Ilmuwan Ungkap Misteri Es di Merkurius Meskipun Suhu Panas

Rabu, 18 Maret 2020 14:32 WIB

Air di planet Merkurius. Rt.com

TEMPO.CO, Jakarta - Sekelompok ilmuwan dari Pusat Teknologi dan Penelitian Antariksa Georgia Tech telah memberikan penjelasan baru tentang bagaimana es terbentuk di Merkurius meskipun suhu permukaannya sangat panas hingga mencapai 750 derajat Fahrenheit.

Zat beku itu awalnya ditemukan pada 2011 oleh NASA Messenger, pesawat ruang angkasa pertama yang mengorbit planet itu.

Menurut teori penelitian tersebut, bahan kimia di permukaan planet dipanaskan oleh radiasi Matahari yang intens, melepaskan air dan hidrogen yang nantinya bermukim kembali di dalam kawah yang terlindung dari Matahari, di mana air berubah menjadi es.

Gambar radar yang diambil oleh Messenger menunjukkan kantong-kantong besar es yang tertanam di dalam kawah di kedua kutub Merkurius.

Penemuan ini merupakan kejutan besar, mengingat bahwa planet ini adalah yang terdekat dengan Matahari di tata surya, dengan suhu permukaan yang naik setinggi 750 derajat Fahrenheit.

Advertising
Advertising

Tanah di Merkurius mengandung berbagai gugus hidroksil, yang ketika dipanaskan oleh radiasi Matahari mulai melakukan proses yang melepaskan molekul air dan hidrogen.

Air dan hidrogen terangkat keluar dari tanah dan beberapa kelompok molekul bergerak mengendap di permukaan dan membentuk endapan es di kawah yang tidak terpapar Matahari.

"Ini sedikit seperti lagu Hotel California," kata Thomas Orlando dari Georgia Tech, kepada Eurekalert. "Molekul air bisa masuk ke bayang-bayang tetapi mereka tidak pernah bisa pergi."

Mekanika senyawa hidroksil telah lama dipahami, tapi tim Georgia Tech meyakini pekerjaan mereka menunjukkan bagaimana mekanisme itu akan bekerja pada Merkurius.

"Ini bukan sesuatu yang aneh," kata Brant Jones dari Georgia Tech. “Mekanisme kimia dasar telah diamati puluhan kali dalam penelitian sejak akhir 1960-an. Tapi itu pada permukaan yang jelas.”

Menurut Jones, menerapkan kimia pada permukaan rumit seperti yang ada di planet adalah penelitian yang inovatif. Tim memperkirakan bahwa melalui proses transformasi hidroksil, lebih dari 11 miliar ton es dapat terbentuk di planet ini selama lebih dari 3 juta tahun.

Tim percaya proses ini juga bisa membantu menjelaskan bagaimana es berpotensi terbentuk di asteroid. "Proses seperti ini bisa membantu membuatnya," kata Jones.

Teori sebelumnya menjelaskan bahwa es berasal dari asteroid, yang menabrak permukaan planet, menciptakan kawah untuk melindungi es dari paparan langsung Matahari. Karena Merkurius tidak memiliki atmosfer, suhu permukaannya merosot ketika tidak secara langsung terpapar sinar Matahari, turun hingga minus 280 derajat Fahrenheit. Sementara sekitar 90 persen es di planet itu diyakini berasal dari asteroid, 10 persen terbentuk melalui proses alami di planet ini.

DAILY MAIL | EUREKALERT

Berita terkait

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

1 hari lalu

BRIN Kirim Surat Teguran, Minta Ratusan Pensiunan Ilmuwan Kosongkan Rumah di Puspiptek

BRIN meminta ratusan pensiunan ilmuwan mengosongkan rumah dinas di Puspiptek paling lambat 15 Mei 2024

Baca Selengkapnya

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

15 Februari 2024

Vladimir Putin Bocorkan Ilmuwan Rusia sedang Membuat Vaksin untuk Obati Kanker

Vladimir Putin mengkonfirmasi ilmuwan bidang medis di Rusia sedang berusaha membuat vaksin untuk melawan penyakit kanker.

Baca Selengkapnya

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

10 Februari 2024

Apa Itu Sivitas Akademika yang Terus Lakukan Kritik terhadap Jokowi?

Sivitas akademika dari puluhan universitas terus melakukan kritik terhadap Jokowi, menjelang Pemilu 2024. Apakah itu sivitas akademika?

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan 5 Asteroid Paling Bahaya Bagi Bumi, Bisa Memusnahkan Manusia

25 Januari 2024

Ilmuwan Temukan 5 Asteroid Paling Bahaya Bagi Bumi, Bisa Memusnahkan Manusia

Para ilmuwan dan pakar tata surya mendeteksi lima asteroid yang paling berbahaya bagi bumi dan memusnahkan manusia.

Baca Selengkapnya

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

25 Januari 2024

Para Ilmuwan Temukan Asteroid Dekat Bumi Beberapa Jam Sebelum Meledak di Atas Berlin

Asteroid ini bisa dilihat masyarakat di sekitar Berlin, Jerman, dengan bentuk seperti pancaran sinar bola api.

Baca Selengkapnya

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

14 Januari 2024

Mumi Alien yang Misterius Muncul di Peru Ternyata Boneka Humanoid

Para ilmuwan menyatakan 'mumi alien' di Peru sebenarnya adalah boneka yang terbuat dari tulang Bumi.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

12 Januari 2024

Ilmuwan Simpulkan Fosil New Mexico Spesies Tyrannosaurus Baru

Para ilmuwan menyimpulkan fosil New Mexico adalah spesies Tyrannosaurus baru.

Baca Selengkapnya

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

10 Januari 2024

Suhu 2023 Terpanas yang Tercatat, Ilmuwan UE: Bermula dari Krisis Iklim

Rata-rata pada tahun 2023 suhu bumi lebih panas 1,48 derajat Celcius dibandingkan periode pra-industri pada tahun 1850-1900.

Baca Selengkapnya

Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

24 November 2023

Ilmuwan Temukan Spesies Dinosaurus Baru Bernama Farlowichnus Rapidus

Para ilmuwan mengidentifikasi spesies dinosaurus baru dari jejak kaki di Brasil.

Baca Selengkapnya

Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

16 November 2023

Usai Penemuan Satwa Langka di Papua, Kini Kawasannya Ditanami Bambu

Pemerintah Provinsi Papua melakukan penanaman bibit bambu di daerah penyangga Cagar Alam Pegunungan Cycloop.

Baca Selengkapnya