Virus Corona: Ilmuwan 9 Negara Bela Kolega di Wuhan, Ada Apa?

Kamis, 20 Februari 2020 09:37 WIB

Petugas medis berpakaian pelindung menangani pasien virus corona Covid 19 baru di unit perawatan intensif (ICU) rumah sakit yang ditunjuk di Wuhan, provinsi Hubei, Cina, 6 Februari 2020. China Daily via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok 27 ilmuwan kesehatan masyarakat dari sembilan negara di luar Cina mengecam makalah ilmiah yang menyatakan virus corona COVID-19 kemungkinan menyebar dari laboratorium di Wuhan, Cina. Menuliskan pernyataan di situs online The Lancet, mereka menyebutnya sebagai disinformasi atau hoax yang kontraproduktif dalam penanggulangan wabah virus itu.

"Pembagian data yang cepat, terbuka, dan transparan tentang wabah ini sedang diancam oleh rumor dan informasi yang salah seputar asal-usulnya," bunyi pernyataan itu seperti dikutip Sciencemag.

Para ilmuwan itu menanggapi banyaknya unggahan di media sosial yang meminta laboratorium milik Institut Virologi Wuhan diawasi superketat. Spekulasi yang diembuskan adalah virus itu produk rekayasa hayati. Seorang pekerja laboratorium lalu terinfeksi saat menangani kelelawar dan menularkan penyakit ke orang lain di luar laboratorium.

Senator Amerika Serikat, Tom Cotton, termasuk yang meminta Pemerintah Cina memberi bukti kalau virus tidak berasal dari laboratorium itu. Cotton mengaku tak punya bukti atas keterkaitan virus mematikan tersebut dengan laboratorium itu. "Namun, karena pihak Cina tidak jujur sejak awal, kami perlu setidaknya mengajukan pertanyaan untuk melihat apa yang dikatakan bukti," katanya kepada Vox News.

Para peneliti, dalam surat pernyataan, menegaskan kembali adanya hubungan dekat virus corona itu dengan kelelawar liar. "Kami berdiri bersama untuk mengecam keras teori konspirasi yang menyarankan bahwa COVID-19 tidak memiliki asal alami," bunyi pernyataan itu.

Advertising
Advertising

Para penulis pernyataan mencatat, para ilmuwan dari beberapa negara yang telah mempelajari SARS menyimpulkan, COVID-19 ini berasal dari satwa liar. Ini juga seperti banyak virus lain yang baru-baru ini muncul pada manusia.

"Teori konspirasi tidak melakukan apa pun selain menciptakan rasa takut, rumor, dan prasangka yang membahayakan kolaborasi global kita dalam perang melawan virus ini," kata pernyataan itu.

Peter Daszak, presiden EcoHealth Alliance di New York City, termasuk penandatangan pernyataan itu. Dia menyatakan telah bekerja sama dengan peneliti di Institut Wuhan yang mempelajari virus corona kelelawar.

Menurutnya, berada di tengah era informasi media sosial yang salah dan teori konspirasi, memiliki konsekuensi nyata, termasuk ancaman kekerasan yang terjadi pada rekannya di Cina. "Kami punya pilihan apakah mendukung kolega yang diserang dan diancam setiap hari oleh ahli teori konspirasi atau hanya menutup mata," katanya.

Daszak, yang juga ahli ekologi penyakit, menambahkan, "Saya bangga bahwa orang-orang dari 9 negara dengan cepat membela mereka dan menunjukkan solidaritas, karena bagaimanapun, kita berhadapan dengan kondisi wabah yang mengerikan."

SCIENCEMAG | VOX NEWS | SCIENCE INSIDER

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

12 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

13 hari lalu

10 Hewan Terkecil di Dunia, Ada yang Ukurannya 7,7 Milimeter

Berikut ini deretan hewan terkecil di dunia, mulai dari spesies ikan, katak, kura-kura, kelinci, tikus, hingga ular.

Baca Selengkapnya