Puncak Gerhana Matahari Cincin Mulai di Aceh, Berakhir di Kaltim

Kamis, 26 Desember 2019 07:34 WIB

Efek cincin saat berakhirnya gerhana matahari total do Madras, Oregon, 21 Agustus 2017. Courtesy Aubrey Gemignani/NASA/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) akan mengamati bersama publik di empat lokasi jalur Gerhana Matahari Cincin yang terjadi hari ini, Kamis, 26 Desember 2019. Tempatnya di Lottu dan Pandan (Sumatera Utara), Batam (Kepulauan Riau) dan Singkawang (Kalimantan Barat).

“Gerhana Matahari Cincin akan berlangsung di sebagian Sumatera dan Kalimantan. Waktu puncak Gerhana Matahari Cincin paling awal di Sabang, Aceh pukul 11.55 WIB dan berakhir di Tanjung Redeb, Kalimantan Timur pukul 14.10 WITA,” demikian keterangan Kedeputian Bidang Geofisika BMKG, Rabu, 25 Desember 2019,

Gerhana Matahari Cincin merupakan peristiwa terhalangnya hampir semua bagian tengah piringan Matahari oleh piringan Bulan. Sehingga puncak gerhana, Matahari terlihat dari Bumi seperti cincin.

Fakta menarik dari Gerhana Matahari Cincin 2019 adalah meskipun terjadi di suatu lokasi dapat diprediksi, peristiwa itu tidak berulang di lokasi tersebut. Lama fase puncak Gerhana Matahari Cincin yang terjadi hari ini adalah sekitar 3 menit 40 detik, dengan durasi globalnya 5 jam 35 menit 58 detik.

BMKG di Banda Aceh, Medan, Padang Panjang, Kepahiang, Tanjung Pandan, Kotabumi, Serang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Kepanjen, Denpasar juga menggelar pengamatan bersama di daerahnya. Begitu pun di Mataram, Waingapu, Kupang, Makassar, Gowa, Palu, Manado, Ternate, Ambon, dan Jayapura.

“Masyarakat bisa bergabung untuk ikut menyaksikan peristiwa alam yang menarik tersebut,” kata peneliti astronomi BMKG Rukman Nugraha, 16 Desember 2019.

Menurut Rukman, tim BMKG akan melakukan pengamatan waktu setiap fase gerhana dan kecerlangan langit saat gerhana terjadi. “Selain itu akan diamati juga fenomena geofisika serta meteorologi saat gerhana terjadi,” ujarnya.

Fase Gerhana Matahari Cincin adalah kontak pertama, saat tepi depan Bulan (tepi barat) terlihat tepat menyentuh tepi timur Matahari untuk pertama kalinya. Kontak kedua, saat tepi belakang Bulan (tepi timur) menyentuh tepi timur Matahari sentral (total atau cincin).

Kemudian fase puncak gerhana cincin, Bulan menutupi seluruh Matahari. Setelah itu, akan terjadi kontak ketiga, saat tepi depan Bulan (barat) meninggalkan tepi barat Matahari, mengakhiri gernaha Matahari sentral dan kembalinya gerhana sebagian.

Kontak keempat, saat tepi belakang Bulan (timur) meninggalkan tepi barat Matahari, sehingga Bulan sama sekali tidak lagi menutupi Matahari dan gerhana berakhir.

“Banyak warga dari belahan dunia lain yang ingin menyaksikan Gerhana Matahari Cincin. Tak hanya itu, fenomena ini juga dapat menjadi daya tarik bagi astronom, ilmuwan bidang sains antariksa untuk melakukan pengamatan dan pengukuran seperti apa pengaruh Matahari cincin ke Bumi,” demikian tertulis dalam keterangan pers BMKG.

Berita terkait

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

6 jam lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

8 jam lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

9 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

16 jam lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

23 jam lalu

Di Daratan Asia Gelombang Panas, BMKG: Indonesia Suhu Panas Biasa

Suhu panas muncul belakangan ini di Indonesia, setelah sejumlah besar wilayah daratan benua Asia dilanda gelombang panas (heat wave) ekstrem.

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

1 hari lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Laut Jawa dan Samudra Hindia

Potensi gelombang tinggi di beberapa wilayah Indonesia dapat berisiko terhadap keselamatan pelayaran.

Baca Selengkapnya

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

1 hari lalu

Dasarian Pertama Mei, Hujan Diprediksi Berkurang di Separuh Wilayah Jawa Barat

Stasiun Klimatologi BMKG Jawa Barat memprakirakan 52,1 persen wilayah berkategori hujan rendah.

Baca Selengkapnya

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

2 hari lalu

4 Kali Gempa Menggoyang Garut dari Berbagai Sumber, Ini Data BMKG

Garut dan sebagian wilayah di Jawa Barat kembali digoyang gempa pada Rabu malam, 1 Mei 2024. Buat Garut ini yang keempat kalinya sejak Sabtu lalu.

Baca Selengkapnya

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

2 hari lalu

BPBD Kabupaten Bandung Telusuri Informasi Kerusakan Akibat Gempa Bumi M4,2 dari Sesar Garsela

Gempa bumi M4,2 mengguncang Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut. BPBD Kabupaten Bandung mengecek informasi kerusakan akibat gempa.

Baca Selengkapnya

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

2 hari lalu

Gempa Magnitudo 4,2 di Kabupaten Bandung Diikuti Dua Lindu Susulan

BMKG melaporkan gempa berkekuatan M4,2 di Kabupaten Bandung. Ditengarai akibat aktivitas Sesar Garut Selatan. Tidak ada laporan kerusakan.

Baca Selengkapnya