6 Kasus Virus Corona dari Ratusan Spesimen Tak Lewati Cek Silang

Reporter

Tempo.co

Minggu, 8 Maret 2020 23:23 WIB

Petugas berjalan ke arah mobil ambulans yang terparkir di samping ruang isolasi RSPI Prof. Dr. Sulianti Saroso, Sunter, Jakarta Utara, Kamis, Kementerian Kesehatan menyatakan hingga Kamis 5 Maret ini ada 156 pasien dalam pengawasan virus corona yang tersebar di 35 rumah sakit di 23 provinsi. ANTARA

TEMPO.CO, Jakarta - Pemerintah telah mengumumkan dua kasus baru pasien positif terinfeksi virus corona COVID-19 pada hari ini, Minggu 8 Maret 2020. Penambahan ini menjadikan hingga kini terdata enam orang terkonfirmasi virus yang mewabah dari Wuhan, Cina, tersebut di Indonesia.

Juru Bicara Pemerintah untuk Penanggulangan Virus Corona COVID-19, Achmad Yurianto, mengatakan jumlah itu berasal dari 327 spesimen yang sudah diperiksa idi laboratorium Badan Litbang Kementerian Kesehatan. Spesimen-spesimen itu berasal dari 63 rumah sakit di 25 provinsi di Indonesia.

Selain mengumumkan total enam kasus terkonfirmasi, Yurianto juga menyebut 23 orang yang berstatus terduga. Mereka disebutnya berasal dari kawasan Jakarta, Bandung (disebut masih terkait kluster kasus Jakarta), dan Bali.

Yurianto menjelaskan, para terduga harus menjalani delapan kali pemeriksaan dan tes sebelum dinyatakan benar-benar sehat atau negatif. "Pada umumnya kami akan melaksanakan selama seminggu, tujuh kali pemeriksaan. Mudah-mudahan di ke-8 tetap negatif," kata Yurianto di Kantor Presiden, di Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Ahad, 8 Maret 2020.

Ia menyebut dalam beberapa kasus Corona, muncul laporan dari rumah sakit bahwa pemeriksaan dan hasil tes awal kepada para suspect, memang menunjukkan hasil negatif. Namun dari pemeriksaan ke-6, ke-7, ke-8 kadang-kadang menjadi positif.

"Jadi kita tidak boleh kemudian menganggap ini negatif dan boleh dipulangkan. Karena di samping itu, gejala klinisnya (seperti batuk dan demam) juga masih ada," kata Yurianto.

Terpisah, Direktur Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio berharap pemerintah melibatkan pihak lain dalam pengujian setiap spesimen. Selama ini hanya mengandalkan laboratorium-laboratorium di bawah Kementerian Kesehatan.

"Setidaknya untuk cross konfirmasi dibutuhkan sebelum diumumkan ke publik, untuk meyakinkan hasilnya positif atau negatif," ujarnya saat ditemui usai diskusi Cross Check "Korona: Ga Perlu Panik, Ga Usah Gimik" di Jakarta, Ahad, 8 Maret 2020.

Advertising
Advertising

Ia membandingkan kondisi di Indonesia dengan negara-negara lain. Di Eropa dan Cina misalnya, pemerintah setempat dinilainya mau melibatkan universitas-universitas dalam penanganan virus corona ini. "Sehingga publikasinya banyak. Setiap ada perkembangan dianalisis dan di-publish," ucap dia.

Amin menyatakan Indonesia memiliki kampus-kampus berkualitas yang laboratoriumnya bisa membantu proses diagnosa virus corona ini. Bahkan, kata dia, kampus seharusnya dilibatkan untuk membuat prediksi-predikisi terkait perkembangan virus ini dan dampaknya.

Dia juga mengatakan Kementerian Kesehatan belum pernah mengajak lembaganya untuk mendiagnosa seseorang yang diduga terinfeksi virus corona Covid-19. "Untuk diagnostik belum dilibatkan," kata profesor mikrobiologi di Universitas Indonesia itu.

EGI ADYATAMA | AHMAD FAIZ

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

2 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

3 hari lalu

Kemenkes: Waspada Email Phishing Mengatasnamakan SATUSEHAT

Tautan phishing itu berisi permintaan verifikasi data kesehatan pada SATUSEHAT.

Baca Selengkapnya

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

6 hari lalu

Netizen Serbu Akun Instagram Bea Cukai: Tukang Palak Berseragam

Direktorat Jenderal Bea dan Cuka (Bea Cukai) mendapat kritik dari masyarakat perihal sejumlah kasus viral.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya