Buaya Terjerat Ban Bekas Empat Tahun, KLHK Kirim Tim Khusus

Reporter

Antara

Senin, 3 Februari 2020 04:00 WIB

Seekor buaya liar yang terjerat ban sepeda motor saat muncul ke permukaan sungai di Palu, Sulawesi Tengah, Ahad, 2 Februari 2020. BKSDA Sulawesi Tengah akan melakukan langkah penyelamatan dengan membentuk dan menurunkan tim khusus untuk melakukan proses penyelamatan pada pekan ini. ANTARA/Mohamad Hamzah

TEMPO.CO, Palu - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah menghentikan sayembara penyelamatan buaya terjerat ban bekas di Sungai Palu, Minggu 2 Februari 2020. Alasannya, sayembara yang sudah berusia berhari-hari itu tak mendapat respons serius dari masyarakat.

''Ia sayembaranya kami tutup,'' kata Kepala BKSDA Sulawesi Tengah, Hasmuni Hasmar, saat mengunjungi Sungai Palu, lokasi buaya berkalung ban tersebut kerap muncul.

Hasmuni menambahkan, BKSDA akan mengambil langkah lain untuk tetap berupaya menyelamatkan si buaya. Di antaranya menerima tim khusus dari Direktorat Jenderal Konservasi Keanekaragaman Hayati, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), yang akan datang dari Jakarta.

"Pokoknya BKSDA tidak akan menyerah. Tim yang dibentuk dan peralatannya telah disiapkan,'' kata dia. Rencananya, tim khusus akan turun ke Sungai Palu pada Selasa 4 Februari mendatang setelah sehari sebelumnya melakukan koordinasi.

Seekor buaya liar yang terjerat ban sepeda motor bekas saat muncul ke permukaan sungai di Palu, Sulawesi Tengah, Ahad, 2 Februari 2020. Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi Tengah menutup sayembara penyelamatan sang buaya karena sepi peminat. ANTARA/Mohamad Hamzah

Family Reptiler Tadulako (FARTA), komunitas pecinta reptil di Kota Palu, berharap buaya bisa segera dibebaskan dari jerat ban motor bekas itu. Mereka khawatir ban bekas itu semakin menjerat buaya tersebut setelah selama hampir empat tahun. "Semoga evakuasinya bisa berjalan lancar," kata Gunanta, pendiri Farta, Jumat.

Menurut Gunanta, sebelumnya sudah banyak upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan buaya tersebut namun tidak pernah berhasil. Alasannya, peralatan tidak memadai. Selain sifat asli buaya yang disebutnya pemalu dan sangat sulit untuk didekati.

FARTA berharap jika evakuasi mengeluarkan ban bekas motor dari badan buaya tersebut berhasil, hewan reptil ini dilepas kembali di Sungai Palu.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

10 hari lalu

Tersangka Kasus Perdagangan Satwa Dilindungi di Makassar Segera Jalani Persidangan

Saat ini kejahatan perdagangan satwa dilindungi kerap dilakukan melalui media online.

Baca Selengkapnya

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

10 hari lalu

Masukkan Sektor Laut Dalam Second NDC, KLHK: Ekosistem Pesisir Menyerap Karbon

KLHK memasukkan sektor kelautan ke dalam dokumen Second NDC Indonesia. Potensi mangrove dan padang lamun ditonjolkan.

Baca Selengkapnya

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

10 hari lalu

Kurangi Emisi Gas Rumah Kaca, KLHK Prioritaskan Pembatasan Gas HFC

Setiap negara bebas memilih untuk mengurangi gas rumah kaca yang akan dikurangi atau dikelola.

Baca Selengkapnya

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

16 hari lalu

Ditarget Rampung Tahun Ini, Begini RUU KSDAHE Beri Ruang Dukungan untuk Konservasi Internasional

Rancangan Undang-undang tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya atau RUU KSDAHE ditarget segera disahkan pada tahun ini.

Baca Selengkapnya

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

22 hari lalu

Konflik Buaya dan Manusia Tinggi, BBKSDA NTT Desak Pemulihan Hutan Mangrove

Sepanjang tahun lalu, 5 warga Timor mati digigit buaya dan 10 luka-luka. Tahun ini sudah satu orang yang tewas.

Baca Selengkapnya

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

25 hari lalu

Temuan Baru Anak Badak Jawa di Ujung Kulon, KLHK: Masih Banyak Ancaman

Temuan individu baru badak Jawa menambah populasi satwa dilindungi tersebut di Taman Nasional Ujung Kulon. Beragam ancaman masih mengintai.

Baca Selengkapnya

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

25 hari lalu

Kualitas Udara Jakarta dan Sekitarnya Membaik, Gara-gara Mudik Lebaran?

Selama tiga hari terakhir, bersamaan dengan mudik lebaran, 11 stasiun pemantau kualitas udara Jakarta dan sekitarnya mencatat membaiknya level ISPU.

Baca Selengkapnya

Turut Dipicu Pasar Tumpah, Tambahan Sampah H-1 Lebaran di Depok Bisa Mencapai 180 Ton

25 hari lalu

Turut Dipicu Pasar Tumpah, Tambahan Sampah H-1 Lebaran di Depok Bisa Mencapai 180 Ton

Sampah di Depok diprediksi bertambah hingga 180 ton dari hari biasa pada malam Lebaran. Muncul dari pasar tumpah.

Baca Selengkapnya

KLHK: Ada Potensi Sampah 58 Juta Kilogram dari 2 Minggu Arus Mudik dan Balik Lebaran

28 hari lalu

KLHK: Ada Potensi Sampah 58 Juta Kilogram dari 2 Minggu Arus Mudik dan Balik Lebaran

KLHK menghitung potensi sampah hingga 58 juta kilogram dari mobilitas 193,6 juta penduduk dalam periode dua minggu arus mudik dan balik Lebaran 2024.

Baca Selengkapnya

Kena Getah Penambangan Ilegal di IKN

32 hari lalu

Kena Getah Penambangan Ilegal di IKN

KLHK menjatuhkan denda Rp 1,34 miliar kepada pemilik konsesi PT Mandiri Sejahtera Energindo di areal IKN. Penambangan diduga dilakukan pihak lain.

Baca Selengkapnya