

Arkeolog Israel Turun Tangan untuk Menemukan Sisa Korban Serangan Hamas

8 November 2023

Arkeolog Israel Turun Tangan untuk Menemukan Sisa Korban Serangan Hamas

Di sebuah lokasi, tim arkeologi Israel sedang memilah-milah abu dan puing-puing, berharap menemukan sisa-sisa manusia dan dapat mengidentifikasinya.

Baca Selengkapnya