Stop Jabat Tangan di Silicon Valley Karena Virus Corona

Jumat, 14 Februari 2020 14:58 WIB

Silicon Valley, Amerika Serikat/Booking.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah pesan baru menyambut karyawan dan mitra bisnis Andreessen Horowitz di pintu masuk kantor perusahaan di Silicon Valley, California, Amerika Serikat, itu. Bunyinya: 'Karena Virus Corona, tolong jangan berjabat tangan. Terima kasih.'

Belum jelas berapa lama Andreessen Horowitz akan memasang pesan atau lebih tepatnya, rambu itu. Tak ada pernyataan resmi yang diberikan perusahaan modal ventura yang membutuhkan banyak pertemuan dengan orang-orang dari seluruh dunia setiap harinya, soal pesan tersebut.

Saat ini wabah virus mematikan yang diberi nama COVID-19 memang belum menunjukkan tanda-tanda mereda. Metode deteksi yang diperbarui di negara asal wabah virus itu, Cina, bahkan membuat angka korban baru melonjak lebih tinggi.

Hingga Jumat pagi, 14 Februari 2020, virus yang berasa dari Wuhan, Provinsi Hubei, itu sudah memakan korban sebanyak 1.370 jiwa, tiga diantaranya di Filipina, Hong Kong dan Jepang. Virus juga diketahui telah menyebar ke 28 negara, dan total telah menginfeksi 60.364 orang--termasuk 13 kasus di Amerika Serikat yang empat di antaranya berasal dari wilayah California Utara.

Pejabat dan ilmuwan kesehatan setempat telah menyatakan risiko penularan rendah di negeri itu. Tapi Andreessen Horowitz bergeming. Faktanya, Sejumlah perusahaan teknologi lainnya di lembah yang sama mengambil antisipasi serupa demi melindungi diri dari penularan virus itu. Termasuk di antaranya menghentikan perjalanan kerja ke Cina sementara waktu. Ini seperti yang dilakukan Apple dan Google.

Advertising
Advertising

Beberapa profesional teknologi juga mengambil langkah individu untuk melindungi diri mereka sendiri. "Saya pribadi memakai masker P100 di setiap perjalanan saya di tempat umum," kata Andre Watson, CEO startup teknologi terapi gen Ligandal, kepada Recode.

Dalam beberapa hal, elite Silicon Valley telah bersiap untuk menghadapi wabah mematikan ini. Bahkan, miliarder teknologi di AS telah lama bersiap untuk skenario kiamat seperti pandemi global yang dapat mengganggu stabilitas masyarakat. Beberapa di antaranya membangun tempat perlindungan khusus.

"Ini mengejutkan karena di tengah-tengah kekayaan ini, ada ketakutan yang mendalam dan paranoid tentang penyakit," kata Tim Hwang, peneliti teknologi dan editor esai tentang budaya visual Silicon Valley.

Seorang juru bicara untuk departemen kesehatan masyarakat Santa Clara di Silicon Valley mengatakan bahwa mengurangi jabat tangan dengan orang lain direkomendasikan untuk mencegah penyebaran pilek dan flu. Dia menolak menyebutnya secara khusus untuk virus corona.

VOX.COM | RECODE

Berita terkait

Saat Bos Apple dan Bos Microsoft Bergiliran Temui Presiden Jokowi

15 jam lalu

Saat Bos Apple dan Bos Microsoft Bergiliran Temui Presiden Jokowi

Presiden Jokowi menerima lawatan Bos Microsoft Satya Nadella. Sebelumnya, Bos Apple Tim Cook juga telah menemui Jokowi. Apa yang dibahas?

Baca Selengkapnya

Apple Hapus Aplikasi yang Dapat Hasilkan Gambar Telanjang Menggunakan AI Generatif dari App Store

1 hari lalu

Apple Hapus Aplikasi yang Dapat Hasilkan Gambar Telanjang Menggunakan AI Generatif dari App Store

Apple telah secara aktif membangun reputasi untuk pengembangan AI yang bertanggung jawab, bahkan sampai melisensikan data pelatihan secara etis.

Baca Selengkapnya

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

1 hari lalu

Apple Singkirkan 3 Aplikasi AI yang Bisa Bikin Foto Telanjang dari App Store

Menurut keterangan Apple, tiga aplikasi AI itu melabeli dirinya sebagai generator seni. Sudah ada di App Store dua tahun.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

3 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Apple Kebut Pengembangan AI Model Bahasa Besar untuk Iphone

4 hari lalu

Apple Kebut Pengembangan AI Model Bahasa Besar untuk Iphone

Apple dikabarkan sedang mengembangkan sistem AI dengan model bahasa besar (LLM) untuk mengaktifkan fitur Device Generative AI di perangkatnya.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

4 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

5 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Luhut: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Insentif untuk Apple

7 hari lalu

Luhut: Kereta Cepat Jakarta-Surabaya hingga Insentif untuk Apple

Luhut mengatakan Indonesia dan Cina telah sepakat untuk membentuk tim penggarapan proyek kereta cepat Jakarta-Surabaya

Baca Selengkapnya

Mirip Versi Pro Saat Ini, iPad Air 12,9 Inci Dikabarkan Bakal Memiliki Layar Mini-LED

8 hari lalu

Mirip Versi Pro Saat Ini, iPad Air 12,9 Inci Dikabarkan Bakal Memiliki Layar Mini-LED

iPad Air teranyar itu lebih unggul dibanding generasi sebelumnya yang masih memakai layar berpanel LCD.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

8 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya