3 Faktor Penyebab Longsor Sisi Tol Cipularang Km 118 versi PVMBG

Selasa, 18 Februari 2020 13:30 WIB

Foto tanah longsor dan kubangan di dua sisi Jalan Tol Cipularang Km 118+600 yang beredar di media sosial baru-baru ini. PT Jasa Marga (Persero) Tbk menyebut gambar berasal dari kejadian pada 11 Februari 2020 dan memastikan telah melakukan perbaikan dan antisipasi setelahnya sehingga jalan tol aman dilalui. Istimewa

TEMPO.CO, Bandung - Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Badan Geologi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral menemukan tiga faktor penyebab longsor sisi tol Cipularang Km 118. Lembaga itu pun mengeluarkan beberapa rekomendasi agar longsor tidak berlanjut hingga mengancam badan jalan tol, di antaranya mengurangi beban jalan tol itu sementara waktu.

Kepala PVMBG Kasbani mengatakan kejadian longsor di kampung Desa Sukatani pada Selasa malam sepekan lalu itu terjadi pada perbukitan dengan kemiringan lereng 22-25 derajat. Lebar lereng mahkota longsor 43,73 meter sementara panjang hingga 312 meter. Total luas area terdampak 16.030 meter persegi,” ujarnya lewat keterangan tertulis Senin 17 Februari 2020.

Laporan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Jawa Barat menyebutkan longsor itu mengakibatkan seorang warga luka ringan. Selain itu enam unit rumah warga rusak berat sementara 80 rumah lainnya yang dihuni 240 orang terancam longsor lanjutan. Longsor juga berdampak pada lahan pertanian sawah seluas sekitar tiga hektare, enam kolam ikan, pipa saluran air bersih sepanjang 1500 meter dan menyebabkan aliran listrik terputus.

Menurut PVMBG, faktor pertama penyebab longsor itu adalah karakter tanah pelapukan yang tebal dan memiliki porositas atau daya serap air dan permeabilitas atau meloloskan air yang tinggi. Faktor kedua, kemiringan lereng yang curam atau lebih dari 20 derajat, sistem drainase yang tidak berfungsi atau tersumbat, serta tata guna lahan yang berupa lahan basah atau persawahan.

Selain itu PVMBG juga menyebut genangan air yang berada di utara atau seberang lokasi longsor sebagai faktor penyebab ketiga. Genangan air seluas 4.079 meter persegi itu yang mengakibatkan munculnya mata air atau rembesan baru di badan jalan tol sebelah selatan atau lokasi longsor. ”Itu menjadi pemicu terjadinya gerakan tanah,” kata Kasbani.

Advertising
Advertising

Rembesan dari genangan air itu yang mengakibatkan meningkatnya muka air tanah dan tekanan pori sehingga tahanan lereng menjadi lemah. Kondisi itu membuat kondisi tanah dan batuan menjadi jenuh air sehingga bobot massanya bertambah dan kuat gesernya menurun, tanah tidak stabil dan mudah bergerak.

Kondisi tanah yang jenuh air memperlihatkan mekanisme pergerakan tanah mulai bergerak pada bagian bawah yang kemudian menarik lereng bagian atasnya,” ujar Kasbani.

PVMBG berkesimpulan gerakan tanah yang terjadi bertipe longsoran aliran tanah. Daerah itu pun disebutkan masih berpotensi untuk bergerak baik longsoran tipe cepat maupun longsoran tipe lambat berupa rayapan atau nendatan, retakan, dan amblasan jika tidak ada mitigasi non struktural maupun struktural.

Rekomendasinya, terkait kondisi curah hujan yang masih tinggi, genangan air perlu dikeringkan di daerah longsor. Kemudian membersihkan dan memperbaiki saluran drainase yang tersumbat serta melakukan evaluasi gorong-gorong yang masih berada di atas lembah.

Selama dilakukan penanganan mitigasi struktural penahan lereng perlu dilakukan pembatasan beban kendaraan di jalan tol,” kata Kasbani.

Arus lalu lintas di kawasan Tol Cipularang KM 118, Kabupaten Bandung Barat, 16 Februari 2020. ANTARA/HO-Polda Jawa Barat

Rekomendasi lainnya adalah memperbaiki dan membuat sistem drainase yang kedap air mengikuti alur air pada area persawahan yang berada di hulu hingga bagian permukiman di hilir. PVMBG juga menilai perlu dilakukan penyelidikan geologi teknik atau geoteknik untuk proteksi lereng dengan rekayasa vegetasi atau rekayasa engineering.

Tubuh jalan tol juga perlu dipantau apakah ada deformasi atau kerusakan sebagai upaya mitigasi dini. Pantauan juga perlu ditujukan ke retakan, rembesan air, mata air baru, mata air lama yang menjadi keruh, pohon atau tiang yang miring, lereng yang menggembung, runtuhan batu kecil dan gejala-gejala awal terjadinya pergerakan tanah.

Sebelumnya, tim dari Lembaga Ilmu Pengetahun Indonesia (LIPI) menyatakan sudah juga turun ke lokasi dan mendapati belum ada retakan atau amblesan di jalan tol dampak longsor. Namun mereka juga memperingatkan longsor bisa merambat ke badan jalan jika aliran dari genangan air di seberang lokasi longsor gagal diturunkan muka airnya.

“Salah satu caranya dengan pemasangan pipa drainase horizontal di lereng sisi arah Jakarta yang menembus ke sisi lereng arah Bandung,” kata Adrin Tohari dari Pusat Penelitian dan Pengembangan Geoteknologi LIPI, Sabtu 15 Februari 2020.

Berita terkait

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

3 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Curah Hujan Tinggi Penyebab Longsor di Garut, 3 Orang Tertimbun Ditemukan Meninggal

3 hari lalu

Curah Hujan Tinggi Penyebab Longsor di Garut, 3 Orang Tertimbun Ditemukan Meninggal

Selain korban jiwa, beberapa bangunan dan satu unit fasilitas beribah rusak berat akibat bencana longsor.

Baca Selengkapnya

Hujan Deras Sejak Kamis Sore, Tiga Warga Kabupaten Garut Tertimbun Longsor

3 hari lalu

Hujan Deras Sejak Kamis Sore, Tiga Warga Kabupaten Garut Tertimbun Longsor

Curah hujan tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, sejak Kamis sore. Tiga warga tertimbun longsor di dalam rumahnya.

Baca Selengkapnya

Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ruang Tersisa Sepekan, Pendataan Masyarakat Masih Jadi PR

7 hari lalu

Masa Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Ruang Tersisa Sepekan, Pendataan Masyarakat Masih Jadi PR

BNPB mencatat masih ada pekerjaan rumah pada pendataan masyarakat yang terkena dampak bencana erupsi Gunung Ruang, Sulawesi Utara.

Baca Selengkapnya

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

7 hari lalu

Badan Geologi Turunkan Status Gunung Ruang dari Awas Menjadi Siaga

Penurunan status tersebut seiring dengan menurunnya aktivitas gempa vulkanik Gunung Ruang.

Baca Selengkapnya

Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Terus Dilakukan, Letusan Masih Terjadi

7 hari lalu

Evakuasi Warga Terdampak Erupsi Gunung Ruang Terus Dilakukan, Letusan Masih Terjadi

Erupsi Gunung Ruang masih terjadi secara berkala dan menyemburkan abu vulkanik yang dapat berisiko bagi kesehatan masyarakat.

Baca Selengkapnya

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

9 hari lalu

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

Bencana banjir dan longsor yang dipicu intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru menimbulkan korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas

Baca Selengkapnya

Profil Gunung Ruang yang Mengalami Erupsi di Sulawesi Utara

10 hari lalu

Profil Gunung Ruang yang Mengalami Erupsi di Sulawesi Utara

Gunung Ruang salah satu gunung berapi aktif di Sulawesi Utara. Gunung ini mengalami letusan eksplosif terbaru dalam kurun waktu 22 tahun terakhir

Baca Selengkapnya

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

10 hari lalu

Tips Menyusun Jurnal Scopus, Pemicu Banjir Dubai, dan Catatan Tsunami Gunung Ruang di Top 3 Tekno

Langkah untuk menyusun jurnal terindeks Scopus, basis data paling bergengsi di dunia akademik, menjadi artikel utama Top 3 Tekno hari ini.

Baca Selengkapnya

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

11 hari lalu

Letusan Gunung Ruang Rusak Fasilitas Pemantau Kegempaan, Alat Apa Saja yang Dipasang?

Erupsi Gunung Ruang sempat merusak alat pemantau aktivitas vulkanik. Gunung tak teramati hingga adanya peralatan pengganti.

Baca Selengkapnya