Trenggiling Dicurigai Sebar Virus Corona Mematikan, Ini Dasarnya

Reporter

Terjemahan

Rabu, 12 Februari 2020 16:26 WIB

Pasar Makanan Laut Huanan Wuhan, tempat asal-usul virus corona, diduga menjual hewan liar termasuk anak serigala, musang, dan bahkan koala.[Mirror.co.uk]

TEMPO.CO, Jakarta - Masih banyak pertanyaan yang belum terjawab tentang virus corona baru asal Wuhan, Cina, yang kini mendapat nama COVID-19. Misalnya, dari mana virus itu berasal dan bagaimana virus itu menyebar.

Asal muasal virus itu, misalnya. Para ilmuwan di Cina saat ini memiliki dugaan baru bahwa trenggiling--mamalia pemakan semut--yang menjadi hewan perantara virus itu melompat ke manusia. Ini berbeda dengan dugaan atau temuan sebelumnya bahwa sampel virus corona misterius yang menginfeksi manusia memiliki rekombinan gen antara kelelawar dan ular.

Virus corona bisa menyebar di antara manusia biasanya setelah terjadi kontak si manusia dengan hewan yang membawa virus itu. Selama ini diketahui bahwa hewan yang menjadi inang alami dari virus-virus corona adalah kelelawar.

Masalahnya, bangsa kelelawar dirasa tidak mungkin menularkan virusnya itu ke manusia secara langsung. Itulah dalam beberapa kasus infeksi virus corona, seperti SARS dan MERS, ada hewan perantara lain yang menjembatani virus hinggap ke manusia. Dalam wabah SARS, hewan itu telah diketahui adalah musang, sedang unta menolong jenis virus dari keluarga yang sama menyebarkan MERS.

Pada 7 Februari 2020, dua ilmuwan dari South China Agricultural University di Guangzhou, Shen Yongyi dan Xiao Lihua, mengumumkan dalam sebuah konferensi pers kalau mereka mengidentifikasi hewan perantara dalam kasus virus corona Wuhan--kini COVID-19--itu kemungkinan adalah trenggiling. "Trenggiling ditemukan sebagai perantara yang potensial dari virus corona di Cina Selatan," bunyi pernyataan keduanya.

Advertising
Advertising

Para ilmuwan sebelumnya menunjukkan kalau virus corona baru paling mirip dengan virus yang ada di kelelawar. Kesamaan genetiknya sebesar 88 persen yang membimbing kepada keyakinan bahwa mamalia nokturnal inilah yang membawa virus-virus mematikan itu.

Tapi temuan Shen Yongyi dan Xiao Lihua mendapati kemiripan yang jauh lebih tinggi dengan virus di trenggiling. Mereka menggunakan teknik sekuensing genom untuk membandingkan DNA virus corona baru pada manusia dengan yang ada di trenggiling dan menemukan kecocokan 99 persen. "Temuan terbaru ini bisa sangat membantu pencegahan dan pengendalian sumber virus," bunyi pernyataan South China Agricultural University.

Edward Holmes, ahli virus dari University of Sydney, Australia, menyebutnya sebagai observasi yang sangat menarik sekalipun hasil penelitian duo peneliti dari Guangzhou itu belum dibeberkan secara penuh. "Walaupun kita harus lihat lagi lebih detil, ini masuk akal kalau kini ada data yang muncul bahwa trenggiling membawa virus yang sangat mirip dengan 2019-nCoV," katanya kepada jurnal Nature.

Bea Cukai Dumai gagalkan penyelundupan 95 ekor Trenggiling.

David Robertson, virolog komputasi di University of Glasgow, Inggris, berpendapat senada. Sebelum ada konferensi pers dari Guangzhou, dia mengungkap kalau trenggiling juga kandidat hewan perantara COVID-19. Virus corona bahkan pernah ditemukan berada di balik kematian sejumlah Trenggiling malaya (Manis javanica) di Guangdong dalam sebuah studi yang dipublikasi tahun lalu.

Trenggiling adalah mamalia bersisik pemakan serangga dalam tanah semacam rayap dan semut. Di Cina, hewan ini sebenarnya dilindungi karena sudah berstatus terancam punah. Bila ditemukan memperjual belikannya bisa diancam penjara sepuluh tahun. Tapi, faktanya, perdagangan ilegalnya cukup ramai. Para peneliti melukiskannya, "Mamalia paling banyak diburu dan diperdagangkan di dunia."

Dalam pengobatan tradisional Cina, kulit trenggiling digunakan sebagai obat radang sendi, sakit mentruasi, dan perawatan kulit. Seperti yang diyakini terjadi pula di pasar tradisional di Wuhan, lokasi awal wabah virus corona, masyarakatnya juga menjual daging trenggiling dan menganggapnya sangat lezat.

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

3 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

9 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

14 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya