2 Tips dari Forum Harimaukita untuk Menghindari Serangan Harimau

Reporter

Antara

Editor

Yudono Yanuar

Selasa, 31 Desember 2019 12:44 WIB

Harimau Sumatera dan tiga anaknya melintas di depan kamera tersembunyi yang dipasang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan bersama WWF pada 2015-2017. (dok. KLHK/WWF)

TEMPO.CO, Jakarta - Manusia yang tinggal di dekat habitat satwa seperti harimau harus mulai belajar untuk hidup berdampingan guna menghindari konflik manusia dan satwa, kata Ketua Forum Harimaukita Ahmad Faisal.

"Harimau, misalnya, tadinya punya kawasan yang merupakan hutan semua tapi kemudian kita buka. Satu-satunya yang harus dilakukan masyarakat adalah harus mengakui eksistensi mereka (hewan) di situ," kata Faisal ketika dihubungi dari Jakarta, Senin, 30 Desember 2019.

Masyarakat, ujar ketua forum kolaborasi konservasi harimau Sumatera itu, jangan selalu panik dan ingin memindahkan hewan dari habitat asli mereka karena semakin sedikit wilayah jelajah mereka.

Menurut dia, harimau sebenarnya cenderung menghindari aktivitas besar yang tidak nyaman untuk mereka.

Faizal memberikan 2 tips bagi masyarakat yang tinggal di dekat dengan area habitat harimau agar terhindari dari konflik dengan harimau.

Pertama, harus melakukan penyesuaian seperti tidak beraktivitas setelah matahari terbenam. Hal itu dikarenakan hewan predator itu mulai aktif setelah senja dan akan mencari mangsa di sekitar wilayah jelajahnya, kata Faizal.

Tips kedua, masyarakat juga harus membiasakan diri untuk berpergian secara kelompok jika berada di dekat area jelajah harimau untuk berburu mencari mangsa.

Peristiwa penyerangan harimau terakhir terjadi di Muara Enim, Jumat malam, 27 Desember 2019. Serangan terjadi sekitar 100 meter dari pemukiman dan berada di luar hutan lindung.

Direktur Jenderal Konservasi dan Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Wiratno mengatakan dengan semakin banyaknya wilayah terbuka, dibandingkan hutan tertutup yang menjadi habitat harimau Sumatera, maka frekuensi pertemuan manusia dengan hewan yang terancam punah itu akan semakin tinggi.

"Pakannya harimau atau rantai pasokan makanannya itu tidak boleh terganggu. Kalau terganggu, misalnya ada perburuan terhadap makanan harimau seperti rusa, kancil dan babi hutan, akan tidak seimbang antara populasi harimau di situ dan makanannya," kata Wiratno.

KLHK saat ini berencana memperbanyak pasokan pangan untuk harimau dengan membiakkan rusa yang akan dilepas di hutan tempat wilayah jelajah hewan harimau sumatera agar tidak masuk ke dekat wilayah tinggal warga.

Berita terkait

Orangutan Ini Obati Sendiri Lukanya dengan Daun Akar Kuning, Bikin Peneliti Penasaran

1 jam lalu

Orangutan Ini Obati Sendiri Lukanya dengan Daun Akar Kuning, Bikin Peneliti Penasaran

Seekor orangutan di Suaq Belimbing, Aceh Selatan, menarik perhatian peneliti karena bisa mengobati sendiri luka di mukanya dengan daun akar kuning

Baca Selengkapnya

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

10 hari lalu

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

Saat ini kejahatan perdagangan satwa dilindungi kerap dilakukan melalui media online.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

10 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

10 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

16 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

25 hari lalu

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

Temuan individu baru badak Jawa menambah populasi satwa dilindungi tersebut di Taman Nasional Ujung Kulon. Beragam ancaman masih mengintai.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

25 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

Selama tiga hari terakhir, bersamaan dengan mudik lebaran, 11 stasiun pemantau kualitas udara Jakarta dan sekitarnya mencatat membaiknya level ISPU.

Baca Selengkapnya

Turut Dipicu Pasar Tumpah, Tambahan Sampah H-1 Lebaran di Depok Bisa Mencapai 180 Ton

25 hari lalu

Turut Dipicu Pasar Tumpah, Tambahan Sampah H-1 Lebaran di Depok Bisa Mencapai 180 Ton

Sampah di Depok diprediksi bertambah hingga 180 ton dari hari biasa pada malam Lebaran. Muncul dari pasar tumpah.

Baca Selengkapnya

KLHK: Ada Potensi Sampah 58 Juta Kilogram dari 2 Minggu Arus Mudik dan Balik Lebaran

28 hari lalu

KLHK: Ada Potensi Sampah 58 Juta Kilogram dari 2 Minggu Arus Mudik dan Balik Lebaran

KLHK menghitung potensi sampah hingga 58 juta kilogram dari mobilitas 193,6 juta penduduk dalam periode dua minggu arus mudik dan balik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Kena Getah Penambangan Ilegal di IKN

32 hari lalu

Kena Getah Penambangan Ilegal di IKN

KLHK menjatuhkan denda Rp 1,34 miliar kepada pemilik konsesi PT Mandiri Sejahtera Energindo di areal IKN. Penambangan diduga dilakukan pihak lain.

Baca Selengkapnya