Percepat Vaksin Corona, Singapura Lacak Perubahan Genetik Virus

Jumat, 27 Maret 2020 10:30 WIB

Ilustrasi vaksinasi (Pixabay.com)

TEMPO.CO, Jakarta - Tim ilmuwan di Duke-NUS Medical School, Singapura, bekerja sama dengan perusahaan bioteknologi Arcturus Therapeutics mengembangkan cara melacak perubahan genetik virus. Teknik ini diharap bisa mempercepat pengujian vaksin potensial terhadap virus corona COVID-19.

Ooi Eng Eong, Wakil Direktur Program Penyakit Menular Duke-NUS Medical School, mengatakan efektivitas sebuah vaksin bisa diketahui dari cara gen virus yang ditarget berubah. "Gen apa yang dihidupkan, dan gen apa yang dimatikan," kata dia seperti dikutip dari Reuters, Kamis 26 Maret 2020.

Penilaian cepat atas perubahan yang dipicu oleh vaksin memungkinkan para ilmuwan menentukan efektivitas dan efek sampingnya, selain mengandalkan respons dari manusia yang menerimanya. Sayangnya, saat ini, belum ada obat yang disetujui atau vaksin pencegahan yang menargetkan virus corona jenis baru terebut. Sebagian besar pasien hanya menerima perawatan suportif, seperti bantuan pernapasan.

Dari penemuan hingga perizinan, pengembangan vaksin di masa lalu bisa memakan waktu lebih dari 10 tahun. Tapi Ooi mengatakan dunia sains sekarang dapat menawarkan respons yang jauh lebih cepat.

Dia mengungkap para ahli sedang menyiapkan vaksin bisa memakan waktu lebih dari satu tahun. "Kami berencana untuk mulai menguji vaksin pada tikus dalam waktu sekitar satu minggu, dengan uji coba manusia diperkirakan dilakukan pada paruh kedua tahun ini," ujar Ooi menerangkan percepatan yang dilakukan.

Sebelumnya, para ilmuwan Duke-NUS membantu membiakkan virus pada akhir Januari lalu, beberapa hari setelah Singapura mengkonfirmasi infeksi COVID-19 pertama di negeri itu. Singapura menjadi negara ketiga, di luar Cina, yang membudidayakan virus corona yang sedang menciptakan wabah di dunia tersebut.

Selain itu Singapura melakukan tes untuk mendeteksi antibodi infeksi virus bahkan pada mereka yang sudah pulih dari infeksi. Hal ini penting karena sebagai upaya pertahanan dan menuai pujian dari global.

Selain tim di Singapura, perusahaan-perusahaan farmasi dan para peneliti di seluruh dunia berlomba untuk mengembangkan vaksin dan obat untuk penyakit virus corona 2019 ini. Upaya-upaya ini termasuk menguji remdesivir sebagai obat anti virus eksperimental Gilead Sciences Inc, Amerika, dan terapi turunan plasma dari Takeda Pharmaceutical Co. Jepang.

REUTERS

Advertising
Advertising

Berita terkait

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

9 jam lalu

Update Harga Tiket dan Jadwal Kapal Feri Batam - Singapura Mei 2024

Perjalanan dari Batam ke Singapura dengan kapal feri hanya butuh waktu sekitar 1 jam. Simak harga tiketnya.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

20 jam lalu

Wisatawan Indonesia Paling Senang Belanja di Singapura

Singapura telah menerima lebih dari 664 ribu pengunjung Indonesia. Jumlah ini mengalami peningkatan sebesar 33,8 persen dibandingkan tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

1 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

1 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

3 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

3 hari lalu

Profil Lawrence Wong, Bakal PM Singapura yang Diperkenalkan Jokowi ke Prabowo

Politikus Partai Aksi Rakyat yang segera PM Singapura ini lahir 18 Desember 1972 dibesarkan dari keluarga sederhana di Marine Parade Housing Board.

Baca Selengkapnya