Ketua IDI: Empon-empon untuk Virus Corona COVID-19 Hukumnya Mubah

Reporter

Antara

Jumat, 6 Maret 2020 13:53 WIB

Seorang petugas medis memilih bahan-bahan untuk membuat obat di rumah sakit pengobatan Tibet tingkat provinsi di Xining, Provinsi Qinghai, China barat laut, pada 26 Februari 2020. Pengobatan Tibet digunakan untuk membantu memerangi coronavirus di Provinsi Qinghai, China. Xinhua/Zhang Long

TEMPO.CO, Jakarta - Ketua PB Ikatan Dokter Indonesia, Daeng M. Faqih, menyatakan tidak melarang tapi juga tidak menganjurkan masyarakat mengkonsumsi empon-empon untuk menjaga daya tahan tubuh menangkal virus corona baru, COVID-19. Dia menanggapi maraknya pemberitaan serta informasi tentang khasiat zat aktif dalam jenis tanaman rimpang yang biasa dibuat jamu tersebut.

"Empon-empon hukumnya mubah. Tidak dilarang, tidak juga diwajibkan. Tapi kalau didalilkan untuk COVID-19 itu yang saya tidak setuju," kata Faqih di Jakarta, Kamis 5 Maret 2020.

Dokter spesialis paru dari IDI yang juga tergabung dalam Satgas COVID-19, Erlina Burhan, mengakui bahwa empon-empon yang terdiri dari jahe, kunyit, temulawak dan lainnya memiliki kandungan antioksidan yang sangat baik untuk tubuh. Namun, dia mengingatkan agar masyarakat tidak meracik secara sembarangan.

"Kita perlu berpikir, campuran airnya berapa, suhunya berapa. Dikhawatirkan kalau tidak bisa mengolahnya, bukan antioksidan yang terbentuk, tapi oksidan," ucap Erlina yang menganjurkan masyarakat mengkonsumsi obat-obatan tradisional yang sudah terstandar daripada mengolahnya sendiri.

Sementara itu, Ketua Satgas COVID-19, Profesor Zubairi Djoerban, menyampaikan hanya lima hal yang perlu dilakukan oleh setiap orang untuk meningkatkan daya tahan tubuhnya. Lima hal tersebut: olahraga minimal 150 menit seminggu, makan sayur, istirahat cukup, stop rokok, dan stop alkohol.

Advertising
Advertising

"Orang dewasa usia 18-40 tahun membutuhkan waktu tidur tujuh sampai delapan jam setiap hari. Sementara waktu tidur lansia semakin sedikit yaitu hanya enam jam per hari," katanya menjelaskan.

Empon-empon menjadi populer setelah artikel berjudul 'Seorang Peneliti Surabaya Temukan Penangkal Virus Corona' viral di grup-grup percakapan di telepon genggam pada Februari lalu. Artikel menuturkan penjelasan dan temuan dari Guru Besar Biokimia dan Biologi Molekuler Universitas Airlangga Chaerul Anwar Nidom yang dikaitkan dengan situasi wabah virus corona COVID-19 saat ini.

Ilustrasi teh curcumin. shutterstock.com

Dihubungi terpisah, Nidom menyatakan kalau tidak ada yang keliru dari artikel yang viral itu. Dia hanya menegaskan bahwa riset praklinis dengan curcumin seperti yang dijelaskan dalam artikel itu dilakukannya terhadap virus corona penyebab flu burung atau yang lebih dikenal sebagai virus H5N1.

Namun Nidom juga mengimbau masyarakat tidak perlu risau dengan wabah virus corona yang sekarang dan meminta kebiasaan minum jamu dan masak dengan bumbu lengkap diteruskan. Alasannya, formulasi Curcumin, seperti juga juga teh putih dan cokelat yang pahit terbukti efektif menangkal virus flu burung yang, menurutnya, "Keganasannya melebihi virus COVID-19 saat ini."

Uji formula curcumin kini sedang berjalan Laboratorium Profesor Nidom Foundation menggunakan hewan percobaan. Diharapkan, virus corona COVID-19 termasuk yang akan dilibatkan uji formula itu.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

6 hari lalu

Virus Flu Burung di AS, Para Pakar: Epidemi Telah Berlangsung Lama

FDA memergoki temuan satu dari lima sampel susu komersial yang diuji dalam survei nasional mengandung partikel virus H5N1atau virus Flu Burung

Baca Selengkapnya

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

7 hari lalu

Temuan Virus Flu Burung di Produk Susu, AS Cek Sapi Perah Hingga Bentuk Tim Tanggap Darurat

Peternakan sapi perah di 9 negara bagian di Amerika Serikat diserang virus Flu Burung. Colorado menjadi negara kesembilan yang mengonfirmasi temuan tersebut.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

8 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya