Ini Remdesivir, Obat Eksperimen untuk Atasi Wabah Virus Corona

Kamis, 6 Februari 2020 11:55 WIB

Seorang petugas melakukan pengecekan pada pasien yang terkena penyakit pneumonia akibat virus corona di Rumah Sakit Pusat Wuhan Via Weibo di Wuhan, Cina. Penelitian genetika telah dilakukan atas virus corona misterius di Wuhan, Cina. THE CENTRAL HOSPITAL OF WUHAN VIA WEIBO/Handout via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Gilead Sciences mengumumkan menjalin kolaborasi dengan Pemerintah Cina, Amerika Serikat, dan sejumlah lembaga kesehatan di dunia untuk menguji efisiensi dan efektivitas remdesivir (GS-5734), produk yang sedang dalam uji dan pengembangan menjadi obat antivirus. Uji klinis dilakukan secara cepat setelah dalam uji laboratorium obat eksperimental itu didapati sangat efektif melawan infeksi virus corona baru yang sedang mewabah dari Wuhan, Cina.

Remdesivir adalah sebuah 'nucleotide analogue prodrug' yang awalnya sebenarnya dikembangkan menjadi obat infeksi virus Marburg dan Ebola dari keluarga virus filoviridae. Kedua virus itu pernah mewabah di Afrika pada 2014-2016.

Meski belum tersertifikasi atau lolos uji sebagai obat, perawatan dengan remdesivir menunjukkan efektivitas melawan jenis virus corona seperti severe acute respiratory syndrome (SARS)--wabah yang sama menular dan mematikan seperti 2019-nCoV.

Remdisivir dan obat malaria chloroquine muncul sebagai dua yang paling efektif di antara lima antivirus yang diuji Badan Pengawasan Obat dan Makanan AS secara in vitro (diuji ke sel mengandung virus corona Wuhan dan juga pada tikus dan hewan non primata di laboratorium).

Remdesivir lalu mulai diujikan kepada manusia setelah pasien kasus corona Wuhan yang pertama di Amerika Serikat berkembang semakin kritis. Si pasien menjadi mengidap pneumonia dan dokter yang merawatnya mencoba penggunaan remdesivir pada hari ke-7. Hasilnya, tidak ada efek samping berbahaya dilaporkan sementara kondisi si pasien membaik.

Advertising
Advertising

Ilustrasi virus Corona. REUTERS/Dado Ruvic

Merdad Parsey, chief medical officer di Gilead Sciences menerangkan seluruh proses itu. Parsey mendetilkan beberapa pihak yang bekerja sama dengan Gilead untuk produksi remdesivir. Dia menyebut Badan Pengawasan Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA), Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika (CDC), Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Cina, dan WHO.

Sejalan dengan uji klinis yang dikabarkan bakal dilakukan di Cina, Parsey mengungkap rencana Gilead mengembangkan uji laboratorium remdesivir terhadap sampel 2019-nCoV dan menyediakan obat eksperimen itu secara terbatas ke kalangan dokter untuk penggunaan darurat. Ini sekaligus mengisi kekosongan vaksin virus corona Wuhan saat ini. "Kami melakukannya atas permintaan para dokter yang menangani pasien dan kalau didukung badan regulator negara setempat," kata Parsey.

Pada 4 Februari, FDA juga menerbitkan otorisasi penggunaan darurat 2019-nCoV Real-Time RT-PCR Diagnostic Panel. Ini adalah produk medis lain yang sebenarnya belum tersertifikasi tapi telah digunakan karena desakan wabah virus corona.

“Saat ini, risiko wabah virus corona bagi warga Amerika masih rendah dan kami bekerja keras untuk tetap seperti itu," kata Menteri Kesehatan Amerika Serikat, Alex Azar, dalam kicauannya yang menjelaskan adanya otorisasi itu.

CONTAGIONLIVE | NATURE

Berita terkait

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

51 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

52 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

57 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

59 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

4 Februari 2024

9 Pasar Ekstrem di Dunia yang Menjual Daging Hewan Liar sampai Kebutuhan Mistis

Pasar ekstrem di dunia menawarkan pengalaman berbelanja yang di luar dugaan bagi para pengunjungnya.

Baca Selengkapnya

Waspada Disease X, Lebih Berbahaya dari Covid-19?

25 Januari 2024

Waspada Disease X, Lebih Berbahaya dari Covid-19?

Para pakar di WHO menyebut Disease X berpotensi menjadi pandemi baru. Tingkat fatalitasnya diklaim lebih mematikan dibanding Covid-19.

Baca Selengkapnya

Presiden Perempuan Pertama Liberia, Berikut Perjalanan Ellen Johnson Sirleaf

16 Januari 2024

Presiden Perempuan Pertama Liberia, Berikut Perjalanan Ellen Johnson Sirleaf

Tepat 16 Januari 18 tahun yang lalu, Ellen Johnson Sirleaf dilantik menjadi presiden perempuan pertama Liberia. Berikut perjalanan hidup Ellen Sirleaf

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

16 Desember 2023

Kasus Covid-19 Naik Lagi 75 Persen, Singapura Minta Warganya Kembali Pakai Masker

Kementerian Kesehatan Singapura meminta warganya kembali menggunakan masker di tempat-tempat ramai seiring meningkatnya kasus COVID-19.

Baca Selengkapnya