Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Ada Kelelawar di Balik Wabah SARS, MERS, dan Virus Corona Wuhan

image-gnews
Pasar Makanan Laut Huanan Wuhan, tempat asal-usul virus corona, diduga menjual hewan liar termasuk anak serigala, musang, dan bahkan koala.[Mirror.co.uk]
Pasar Makanan Laut Huanan Wuhan, tempat asal-usul virus corona, diduga menjual hewan liar termasuk anak serigala, musang, dan bahkan koala.[Mirror.co.uk]
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti mikrobiologi dari Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono Saputra, mencatat bahwa tiga jenis virus corona yang bersifat mematikan terhadap manusia berasal dari jenis hewan yang sama sebagai perantara alaminya. Hewan itu adalah kelelawar.

Sugiyono mengutip data terbaru yang dipublikasikan dalam Journal of Medical Virology tentang virus corona misterius, 2019-nCoV, asal Wuhan, Cina. Menurut Sugiyono, walaupun memungkinkan namun interaksi langsung antara kelelawar dengan manusia sebenarnya sangatlah jarang.

“Tetapi virus tersebut dapat pula menginfeksi hewan lainnya, dan hewan perantara tersebutlah yang lebih sering berinteraksi langsung dengan manusia,” ujarnya dalam keterangan tertulis yang dibagikan LIPI, Jumat 24 Januari 2020.

Pada kasus Severe Acute Respiratory System (SARS) pada 2002-2003 lalu, Sugiyono menjelaskan, hewan perantaranya adalah musang dan rakun, selain kelelawar itu sendiri. Pada kasus MERS pada 2012, hewan perantaranya adalah unta.

"Sedangkan pada kasus terbaru, material genetik dari 2019-nCoV merupakan rekombinasi dari material genetik virus yang berasal dari kelelawar dan ular," kata Sugiyono.

Hipotesis tersebut, Sugiyono menjelaskan, berasal dari kode-kode protein atau material genetik 2019-nCoV yang diambil dari sampel korban meninggal yang ternyata memiliki kesamaan dengan material genetik dari ular. Data tersebut diketahui setelah membandingkan sampel virus itu dengan lebih dari 200 jenis virus corona dari berbagai hewan yang diketahui dijual di sebuah pasar di Wuhan--di mana sejumlah korban infeksi pertama diketahui pernah mendatanginya.

“Rekombinasi yang dimaksud adalah gabungan antara bagian selubung virus corona asal kelelawar yang dikenal dapat menginfeksi manusia dan dari material genetik virus corona yang berasal dari ular,” kata Sugiyono sambil menambahkan, spesies ular tersebut adalah Bungarus multicinctus dan Naja atra atau Kobra Cina.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dia menerangkan, selubung virus atau viral spike merupakan bagian yang akan menempel atau menginfeksi sel inangnya jika memiliki reseptor yang sesuai. “Mutasi bagian inilah yang menyebabkan virus corona dari ular tersebut dapat menginvasi sel-sel pada saluran pernapasan manusia,” katanya.

Menurut Sugiyanto, masih diperlukan penelitian menyeluruh untuk menyimpulkan asal virus 2019-nCoV. Caranya, identifikasi di tempat kerja dan laboratorium lebih lanjut. Meski begitu, dia menambahkan, para ilmuwan menduga bahwa mamalia adalah kandidat yang paling mungkin, karena telah tervalidasi pada kasus SARS dan MERS sebelumnya.

Taufiq P. Nugraha, peneliti satwa liar dari Pusat Penelitian Biologi LIPI menambahkan, para ilmuwan menduga kemunculan zoonosis (penyakit pada manusia yang ditularkan hewan) baru seperti kasus 2019-nCoV dampak tingginya frekuensi interaksi antara satwa liar dengan manusia. Dia menunjukkan contoh lain yakni kasus wabah Ebola di Afrika Barat pada 2014.

“Jika berkaca pada kasus ebola di Afrika, deforestasi untuk pertanian dapat berperan dalam ekspansi kelelawar di luar habitatnya dan ekspansi manusia ke dalam habitat kelelawar, sehingga keduanya dapat saling berinteraksi bebas dan berisiko tinggi dalam penyebaran penyakit baru,” katanya menguraikan.

Dalam kasus 2019-nCoV, Taufiq menduga, orang yang berinteraksi langsung di pasar hewan di Wuhan adalah yang pertama terkena penyakit infeksi tersebut. Interaksi langsung tersebut disebutnya dapat melalui makanan maupun dalam proses pengolahan hewannya. "Baik hewan perantara maupun yang merupakan perantara alaminya,” kata Taufiq.

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Fakta-fakta Unik Sayap Kelelawar: Lebih dari Hanya Alat Buat Terbang

37 hari lalu

Seekor kelelawar terbang di Langit kota Watang Soppeng, Sulsel, (20/5). Kawanan kelelawar yang  dipercaya warga telah ada sejak ratusan tahun ini setiap siang hari bergelantungan di pepohonan dan akan keluar mencari makan dimalam hari. TEMPO/Hariandi Hafid
Fakta-fakta Unik Sayap Kelelawar: Lebih dari Hanya Alat Buat Terbang

Kemampuan terbang kelelawar dipengaruhi oleh fungsi unik dari sayapnya. Berikut beberapa fungsi unik dari sayap kelelawar.


Istana Garuda IKN Disebut Lebih Mirip Kelelawar, Berikut 7 Fakta Menarik Tentang Kelelawar

37 hari lalu

Pekerja memasang tenda untuk upacara HUT RI di Lapangan Upacara Istana Kepresidenan IKN, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Sabtu 27 Juli 2024. Persiapan pelaksaan upacara HUT Ke-79 Kemerdekaan RI di Lapangan Upacara Istana Kepresidenan IKN telah mencapai sekitar 90 persen dan siap digelar pada 17 Agustus 2024. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak
Istana Garuda IKN Disebut Lebih Mirip Kelelawar, Berikut 7 Fakta Menarik Tentang Kelelawar

Viral di medai sosial, Istana Garuda di IKN disebut lebih mirip kelelawar? Berikut 7 fakta menarik tentang hewan mamalia terbang itu.


Istana Garuda IKN Disebut Lebih Mirip Sosok Kelelawar, Ini Maknanya

37 hari lalu

Respons Menteri PUPR Soal Istana Garuda IKN Disebut Mirip Kelelawar
Istana Garuda IKN Disebut Lebih Mirip Sosok Kelelawar, Ini Maknanya

Heboh di dunia maya tanggapan warganet yang menyebut Istana Garuda di IKN lebih mirip dengan kelelawar. Apa makna desain asli Garuda di istana itu?


Tuai Polemik Sejak Dalam Rancangan, Kini Istana Garuda IKN Disebut Mirip Kelelawar

38 hari lalu

Respons Menteri PUPR Soal Istana Garuda IKN Disebut Mirip Kelelawar
Tuai Polemik Sejak Dalam Rancangan, Kini Istana Garuda IKN Disebut Mirip Kelelawar

Istana Garuda IKN dikritik dan ditolak oleh sejumlah asosiasi profesional sejak dalam bentuk rancangan.


Joe Biden Positif Covid-19

59 hari lalu

Presiden AS Joe Biden saat bertemu dengan Presiden Joko Widodo atau Jokowi ketika melakukan pembicaraan mengenai keamanan regional dan transisi energi ramah lingkungan, di Ruang Oval Gedung Putih di Washington, AS, 14 November 2023. REUTERS/Leah Millis
Joe Biden Positif Covid-19

Di tengah kegiatannya berkampanye, Joe Biden menemukan dirinya positif Covid-19. Dia sekarang karantina mandiri di rumahnya di Delaware.


Kasus Covid-19 di Singapura Naik 90 Persen, Warga Ditawarkan Vaksinasi Gratis

29 Mei 2024

Penumpang pesawat maskapai penerbangan Singapore Airlines dengan nomor penerbangan SQ938 dari Singapura tiba di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Badung, Bali, Rabu 16 Februari 2022. Bandara Bali kembali melayani penerbangan reguler perdana rute Singapura-Bali-Singapura oleh maskapai Singapore Airlines, usai dibukanya kembali pintu masuk internasional di bandara tersebut setelah sempat ditutup akibat pandemi COVID-19. ANTARA FOTO/Fikri Yusuf
Kasus Covid-19 di Singapura Naik 90 Persen, Warga Ditawarkan Vaksinasi Gratis

Kasus Covid-19 di Singapura melonjak tajam dalam beberapa pekan terakhir. Pemerintah menggenjot vaksinasi ke warganya.


Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

19 Mei 2024

Petugas haji melakukan scan tubuh pada seorang jamaah haji saat tiba di Asrama Haji Embarkasi Medan, Sumatera Utara, 18 September 2016. Pemeriksaan tersebut untuk mengantisipasi adanya virus MERS-CoV pada jamaah haji usai menunaikan ibadah haji 2016. ANTARA/Septianda Perdana
Kemenkes Minta Jemaah Haji Waspada Virus MERS-CoV, Ini Penularan dan Gejalanya

Kemenkes minta jemaah haji mewaspadai virus MERS-CoV pada musim haji. Berikut gejalanya dan risiko terinfeksi virus ini.


Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

14 Mei 2024

Petugas keamanan berjaga-jaga di luar Institut Virologi Wuhan selama kunjungan tim Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yang bertugas menyelidiki asal-usul penyakit virus corona (COVID-19), di Wuhan, provinsi Hubei, Cina 3 Februari 2021. REUTERS/ Foto Thomas Peter/File
Pelapor COVID-19 Cina Diperkirakan Bebas setelah 4 Tahun Dipenjara

Seorang jurnalis warga yang dipenjara selama empat tahun setelah dia mendokumentasikan fase awal wabah virus COVID-19 dari Wuhan pada 2020.


10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

21 April 2024

Kosta Rika menyimpan 50 jenis burung kolibri, hingga disebut ibu kota kolibri dunia. Foto: Konrad Whote/Look-Foyo/Getty Images
10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

Berikut ini deretan hewan terkecil di dunia, mulai dari spesies ikan, katak, kura-kura, kelinci, tikus, hingga ular.


4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

13 Maret 2024

Petugas pemakaman beristirahat usai memakamkan sejumlah jenazah dengan protokol COVID-19 di TPU Rorotan, Cilincing, Jakarta, Minggu, 4 Juli 2021. Jumlah kematian akibat COVID-19 per hari Minggu 4 Juli 2021 mencapai 555 kasus, yang menjadi rekor tertinggi sejak kasus pertama COVID-19 di Indonesia diumumkan Presiden Joko Widodo pada awal Maret 2020.  ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja
4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.