Lapan Kritik Modifikasi Cuaca Hujan Ekstrem, Ini Jawab BPPT

Reporter

Tempo.co

Sabtu, 25 Januari 2020 09:48 WIB

Operasi TMC atau hujan buatan. Kredit: BBTMC BPPT

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca di Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Tri Handoko Seto membenarkan bahwa awan penyebab curah hujan ekstrem biasanya berupa awan kumulonimbus (Cb) yang menjulang tinggi. Bahkan bisa sekumpulan awan kumulonimbus yang dikenal dengan Super Cloud Cluster. "Tetapi jika ditelisik kluster awan seperti itu terdiri atas beberapa yang bisa saja berupa awan rendah hingga kumulonimbus," katanya lewat keterangan tertulis, Jumat malam 24 Januari 2020.

Tri menanggapi kritik yang datang dari Ketua Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) Thomas Djamaluddin tentang efektivitas pelaksanaan modifikasi cuaca untuk mitigasi bencana banjir karena hujan ekstrem di Jakarta dan sekitarnya. Dalam kritik yang disampaikannya di diskusi di Gedung BPPT pada pagi sebelumnya, Thomas menyampaikan misi modifikasi cuaca itu tak efektif selain membahayakan misi itu sendiri.

Dari kiri: Kepala Balai Besar Teknologi Modifikasi Cuaca BPPT Tri Handoko Seto, Pakar Iklim dan Cuaca ITB Armi Susandi, Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dan sebagai moderator Perekayasa Senior BPPT Andi Eka Sakya dalam Focus Group Discussion bertema "Penguatan Ekosistem Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) Mitigasi Banjir Jabodetabek" di Gedung II BPPT, Jakarta Pusat, Jumat, 24 Januari 2020. TEMPO/Khory

Menurut Thomas, membuat hujan buatan hanya memiliki manfaat yang cukup efektif saat diterapkan pada masa pancaroba dengan kondisi awan yang minim. Satu dari empat alasan yang disodorkan adalah jenis awan yang dihadapi tim jauh berbeda. Awan penyebab hujan ekstrem di musim hujan dijelaskannya adalah awan cumulonimbus yang umumnya berupa gugusan besar, bahkan tergolong raksasa, menjulang lebih dari tujuh kilometer dengan mekanisme updraft yang sangat kuat.

Menjawab itu, Tri menyatakan bahwa tim pemodifikasi cuaca bekerja sebisa mungkin pada awan yang sedang fase tumbuh sebelum matang menjadi gugusan raksasa yang menjulang tinggi. Tentang proses pertumbuhan awan kumulonimbus itu dan bagaimana bahan semai masuk dan menyebar ke hampir seluruh bagian awan disebutnya sudah banyak dipahami ahli meteorologi.

Advertising
Advertising

"Jika tidak berhati-hati dan berpengalaman maka penyemaian pada awan Kumulonimbus memang sangat berbahaya. Tapi tim TMC Nasional telah memiliki teknik penerbangan penyemaian pada awan Cu aktif," katanya lagi. Seandainyapun awan sudah tumbuh menjadi kumulonimbus, dia menambahkan, "Pada batas tertentu Tim TMC masih mampu melakukan penyemaian pada titik-titik yang aman menurut pengamatan dan perhitungan kru pesawat."

Menyadari kompleksitas teknologi modifikasi cuaca itulah, Tri menerangkan, diskusi telah digelar pada Jumat pagi di mana Thomas mengungkap sejumlah catatan kritisnya. Tujuan diskusi, kata Tri, memang untuk memperkuat ekosistem guna meningkatkan efektifitas dan efisiensi TMC. Tri mencontohkan, diperlukan dukungan prediksi cuaca yang makin akurat dan terkuantifikasi dengan baik agar efektivitas modifikasi cuaca semakin baik pula.

Selain juga dukungan armada. Tri membandingkan dengan metode penggunaan roket atau altileri sebagaimana dilakukan oleh Cina. "Atau mungkin penggunaan pesawat tanpa awak," katanya.

Berita terkait

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

14 jam lalu

Jokowi Kesal Indonesia Banjir Impor Perangkat Teknologi: Kenapa Kita Diam?

Jokowi mengatakan CEO dari perusahaan teknologi global, yakni Tim Cook dari Apple dan Satya Nadela dari Microsoft telah bertemu dengan dia di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BNPB Salurkan Dana Siap Pakai Rp 2,5 Miliar untuk Banjir di Sulawesi Selatan

20 jam lalu

BNPB Salurkan Dana Siap Pakai Rp 2,5 Miliar untuk Banjir di Sulawesi Selatan

BNPB menyalurkan dana siap pakai sebesar Rp 2,15 miliar kepada Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan untuk penanganan darurat banjir dan tanah

Baca Selengkapnya

BNPB Kirim Helikopter dan Pesawat Caravan untuk Bantu Korban Banjir di Sulawesi Selatan

21 jam lalu

BNPB Kirim Helikopter dan Pesawat Caravan untuk Bantu Korban Banjir di Sulawesi Selatan

BNPB minta masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi curah hujan, khususnya pada wilayah yang masih terdampak banjir dan tanah longsor.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir Wajo Renggut Satu Warga

23 jam lalu

BNPB: Banjir Wajo Renggut Satu Warga

Lebih dari 3.800 unit rumah terdampak banjir di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

1 hari lalu

Dua Dusun Sempat Terisolir Banjir di Kabupaten Enrekang, BNPB Ingatkan Risiko Longsor Susulan

Banjir dan longsor melanda Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, sejak Jumat dinihari lalu. Diipicu hujan intensitas tinggi pada 04.00 WITA.

Baca Selengkapnya

BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Dua Dusun Masih Terisolir

1 hari lalu

BNPB: Banjir dan Longsor di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan, Dua Dusun Masih Terisolir

Berdasarkan informasi BNPB, dua desa masih terisolir akibat banjir dan longsor di Kabupaten Enrekang, Provinsi Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

1 hari lalu

Zero Delta Q Akan Jadi Gagasan Indonesia di World Water Forum ke-10, Apa Itu?

Indonesia akan mengusulkan penerapan kebijakan Zero Delta Q sebagai solusi pengendalian banjir dalam World Water Forum ke-10.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

2 hari lalu

Terpopuler: Perjalanan Bisnis Sepatu Bata hingga Tutup Pabrik, Kawasan IKN Kebanjiran

Terpopuler: Perjalanan bisnis sepatu Bata yang sempat berjaya hingga akhirnya tutup, kawasan IKN kebanjiran.

Baca Selengkapnya

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

3 hari lalu

Banjir Selutut Orang Dewasa Menggenangi Sepaku, Begini Penjelasan Otorita IKN

Juru Bicara Otorita IKN Troy Pantouw membenarkan banjir menggenangi Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Kaltim, Jumat, 3 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

3 hari lalu

Banjir dan Longsor di Kabupaten Luwu Menewaskan 14 Warga

Kabupaten Luwu turut dilanda banjir dan longsor akibat hujan sejak Jumat dinihari, 3 Mei 2024. BNPB melaporkan 14 warga lokal meninggal dunia.

Baca Selengkapnya