UN Dihapus, Portofolio Karya Siswa Diusulkan Jadi Pengganti

Reporter

Tempo.co

Editor

Yudono Yanuar

Senin, 2 Desember 2019 06:10 WIB

Pelajar SMA Negeri 40 Jakarta mengikuti Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK) di SMAN 40 Jakarta, Pademangan, Jakarta Utara, Senin 1 April 2019. Pelajar SMA/MA sederajat Jalani UNBK Serentak se Indonesia hari ini. TEMPO/Hilman athurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Para pemerhati pendidikan mengusulkan berbagai metode evaluasi yang dianggap cocok sebagai pengganti ujian nasional jika UN jadi dihapus. Salah satu yang muncul adalah pemaparan portofolio hasil karya siswa selama mengenyam pendidikan.

Menurut pengamat pendidikan dari Center for Education Regulations and Development Analysis (Cerdas), Indra Charismiadji, di masa depan, anak harus disiapkan untuk menciptakan pekerjaan, bukan lagi sebagai pekerja. Jika arahnya ke sana, dia menilai bentuk evaluasi hasil belajarnya adalah portofolio.

“Karya dia selama kelas I-XII dikumpulkan dan dipajang. Nanti, mereka paparkan apa yang ditunjukkan portofolio itu,” kata Indra seperti dimuat Koran Tempo, Sabtu, 30 November 2019.

Menurut Indra, anak harus disiapkan untuk menciptakan apa saja, tergantung minat dan bakat mereka. Bisa berupa permainan, lagu, tarian, robot, buku, animasi, ataupun hasil riset.

Indra mencontohkan, siswa bisa diberi tugas menjelaskan apa itu benda padat, cair, dan gas, melalui sebuah karya yang bisa dalam bentuk video, animasi, atau permainan. Jika dia bisa menjelaskan dengan baik melalui karya itu, tak perlu lagi ada ujian.

Advertising
Advertising

“Kalau perlu pemberian nilainya didasarkan pada penilaian publik juga. Berapa jumlah viewers-nya, misalnya. Ini belajar kolaborasi, komunikasi, dan kreativitas,” kata dia.

Indra menjelaskan, pada pembelajaran berbasis proyek, guru tak lagi berperan sebagai pengajar, melainkan fasilitator. Guru bisa memberikan tantangan kepada siswa untuk terus membuat proyek sebagai cara mengevaluasi hasil pembelajaran. Cara seperti itu diterapkan di sejumlah negara, di antaranya Singapura.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang mematangkan rencana penghapusan ujian nasional. Seorang pejabat Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan serta seorang anggota staf khusus menteri ikut membedah persoalan ini bersama Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) pada Selasa lalu.

Ketua BSNP, Abdul Mu’ti, mengatakan pertemuan itu mengulas soal evaluasi kebijakan dan regulasi untuk meningkatkan mutu pendidikan. “Kami mengeksplorasi berbagai sistem evaluasi, salah satunya soal ujian nasional,” kata Abdul. Meski belum ada keputusan, dia memastikan lembaganya setuju jika ujian nasional dihapus.

Menurut pengamat pendidikan, Mohammad Abduhzen, jika ujian nasional jadi dihapus, maka evaluasi harus kembali seperti yang sudah ditentukan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional di Pasal 57 dan 58.

Ada dua model evaluasi yang bisa dipakai. Pertama, kata Abduhzen, evaluasi hasil belajar yang dilakukan oleh guru atau sekolah. Kedua, evaluasi untuk pengendalian mutu nasional atau pemetaan yang dilakukan oleh lembaga independen, seperti BSNP.

Abduhzen menjelaskan, evaluasi hasil belajar bisa dilakukan melalui metode ujian dan non-ujian. Metode ujian dilakukan layaknya ujian sekolah yang berlangsung selama ini. Sedangkan metode non-ujian terprogram khusus, seperti perkuliahan. “Ketika semua SKS (satuan kredit semester) sudah lulus, anak bisa dianggap tamat,” ucapnya.

Ujian nasional selama ini dianggap sebagai cara untuk mengukur kondisi pendidikan nasional. Jika dihapus, pemetaan tak perlu dilakukan setiap tahun. Bahkan, kata dia, evaluasi belajar memungkinkan tidak melibatkan seluruh murid secara nasional, cukup dilakukan setiap 3-4 tahun sekali.

Pengamat pendidikan lainnya, Itje Chodijah, menyatakan pengganti ujian nasional bisa dilakukan dengan bermacam assessment. Misalnya, melakukan ujian dan observasi ketika anak-anak berdiskusi antar-sesama. “Ujian itu hanya salah satu dari assessment. Banyak caranya,” ucapnya.

Itje menuturkan, selama waktu belajar dengan siswa, guru mesti peka untuk mengevaluasi hasil belajar. Caranya bisa dengan bermain. Ketika bermain itulah guru melakukan observasi. Hal itu bisa dilakukan pada tiap pekan keempat pengajaran.

Pada tiga pekan sebelumnya, guru memberikan pemahaman mengenai topik bahasan. “Hasilnya nanti dikumpulkan sampai mereka akan beralih jenjang. Sekarang cara (evaluasinya) cuma ujian,” kata dia.

Berita lain terkait rencana penghapusan Ujian Nasional, bisa Anda simak di Tempo.co.

KORAN TEMPO

Berita terkait

Pesan Nadiem untuk Guru Penggerak: Bawa Obor Perubahan di Setiap Daerah

1 hari lalu

Pesan Nadiem untuk Guru Penggerak: Bawa Obor Perubahan di Setiap Daerah

Mendikbud Nadiem Makarim memberikan pesan kepada Guru Penggerak. Apa katanya?

Baca Selengkapnya

Nadiem Makarim: Perubahan dalam Merdeka Belajar Butuh Keberanian Besar

2 hari lalu

Nadiem Makarim: Perubahan dalam Merdeka Belajar Butuh Keberanian Besar

Dalam perayaan Hardiknas 2024, Mendikbudristek Nadiem Makarim mengungkapkan transformasi dalam kebijakan Merdeka Belajar butuh risiko dan keberanian besar.

Baca Selengkapnya

Puncak Hardiknas 2024, Nadiem Singgung 5 Tahun Perjalanan Merdeka Belajar

2 hari lalu

Puncak Hardiknas 2024, Nadiem Singgung 5 Tahun Perjalanan Merdeka Belajar

Perayaan Hardiknas 2024 bertepatan dengan peringatan gerakan Merdeka Belajar dari Kemendikbudristek.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, P2G Soroti Kebijakan Pendidikan Era Nadiem Makarim

2 hari lalu

Hardiknas 2024, P2G Soroti Kebijakan Pendidikan Era Nadiem Makarim

Mulai dari evaluasi Merdeka Belajar 26 episode hingga menagih janji Prabowo-Gibran, ini desakan dari P2G dalam Hardiknas 2024.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, JPPI Beberkan 8 Tantangan Program Merdeka Belajar

2 hari lalu

Hardiknas 2024, JPPI Beberkan 8 Tantangan Program Merdeka Belajar

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mendorong evaluasi program Merdeka Belajar dalam peringatan Hardiknas 2024.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

3 hari lalu

Hardiknas 2024: Jokowi dan Nadiem Makarim Sampaikan Pesan Ini

Apa pesan Presiden Jokowi dan Mendikburistek Nadiem Makarim dalam peringatan Hardiknas 2024?

Baca Selengkapnya

Sejarah Hari Pendidikan Nasional 2 Mei dan Tema Peringatan di 2024

3 hari lalu

Sejarah Hari Pendidikan Nasional 2 Mei dan Tema Peringatan di 2024

Hari Pendidikan Nasional menjadi salah satu hari bersejarah yang juga bertepatan dengan hari ulang tahun bapak pendidikan Ki Hajar Dewantara.

Baca Selengkapnya

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

3 hari lalu

Hardiknas 2024, Nadiem Makarim: Merdeka Belajar Munculkan Wajah Baru Pendidikan Indonesia

Mendikbudristek Nadiem Makarim menyebut kini wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sudah mulai terlihat berkat gerakan Merdeka Belajar.

Baca Selengkapnya

Gibran Ajak Perusahaan Sepatu Lokal Bantu Siswa Kurang Mampu

9 hari lalu

Gibran Ajak Perusahaan Sepatu Lokal Bantu Siswa Kurang Mampu

Wali Kota Surakarta Gibran Rakabuming Raka menggandeng perusahaan sepatu lokal membantu siswa kurang mampu dengan memberikan alas kaki sekolah.

Baca Selengkapnya

4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

16 hari lalu

4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

Soal kasus Kumba Digdowiseiso, begini poin seruan KIKA atas kasus pelanggaran akademik.

Baca Selengkapnya