Kasus Positif Covid-19 Diprediksi 5 Kali Lipat dari Angka Resmi

Sabtu, 28 Maret 2020 06:30 WIB

Petugas yang mengenakan APD lengkap mengukur suhu tubuh warga yang akan mengikuti rapid test virus Corona di Puskesmas Pengasinan, Depok, Jawa Barat, 27 Maret 2020. Sebanyak 2.400 alat rapid test disiapkan untuk warga Depok. TEMPO/Nurdiansah

TEMPO.CO, Bandung - Lembaga Riset Telematika Sharing Vision di Bandung memprediksi jumlah kasus positif virus Corona Covid-19 di Indonesia saat ini bisa mencapai lima kali lipat dari angka yang dirilis pemerintah.

Prediksi itu diperoleh dari hasil simulasi model dinamika penyebaran virus mulai pekan pertama isolasi diri secara nasional pada Senin, 16 Maret 2020.

Simulasi dilakukan Tim Data Scientist Sharing Vision pimpinan Budi Sulistyo bersama Dimitri Mahayana, dosen dari Kelompok Keahlian Kendali dan Komputer ITB, dengan persamaan diferensi orde 30, nonlinier dengan umpan balik positif yang telah digunakan dalam memodelkan fenomena wabah Corona di Indonesia.

Menurut Budi, salah satu asumsi dalam simulasi model itu adalah asumsi delay dalam pengumuman kasus terkonfirmasi positif Corona. Delay itu, menurutnya lewat keterangan tertulis, Jumat 27 Maret 2020, diasumsikan sangat moderat yakni selama rata-rata tiga hari.

“Delay ini adalah jeda waktu sejak saat dilakukannya tes terhadap seseorang yang kemudian dinyatakan positif, hingga konfirmasi resmi pemerintah yang memasukkan orang tersebut ke dalam akumulasi total terjangkit,” ujarnya.

Advertising
Advertising

Semakin panjang delay aktual maka semakin besar gap confirmed case yang diumumkan dengan kondisi aktual. Sekitar 40-50 persen terjangkit aktual ini diduga hanya menampakkan gejala sangat ringan atau bahkan tanpa gejala sehingga sulit dideteksi. Adapun sebagian lainnya yang terjangkit telah masuk daftar orang dalam pemantauan maupun pasien dalam pengawasan.

Dari angka yang diumumkan pemerintah pada 22 Maret 2020 sebanyak 514 kasus positif COVID-19 diprediksi kasus aktualnya sebanyak 2.279 kasus. Pada 23 Maret dari 579 yang dinyatakan terkonfirmasi kondisi aktualnya diprekdiksi 2.706 orang positif. Hingga 25 Maret diprediksi 3.799 aktual dari angka 790 kasus positif yang disebutkan pemerintah.

Selain itu, menurut tim riset, deteksi terjangkit positif yang berlanjut isolasi diasumsikan hanya dapat menjaring 40 persen terjangkit setelah fase inkubasi. Fase pertama, yakni 7 hari pertama. “Ini karena dalam masa inkubasi peluang keberhasilan deteksi sangat rendah terhadap seseorang yang aktualnya telah terjangkit,” kata Budi.

Beberapa asumsi itu ditentukan untuk menentukan parameter sistem sehingga keluaran simulasi bisa selaras dengan data global. Menurutnya, data dunia ada yang menunjukkan kenaikan kasus positif dengan kelipatan 1,23 kali hanya dalam dalam dua hari, yaitu 274.696 kasus positif per 20 Maret menjadi 336.934 kasus positif per 22 Maret.

Asumsi lain pemodelan yang digunakan antara lain penambahan jumlah terjangkit virus Corona secara alamiah akan mengikuti deret geometri. Akumulasi jumlah terjangkit di suatu hari adalah kelipatan dari jumlah terjangkit di hari sebelumnya. Kemudian asumsi seseorang yang terjangkit tidak selamanya menularkan virus, dia akan menjadi vektor penularan hanya dalam rentang waktu tertentu yaitu selama dia terinfeksi virus.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

11 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya