Pembuang Zat Radioaktif di Serpong Bisa Dilacak, Begini Caranya

Rabu, 19 Februari 2020 05:43 WIB

Petugas Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir (Bapeten) melakukan dekontaminasi terhadap tanah yang terpapar radiasi radioaktif di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Selasa, 18 Februari 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Bandung - Temuan bahan nuklir di Perumahan Batan Indah, Serpong, Tangerang Selatan, membuat banyak kalangan tercengang. Sebagian menduga ada pencurian zat radioaktif di Indonesia, tapi rata-rata menyatakan sama: ada kecerobohan.

Ini seperti yang disampaikan Kepala Kelompok Staf Medis Kedokteran Nuklir di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung-Universitas Padjadjaran, Achmad Hussein Sundawa Kartamihardja. “Kejadian itu menurut saya kecerobohan mestinya sumber radioaktif itu kan dikontrol, ada aturannya tidak sembarangan orang boleh memiliki atau memanfaatkan,” katanya, Selasa 18 Februari 2020.

Ahli nuklir dari Institut Teknologi Bandung Zaki Su’ud juga merasa aneh ada bahan radioaktif yang ditanam di tanah. “Dugaan saya itu ada orang tidak bertanggung jawab membuang limbah di situ,” ujarnya juga, Selasa.

Mereka sama berpendapat, teka-teki kasus itu bisa ditelusuri jejaknya oleh Badan Tenaga Nuklir Nasional dan Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Ini karena Cesium 137 yang ditemukan merupakan bahan radioaktif buatan hasil reaktor nuklir. Cesium 137 punya aktivitas meluruh atau berkurang berdasarkan waktu.

Di tempat apa pun secara alami bahan itu akan meluruh. “Kalau dia berkurang setengahnya (half life) butuh waktu 30 tahun,” ujar Achmad Husain.

Advertising
Advertising

Namun masa pakainya ada juga yang singkat. Untuk kedokteran nuklir biasanya paling lama hanya berumur delapan hari. Untuk kepentingan diagnostik bisa lebih singkat lagi antara 2-6 jam. “Setelah dipakai lalu jadi limbah dan meluruh hingga paparan radiasinya sama seperti di alam jadi dianggap normal,” kata Achmad. Sementara temuan Bapeten kadar radiasinya sempat terukur lebih dari 2000 kali lipat ambang normalnya.

Selain kedokteran nuklir, pengguna Cesium 137 terbanyak menurut Zaki Su’ud adalah kalangan industri. Aplikasinya beragam seperti untuk kalibrasi, pengawetan, dan memeriksa sambungan pipa dari kebocoran. “Nggak harus industri hitech juga pemakainya,” ujarnya.

Cesium 137 menurutnya kebanyakan hasil impor karena kapasitas produksi Batan masih kecil. Bapeten yang punya wewenang dan regulasi pengawasan bahan radioaktif, kata Zaki, punya data lengkap produsen, pemakai, hingga pengolahan limbahnya.

Dari temuan Cesium 137 itu pelacakan bisa dimulai dari uji forensik. Peneliti, menurut Zaki, bisa menghitung umur inti induk dan inti anak bahan radioaktif. Inti induk merupakan kondisi Cesium 137 sebelum meluruh, adapun inti anak adalah hasil luruhannya. “Misal umurnya 16 tahun maka bisa dicari siapa yang dulu beli 16 tahun lalu,” katanya.

Pengukuran umur itu menurutnya akan mengerucut di data pengguna Cesium 137. Petugas selanjutnya bisa melakukan uji petik untuk memeriksa bahannya ada di mana. “Ada aturan kepala Bapeten untuk penggunaan, di rumah sakit juga tiap tahun ada inspeksi bahan radioaktif,” kata Achmad Hussein.

Berita terkait

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

5 hari lalu

11 Fakta Unik Isfahan Iran, Kota Terbaik di Timur Tengah yang Dijuluki "Separuh Dunia"

Isfahan merupakan salah satu tujuan wisata utama dan salah satu kota bersejarah terbesar di Iran.

Baca Selengkapnya

Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

7 hari lalu

Enam Fakta Dugaan Serangan Israel ke Iran, Warga Isfahan Aman

Sejumlah fakta terbaru soal dugaan serangan Israel ke Iran, mulai dari fasilitas nuklir hingga kondisi warga Isfahan.

Baca Selengkapnya

Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

8 hari lalu

Iran Siap Tembakkan Rudal, Klaim Fasilitas Nuklirnya Aman

Iran mengaku fasililitas nuklirnya aman. Sehari sebelum dugaan serangan Israel, Garda Revolusi Iran mengklaim siap menembakkan rudal.

Baca Selengkapnya

PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

11 hari lalu

PBB Khawatir Israel Bakal Bidik Fasilitas Nuklir Iran sebagai Serangan Balasan

Kepala pengawas nuklir PBB mengatakan pada Senin khawatir mengenai kemungkinan Israel menargetkan fasilitas nuklir Iran.

Baca Selengkapnya

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

18 hari lalu

Rusia Tuduh Ukraina Serang Pembangkit Nuklir Zaporizhzhia Pakai Drone Kamikaze

Rusia menuduh Ukraina menyerang pembangkit listrik bertenaga nuklir Zaporizhzhia.

Baca Selengkapnya

Atasi Pencemaran Radioaktif Sesium-137, BRIN Kembangkan Metode Fitoremediasi

26 hari lalu

Atasi Pencemaran Radioaktif Sesium-137, BRIN Kembangkan Metode Fitoremediasi

BRIN sedang mengupayakan bagaimana cara mengatasi kontaminasi Cs-137 di lingkungan.

Baca Selengkapnya

Rusia Minta Ada Cara Baru untuk Atasi Masalah di Semenanjung Korea

29 hari lalu

Rusia Minta Ada Cara Baru untuk Atasi Masalah di Semenanjung Korea

Rusia juga menuduh Amerika Serikat dan sekutu-sekutunya telah menaikkan ketegangan militer di kawasan Asia dan berupaya mencekik Korea Utara.

Baca Selengkapnya

Eks Dubes AS untuk NATO Sebut Putin Tak Main-main Ancam Perang Nuklir

43 hari lalu

Eks Dubes AS untuk NATO Sebut Putin Tak Main-main Ancam Perang Nuklir

Putin mengancam akan mengerahkan senjata nuklir Rusia bila Barat kirim pasukan ke Ukraina.

Baca Selengkapnya

Putin Ancam Barat: Rusia Siap Perang Nuklir

45 hari lalu

Putin Ancam Barat: Rusia Siap Perang Nuklir

Rusia siap perang nuklir dengan Barat jika Amerika Serikat nekat mengirim pasukan ke Ukraina.

Baca Selengkapnya

Kolaborasi Brimob dan UGM Ciptakan Alat Proteksi Radioaktif dan Nuklir, Disebut Pertama di Dunia

49 hari lalu

Kolaborasi Brimob dan UGM Ciptakan Alat Proteksi Radioaktif dan Nuklir, Disebut Pertama di Dunia

Inovasi ini dilatarbelakangi adanya ancaman berintensitas tinggi radioaktif nuklir berbahaya di wilayah Tangerang, Banten, tahun 2020.

Baca Selengkapnya