BMKG Jelaskan Sebab Bolak-balik Peringatan Dini Hujan Ekstrem

Rabu, 22 Januari 2020 18:23 WIB

Sejumlah mobil terendam air ketika banjir melanda Perumahan Jati Bening Permai, Bekasi, Rabu, 1 Januari 2020. Hujan lebat yang mengguyur Jakarta, Depok, Tangerang, dan Bekasi sejak malam hari menyebabkan sejumlah tempat di wilayah itu terendam air. ANTARA/Saptono

TEMPO.CO, Bandung - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) tercatat mengeluarkan peringatan dini akan potensi terjadinya hujan ekstrem di Jakarta maupun daerah-daerah tertentu secara sporadis. Intensitas hujan yang tidak merata wilayah maupun hari kejadiannya sepanjang musim hujan ini dianggap sebagai penyebab.

Adapun penyebab dari intensitas dan hari kejadian yang tidak merata itu adalah tak terlalu berpengaruhnya kondisi dinamika atmosfer skala global dan regional terhadap peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia. El Nino, misalnya, berstatus normal hingga lemah, sedang dipole mode berstatus netral, MJO dalam fase kering, serta Monsun Asia dalam kondisi normal.

"Saat ini yang paling berperan dalam pembentukan hujan di wilayah Indonesia adalah justru adanya pengaruh lokal," kata Kepala Bidang Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG, Miming Saepudin, saat dihubungi Rabu, 22 Januari 2020.

Pengaruh lokal itu, dijelaskan Miming, meliputi suhu muka laut yang relatif hangat. Selain adanya pola siklonik yang membentuk konvergensi di beberapa wilayah dan tingkat labilitas udara lokal yang signifikan. "Melihat kondisi dinamika atmosfer seperti itu, secara tidak langsung menyebabkan pola kejadian hujan di wilayah Indonesia relatif tidak merata,"
katanya.

Adapun hujan ekstrem yang terjadi seperti beberapa waktu lalu di Jabodetabek juga Banten, Miming mengatakan, karena adanya kompilasi atau kombinasi kondisi dinamika atmosfer yang terjadi bersamaan. Monsun Asia yang diidentifikasi menyebabkan adanya seruak angin dingin dari Asia meningkatkan massa udara basah dan awan hujan, kemudian ada kombinasi gelombang atmosfer yang aktif di wilayah Indonesia yaitu Gelombang Rosby Ekuatorial.

"Sehingga terjadi peningkatan konvektivitas udara, selain itu diidentifikasi adanya pola konvergensi angin yang turut meningkatkan potensi awan hujan," ujarnya sambil menambahkan, puncak musim hujan diprediksikan Februari-Maret 2020.

Advertising
Advertising

Kepala BMKG Bandung Tony Agus Wijaya mengatakan terdapat gangguan regional berupa adanya siklon tropis Claudia di tenggara Pulau Jawa pada pekan lalu. Ini menyebabkan hujan yang seharusnya merata di Bandung menjadi bersifat lokal karena sisanya jatuh di sekitar pesisir selatan atau di laut. "Sirkulasi angin terganggu di Pulau Jawa, termasuk Jawa Barat dan Bandung," ujarnya, Rabu 22 Januari 2020.

Berita terkait

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

2 jam lalu

Warga Jawa Barat Rasakan 6 Gempa Sepanjang April 2024, Sebenarnya Terjadi 106 Kali

BMKG mencatat 106 kali gempa di Jawa Barat pada April 2024. Dari 6 guncangan yang terasa, gempa Garut M6,2 jadi yang paling besar.

Baca Selengkapnya

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

3 jam lalu

Masuk Awal Kemarau, Suhu Panas di Indonesia Masih Siklus Normal

BMKG memastikan suhu panas di Indonesia masih bagian dari kondisi tahunan, seperti kemarau, bukan akibat heatwave.

Baca Selengkapnya

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

4 jam lalu

Selalu Disebut Dalam Prakiraan Cuaca BMKG, Apa Beda Hujan Ringan, Sedang, dan Berat?

BMKG memprakirakan kondisi cuaca suatu area berdasarkan data numerik. Hujan ringan, sedang, dan lebat dibedakan berdasarkan intensitas airnya.

Baca Selengkapnya

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

4 jam lalu

Prakiraan Cuaca BMKG: Cuaca Jakarta Waspada Potensi Hujan Disertai Petir

Prakiraan cuaca BMKG memperkirakan cuaca Jakarta hari ini cerah berawan dan hujan ringan. Sebagian wilayah waspada potensi hujan disertai petir.

Baca Selengkapnya

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

11 jam lalu

Suhu Panas, BMKG: Suhu Udara Bulan Maret 2024 Hampir 1 Derajat di Atas Rata-rata

Suhu panas yang dirasakan belakangan ini menegaskan tren kenaikan suhu udara yang telah terjadi di Indonesia. Begini data dari BMKG

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

18 jam lalu

Fakta-fakta Hawa Panas di Indonesia Menurut BMKG

Menurut Deputi Meteorologi BMKG, Guswanto, fenomena hawa panas memiliki karakteristik yang berbeda dan tak memenuhi kriteria sebagai gelombang panas.

Baca Selengkapnya

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

20 jam lalu

BMKG Jelaskan Heatwave di Asia dan Suhu Panas Maksimum di Sumatera Utara

Fenomena gelombang panas (heatwave) seperti yang baru saja membekap wilayah luas di daratan Asia terjadi karena terperangkapnya udara panas

Baca Selengkapnya

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

21 jam lalu

BMKG: Potensi Gelombang Tinggi Hingga 2,5 Meter di Sejumlah Perairan Indonesia

Masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada.

Baca Selengkapnya

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

21 jam lalu

Mentan Amran Genjot Produksi di NTB Melalui Pompanisasi

Kekeringan El Nino sudah overlap dan harus waspada.

Baca Selengkapnya

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

1 hari lalu

Peringatan Dini BMKG: Sejumlah Provinsi Berpotensi Hujan Lebat Disertai Petir

Potensi hujan signifikan terjadi karena kontribusi dari aktivitas Madden Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin dan Rossby Equatorial.

Baca Selengkapnya