Kabar Baik, Peneliti Temukan Virus Corona COVID-19 Lambat Mutasi

Jumat, 27 Maret 2020 11:19 WIB

Ilustrasi virus corona atau Covid-19. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Studi baru dari dua kelompok peneliti menunjukkan bahwa virus corona SARS-CoV-2 atau COVID-19 relatif lambat bermutasi. Artinya, setiap vaksin yang sedang dikembangkan semestinya, ketika sudah digunakan nanti, bisa efektif digunakan secara luas di seluruh populasi yang terpisah secara geografis selama periode waktu yang relatif lama.

Penelitian dilakukan oleh dua tim independen yang bekerja terpisah di Italia. Mereka adalah ilmuwan di Institut Nasional untuk Penyakit Infeksi (IRCCS) Lazzaro Spallanzani di Roma dan Divisi Forensik dari Departemen Ilmu Biomedis dan Kesehatan Masyarakat (DSBSP) di Rumah Sakit Universitas Ancona.

Mereka menguji urutan gen (genome sequencing) dengan teknologi yang dikembangkan Thermo Fisher Scientific pada sampel virus corona yang diambil dari pasien Italia. Kemudian, mereka membandingkan sampel dengan referensi genom yang diurutkan dari sampel virus yang diambil dari wabah di Wuhan sekitar dua bulan sebelumnya.

Hasilnya didapati perbedaan antara kedua sampel virus dianggap sangat kecil. Dalam hal variasi genetik, hanya lima varian baru muncul dalam sampel asal pasien Italia, dengan indikasi awal bahwa virus corona cukup stabil bahkan selama penularan yang panjang melintasi banyak individu dan populasi.

"Ini adalah kabar yang menggembirakan, mengingat bahwa virus lain dapat dengan cepat bermutasi," bunyi laporan penelitian itu.

Advertising
Advertising

Mereka mengatakan itu karena berkaca kepada flu musiman yang jauh lebih ringan, tapi tetap merupakan tantangan yang konsisten bagi para profesional kesehatan karena terus bermutasi. Dan itulah sebabnya setiap tahun vaksin flu baru dikembangkan, dengan mempercepat waktu untuk mengantisipasi ancaman besar di setiap musim flu.

Selain studi Italia ini, pekerjaan yang dilakukan oleh John Hopkins University dan peneliti ilmu kesehatan lainnya di seluruh dunia telah mendukung pandangan tersebut. Sebuah usaha oleh konsorsium Inggris untuk lebih komprehensif melacak mutasi dari waktu ke waktu harus memberikan pandangan yang lebih jelas.

Sejauh pandemi COVID-19 berjalan, dukungan baru ini untuk teori bahwa virus bergerak lambat dalam hal susunan genetiknya adalah berita yang sangat bagus. Vaksin apa pun kemungkinan akan tersedia setidaknya satu tahun lagi, tapi penelitian ini setidaknya menunjukkan bahwa ketika vaksin itu tiba, vaksin masih akan efektif secara luas dan setidaknya untuk beberapa tahun ke depannya.

TECH CRUNCH | REUTERS

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

7 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

14 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

16 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

17 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

17 jam lalu

Kisah Jendela Wine di Restoran-restoran di Italia, Digunakan untuk Social Distancing pada Abad ke-15

Jendela wine diperkenalkan pada 1600-an, pada saat wabah bubonic menyebar ke seluruh Florence. Kembali populer saat pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

2 hari lalu

Vaksinasi Masih Jadi Tantangan, Banyak Orang Termakan Mitos Keliru

Masih ada warga yang menganggap vaksinasi dapat menyebabkan kematian sehingga pelaksanaannya masih sering menemui kendala.

Baca Selengkapnya

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

4 hari lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

4 hari lalu

5 Destinasi Wisata yang Jadi Sarang Copet di Eropa Menurut Survei Baru, Turis Harus Hati-hati

Atraksi terkenal adalah salah satu tempat beraksi bagi pencopet karena perhatian wisatawan cenderung terganggu.

Baca Selengkapnya