Cari Penangkal, Ilmuwan Australia Bikin Salinan Virus Corona

Jumat, 31 Januari 2020 06:10 WIB

Ilmuwan Doherty Institute, Julian Druce, merayakan penemuan penggandaan virus Corona yang diciptakan di laboratorium.[ABC/Loretta Florance]

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah terobosan besar telah dilakukan dalam perang melawan virus corona. Ilmuwan Australia mengembangkan versi virus yang dijuluki 2019-nCoV itu di laboratoriumnya dengan tujuan untuk membuat penangkalnya atau vaksin.

Para ahli di Melbourne's Peter Doherty Institute for Infection and Immunity menjadi laboratorium ilmiah pertama di dunia di luar Cina yang menyalin virus. Mereka menggambarkannya sebagai game changer yang akan membantu para ilmuwan lain menentukan apakah vaksin efektif untuk pengobatan virus asal Wuhan, Cina, itu.

Mike Catton, wakil direktur Doherty Institute, menjelaskan bahwa timnya
menumbuhkan virus dari seorang pasien yang telah terinfeksi di Australia. "Kami mendapatkannya. Fantastis," ujarnya seperti dikutip laman ABC, baru-baru ini.

Mereka sekarang akan membaginya dengan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) di Eropa, yang pada gilirannya akan membaginya dengan laboratorium di seluruh dunia--termasuk yang dari Queensland--yang terlibat perlombaan di seluruh dunia untuk mengembangkan vaksin.

Terobosan ini juga akan memungkinkan peneliti mengembangkan tes untuk mengidentifikasi orang yang mungkin terinfeksi virus, bahkan sebelum mereka menunjukkan gejala apa pun. Menurut Cotton, apa yang dilakukannya adalah hal yang sangat penting.

Advertising
Advertising

"Penemuan itu sangat penting dan akan menjadi bagian penting menunjukkan apakah vaksin berfungsi, para ilmuwan dapat menguji setiap vaksin potensial terhadap versi penyakit yang ditumbuhkan di laboratorium," kata Cotton.

Saat ini di Australia, pasien dengan gejala 2019-nCoV awal menjalani tes di rumah sakit. Kemudian sampel dikirim ke Doherty Institute, satu-satunya laboratorium di Australia yang dapat menguji sampel untuk kedua kalinya dan memberikan jawaban 100 persen tentang apakah seseorang terinfeksi atau tidak.

Pemimpin ilmuwan Doherty Institute, Julian Druce, menggambarkannya sebagai perkembangan yang signifikan dalam pemahaman global tentang virus, dan untuk respons terhadapnya. "Ini akan menjadi game changer untuk laboratorium lain di Australia," tutur Druce.

Menumbuhkan virus juga akan membantu para ahli lebih memahami tentang bagaimana virus yang dianggap mirip dengan SARS itu berperilaku.

Doherty Institute adalah lab kedua di dunia yang menyalin penyakit itu. Sebuah laboratorium di Cina adalah yang pertama, tetapi tidak berbagi penemuannya dengan WHO. Namun, lab yang sama merilis gambar dari urutan genetik penyakit, yang membantu para ilmuwan di Institut Doherty menyalinnya.

Druce mengatakan para ilmuwan di institut itu telah bekerja keras untuk memahami lebih banyak tentang penyakit itu, yang telah merenggut setidaknya 170 nyawa di Cina dan menginfeksi 7.783 orang lainnya di seluruh dunia . "Sudah (bekerja) 10-12 jam sehari, jam 2 pagi (waktu setempat) selesai, jadi sudah cukup penuh (waktunya)," katanya.

Selain itu, Druce berujar, para ilmuwan di tempatnya telah merancang dan merencanakan latihan seperti itu selama bertahun-tahun. "Inilah yang dibangun untuk Doherty Institute," lanjutnya. "Itulah mengapa kita bisa mendapatkan jawaban mulai Jumat hingga (Rabu) diagnosis, deteksi, pengurutan, dan isolasi."

ABC

Berita terkait

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

8 hari lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

55 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

56 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

7 Maret 2024

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?

Baca Selengkapnya

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.

Baca Selengkapnya

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

12 Januari 2024

Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

Para ilmuwan menyimpulkan fosil New Mexico adalah spesies Tyrannosaurus baru.

Baca Selengkapnya

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

10 Januari 2024

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

Rata-rata pada tahun 2023 suhu bumi lebih panas 1,48 derajat Celcius dibandingkan periode pra-industri pada tahun 1850-1900.

Baca Selengkapnya