Ada Kesalahan, Pemenang Nobel Frances Arnold Tarik Penelitiannya

Senin, 6 Januari 2020 12:04 WIB

Pemenang Hadiah Nobel Kimia 2018 Frances H. Arnold. Kredit: Claudio Bresciani/TT/AP

TEMPO.CO, Jakarta - Pemenang Hadiah Nobel Frances Arnold mengakui bahwa dia tidak melakukan pekerjaannya dengan baik setelah makalah ilmiah yang diterbitkan tahun lalu ditarik kembali. Arnold memenangkan Hadiah Nobel untuk bidang kimia pada tahun 2018 untuk evolusi enzim yang diarahkan.

Dalam serangkaian tweet pada 2 Januari, ia mengungkapkan bahwa sebuah makalah yang berbeda, yang diterbitkan Mei 2019, telah ditarik dari majalah Science yang sangat dihormati.

"Untuk tweet terkait pekerjaan pertama saya tahun 2020, saya benar-benar kecewa untuk mengumumkan bahwa kami telah menarik kembali makalah tahun lalu tentang sintesis enzim beta-laktam," demikian tweet Arnold, seperti dikutip Daily Mail, baru-baru ini.

Menurut Arnold, pekerjaan itu belum bisa direproduksi. Memang menyakitkan untuk mengakuinya, tapi penting untuk melakukannya. "Saya minta maaf kepada semua. Saya agak sibuk ketika ini disampaikan, dan tidak melakukan pekerjaan saya dengan baik," tutur Arnold.

Makalah berjudul “Site-selective enzymatic C-H amidation for synthesis of diverse lactams" itu diterbitkan bersama rekan penulis Zhi-Jun Jia dan Inha Cho. Di dalam jurnal ditulis bahwa upaya untuk mencoba dan mereproduksi karya Arnold, Jia dan Cho telah gagal, pada dasarnya membuktikannya salah.

Advertising
Advertising

"Upaya mereproduksi pekerjaan itu menunjukkan bahwa enzim tidak mengkatalisasi reaksi dengan aktivitas dan selektivitas diklaim," demikian catatan itu berbunyi.

"Pemeriksaan cermat terhadap buku catatan laboratorium penulis pertama kemudian mengungkapkan entri kontemporer dan data mentah yang hilang untuk eksperimen utama. Oleh karena itu penulis menarik kembali makalah tersebut."

Namun, para ilmuwan lain cepat memuji Arnold, yang bekerja di Institut Teknologi California dan duduk di dewan direksi di perusahaan induk Google Alphabet, karena mengakui kesalahannya.

"Kadang-kadang sesuatu tampak berhasil, namun ternyata tidak. Sains harus menjadi proses, bukan pemenang yang memenangkan segalanya apapun biayanya," tulis Profesor Lee Cronin dari Universitas Glasgow di Skotlandia. "Pengusaha didorong untuk gagal dengan baik, tapi dalam sains itu masih tabu. Saya berharap ketika saya terpeleset saya bisa melakukannya dengan terbuka dan baik."

Sedangkan ilmuwan India Anmol Kilkarni juga memuji Arnold atas kejujurannya. "Melihat tweet peraih Nobel tentang pencabutan karya penelitian mengajarkan betapa pentingnya bagi para ilmuwan untuk jujur tentang data mereka," tweetnya. "Untuk orang sepertiku yang baru memulai di bidang penelitian, tindakanmu mengajarkan pelajaran penting."

CTVNEWS | DAILY MAIL

Berita terkait

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

1 hari lalu

Kenapa Orang Suka Aroma Bayi? Ini Penjelasan Ilmiahnya

Cairan amnion dan substansi seperti verniks caseosa berperan dalam menciptakan aroma bayi yang khas.

Baca Selengkapnya

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

4 hari lalu

159 Tahun Cornell University, Lahirkan 62 Pemenang Nobel

Cornell University di Ithaca, New York, AS telah menghasilkan 62 pemenang nobel dari alumninya. Usia kampus ini 159 tahun.

Baca Selengkapnya

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

7 hari lalu

Kelebihan Punya Tinggi Badan Menjulang Menurut Penelitian

Selain penampilan, orang tinggi diklaim punya kelebihan pada kesehatan dan gaya hidup. Berikut keuntungan memiliki tinggi badan di atas rata-rata.

Baca Selengkapnya

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

7 hari lalu

Selain Tikus, Inilah 4 Hewan yang Kerap Dijadikan Percobaan Penelitian

Berikut beberapa hewan yang kerap dijadikan hewan percobaan dalam penelitian:

Baca Selengkapnya

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

15 hari lalu

Begini Cara Menulis Artikel Ilmiah di Jurnal Terindeks Scopus

Jurnal terindeks Scopus menjadi salah satu tujuan para peneliti di Indonesia untuk mempublikasikan artikel ilmiah atau penelitiannya, bagaimana cara menulis artikel ilmiah yang terindeks scopus?

Baca Selengkapnya

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

23 hari lalu

Monash University Gelar World Health Summit, Demam Berdarah Hingga Penelitian Soal Obat Jadi Bahasan

World Health Summit akan pertama kali digelar di Monash University. Ada beberapa tema yang akan dibahas oleh peneliti, salah satunya, demam berdarah

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

29 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

36 hari lalu

Publikasi Ilmiah Senasib Gunung Padang dan SNBP 2024 di Top 3 Tekno Berita Terkini

Seperti situs Gunung Padang, ada banyak laporan penelitian yang pernah dicabut dari jurnal ilmiah internasional. Cek asal negaranya yang terbanyak.

Baca Selengkapnya

Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

37 hari lalu

Heboh Pencabutan Artikel Gunung Padang, Dua Negara Ini Catat Skor Tertinggi Penarikan Makalah di Jurnal

Pencabutan artikel Gunung Padang pada 18 Maret 2024 didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

37 hari lalu

Pencabutan Publikasi Penelitian Gunung Padang Tidak Sendiri, Ada 10.000 Lebih Makalah Ditarik pada 2023

Pencabutan publikasi penelitian Gunung Padang didahului investigasi oleh penerbit bersama pemimpin redaksi jurnal.

Baca Selengkapnya