Pasien Meninggal di RSPI Karena Virus Corona? Ini Riwayatnya

Reporter

Antara

Sabtu, 7 Maret 2020 06:00 WIB

Petugas memarkir mobil ambulans di samping ruang isolasi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis, 5 Maret 2020. Satu orang warga negara asing (WNA) yang diduga suspect virus corona (Covid-19) sudah dipulangkan. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Seorang pasien dalam pengawasan (PDP) di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso karena diduga terinfeksi virus corona COVID-19 meninggal pada Kamis 5 Maret 2020. "Pasien yang meninggal kondisinya memang jelek, pakai ventilator," kata Direktur Utama RSPI Sulianti Saroso, Mohammad Syahril, di Jakarta, Jumat 6 Maret 2020.

Diketahui pasien perempuan berusia 65 tahun itu memiliki riwayat hipertensi selain indikasi sesak napas dan demam. Saat dirujuk dari sebuah rumah sakit swasta ke RSPI Sulianti Saroso, pada Rabu 4 Maret 2020, kondisi pasien juga sudah menggunakan alat bantu pernapasan (ventilator). Sebelumnya dia telah menjalani perawatan selama sepekan di rumah sakit swasta tersebut.

Syahril belum dapat memastikan apakah kematian pasien karena virus corona Covid-19 atau penyakit lainnya tersebut. "Hasil pengecekan akan diumumkan oleh Kementerian Kesehatan," ujar Syahril.

Pasien meninggal tersebut masuk kategori terduga karena memiliki riwayat perjalanan dari Singapura. Pasien dipastikan tidak mengalami kontak langsung dengan dua warga Indonesia yang sebelumnya dinyatakan positif COVID-19. "Dia memiliki anak di Singapura, tapi bukan kontak ya dengan yang positif," kata Syahril.

Pasien meninggal tersebut kini sudah dimakamkan oleh keluarganya setelah sebelumnya RSPI memberikan alat-alat khusus sehingga diyakinian tidak akan menularkan penyakit.

Pasien dalam pengawasan karena terduga terinfeksi COVID-19 di RSPI Sulianti Saroso saat ini berjumlah sembilan orang. Sebanyak tujuh orang di antaranya adalah pasien kontak langsung dengan pasien positif kasus 1 dan 2 asal Kota Depok.

Kementerian Kesehatan membagi empat istilah penyebutan dalam penanganan virus corona, yaitu Orang Dalam Pemantauan (ODP), Pasien Dalam Pengawasan (PDP), "suspect" dan "confirm". ODP adalah Warga Negara Indonesia (WNI) atau Warga Negara Asing (WNA) yang masuk ke Indonesia dari negara yang terkonfirmasi di wilayahnya terjadi penularan COVID-19.

Semua orang yang datang ke Indonesia, apapun kewarganegaraannya manakala berasal dari negara yang dipastikan penularan dari orang ke orang positif kuat yaitu Cina, Korea Selatan, Jepang, Singapura, Malaysia, Italia dan Iran, dimasukkan orang ini sebagai Orang Dalam Pemantauan (ODP).

Orang dalam pemantauan tersebut, bisa saja tidak sakit. Namun, Pemerintah melakukan pemantauan cepat (tracking). Jika ODP menunjukkan gejala sakit sesuai dengan COVID-19 seperti demam dan sesak napas, maka statusnya naik menjadi Pasien Dalam Pengawasan (PDP).

PDP adalah mereka yang menunjukkan gejala influenza ringan hingga berat. Bila ODP ini mengalami sakit gejala influenza, batuk, panas, sesak, maka Pasien Dalam Pengawasan (PDP) ini harus betul-betul diperlakukan dengan baik karena sudah jadi pasien.

Adapun pertanyaan pertama yang ditanya kepada PDP adalah apakah ada riwayat kontak dengan yang positif COVID-19, kalau ada dan kuat, maka dia ditempatkan sebagai "suspect" COVID-19. Selanjutnya, pasien "suspect" COVID-19 akan diperiksa spesimennya menggunakan dua metode, yaitu Polymerase Chain Reaction (PCR) dan Genome Sequencing. Jika hasilnya positif, maka pasien "suspect" tadi menjadi "confirm" COVID-19.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

9 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

16 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya