Pria Lebih Rentan Serangan Virus Corona Wuhan, Benarkah?

Reporter

Antara

Selasa, 4 Februari 2020 15:01 WIB

Aktivitas petugas medis saat menangani pasien virus Corona di rumah sakit di Wuhan, Cina. THE CENTRAL HOSPITAL OF WUHAN VIA WEIBO via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Beragam informasi bermunculan mengenai jenis virus corona baru atau 2019-nCoV. Satu di antaranya menyebut virus itu lebih banyak menyerang pria ketimbang wanita.

Informasi lebih banyak menyerang pria itu ternyata berasal dari studi yang dilakukan terhadap virus SARS yang mewabah pada 2002-2003 lalu. Kedua virus memang masih satu keluarga virus corona dan sama-sama mematikan.

"Sebanyak 71 persen kasusnya pada laki-laki ketimbang perempuan," ujar ahli pulmonologi dari Rumah Sakit Universitas Indonesia, Raden Rara Diah Handayani, dalam media briefing di Depok, Selasa 4 Februari 2020.

Dokter spesialis mikrobiologi RSUI, R. Fera Ibrahim, menerangkan kalau hal itu berhubungan dengan jumlah reseptor sel ACE2 yang lebih banyak pada pria dibandingkan wanita. Reseptor ini ada di nasofaring hingga otak. Tapi yang paling banyak di sel epitel paru sehingga tampak seperti infeksi saluran napas dan diare.

"Ada yang meneliti di zaman SARS (mewabah), ternyata reseptor ACE2 pada sel yang diinfeksi virus corona itu banyaknya di laki-laki dan lebih banyak pada ras Asia dibandingkan kulit putih atau hitam," kata Fera.

Karena mirip dengan SARS, virus corona baru yang saat ini sedang mewabah diduga juga bisa bertahan selama enam hari di udara dingin. Apalagi ada protein tertentu yang membuatnya bertahan lebih lama. Namun, virus ini bisa dilumpuhkan salah satunya melalui pemanasan pada suhu sekitar 56 derajat Celcius selama 30 menit.

Selain laki-laki, virus corona baru juga disebut lebih rentan menginfeksi orang lanjut usia ketimbang orang muda. Mengenai asumsi ini, Diah mengatakan, semua orang berisiko. Dasarnya, usia mereka yang dilaporkan terinfeksi terentang dari 19 bulan, yang paling muda, sampai usia 89 tahun (paling tua). "Pasien meninggal rata-rata usia 40-50 tahun," katanya.

Diah memaparkan, total kasus infeksi virus yang pertama kali ditemukan di Wuhan, Cina, itu telah meningkat dari 14.557 kasus pada 2 Februari 2020 menjadi 20.626 kasus pada hari ini.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

12 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

22 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

1 hari lalu

Hasil Piala Uber 2024: Tim Bulu Tangkis Putri Cina dan Jepang Bakal Duel di Semifinal

Tim bulu tangkis putri Cina dan Jepang melenggang mulus ke semifinal Uber Cup atau Piala Uber 2024.

Baca Selengkapnya

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

2 hari lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

2 hari lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

2 hari lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

3 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya