COVID-19 di Wuhan: Sejumlah Pasien Positif, Sembuh, Positif Lagi

Reporter

Terjemahan

Senin, 30 Maret 2020 06:00 WIB

Pasien yang sembuh dari virus Corona melambaikan tangan saat meninggalkan rumah sakit sementara Wuchang di Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, 10 Maret 2020. Sementara itu, 16 rumah sakit sementara di Wuhan resmi ditutup pada Selasa (10/3) seiring menurunnya jumlah pasien terinfeksi virus Corona. Xinhua/Wang Yuguo

TEMPO.CO, Jakarta - Kasus sejumlah warga yang terinfeksi COVID-19 untuk kedua kalinya mempertanyakan kembali tingkat akurasi alat diagnostik penyakit itu di Cina. Misteri sejumlah kasus itu juga menerbitkan keresahan untuk kemungkinan gelombang kedua wabah virus tersebut.

Keresahan itu muncul di saat mendekati tenggat pencabutan status karantina Wuhan dan sejumlah kota di Provinsi Hubei pada 8 April mendatang. Saat itu, warga kota-kota itu sudah akan bisa bepergian, termasuk ke luar dari kota yang pernah menjadi episentrum wabah yang merenggut lebih dari 3 ribu jiwa di Cina itu.

Sepanjang 18-22 Maret lalu, pemerintah Cina tak mencatat adanya kasus penularan baru COVID-19 yang berasal dari transmisi lokal atau di dalam negeri. Capaian itu sempat menjadi torehan manis dari upaya penanggulangan wabah.

Tapi kemudian datang kabar kalau beberapa warga Wuhan yang pernah terkonfirmasi positif terinfeksi corona dan telah dinyatakan sembuh belakangan teruji positif lagi. Ini diketahui dari data beberapa fasilitas karantina penampung para pasien COVID-19 usai dipulangkan rumah sakit. Sebanyak 5-10 persen dari pasien yang sudah sembuh itu teruji positif kembali.

Beberapa yang positif terinfeksi lagi itu tak menunjukkan gejala sakit. Ini yang memicu kekhawatiran, selain soal kasus impor, kalau wabah belum benar-benar meninggalkan Wuhan dan Hubei.

Advertising
Advertising

Kepada media NPR yang berkomunikasi via ponsel, empat orang di antara pasien yang positif kembali itu mengaku kondisi mereka membaik dan hasil pemeriksaan infeksi dinyatakan negatif sebelum mereka disebut kembali positif COVID-19.

Dua dari empat orang itu adalah dokter yang bertugas di garda depan dan terinfeksi dari pasien yang dirawatnya. Sedang dua lainnya adalah warga Wuhan, terdiri dari satu menunjukkan gejala parah dan sempat kembali dirawat di rumah sakit dan yang kedua hanya gejala ringan.

<!--more-->

Sejumlah ahli virologi berpikir tidak mungkin seorang pasien COVID-19 bisa terinfeksi kembali untuk kedua kalinya begitu cepat setelah mereka dinyatakan sembuh. Namun mereka juga menolak cepat-cepat menyimpulkan.

Adapun pemerintah Cina tak menghitung mereka yang sudah sembuh namun positif kembali itu dalam data terbaru kasus COVID-19. Cina juga tak memasukkan dalam hitungan mereka, kasus positif yang tidak disertai gejala sakit.

Seluruh empat orang itu kini diisolasi di bawah pengawasan medis. Belum jelas apakah mereka bisa menularkan penyakitnya atau kenapa mereka menjadi positif setelah sebelumnya negatif.

Kemungkinannya adalah mereka mendapat hasil negatif palsu sebelumnya. Ini mungkin terjadi jika pemeriksaan menggunakan sampel swab meleset mendeteksi virus. Dokter Li Wenliang, misalnya, berulang kali dinyatakan negatif virus corona sebelum terbukti positif.

Pada February, Wang Chen, direktur di Chinese Academy of Medical Sciences, menduga uji asam nukleat yang digunakan di negara itu dalam mengidentifikasi kasus positif corona hanya akurat 30-50 persen. Teori lain adalah karena tes memperbesar bagian kecil dari DNA sehingga sisa virus dari infeksi yang pertama bisa memberi hasil positif palsu di tes yang kedua.

"Ada beberapa hasil positif yang palsu di pemeriksaan jenis ini," kata Jeffrey Shaman, profesor kesehatan lingkungan di Columbia University, Amerika Serikat. Shaman adalah anggota tim peneliti dari sebuah studi pemodelan yang menunjukkan kalau penularan oleh individu-individu yang tidak sakit menjadi motor wabah di Wuhan.

NPR

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

7 menit lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

5 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

5 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

12 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

14 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

15 jam lalu

Gelombang Panas Serbu India sampai Filipina: Luasan, Penyebab, dan Durasi

Daratan Asia berpeluh deras. Gelombang panas menyemai rekor suhu panas yang luas di wilayah ini, dari India sampai Filipina.

Baca Selengkapnya

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

1 hari lalu

Bahlil Bantah Cina Kuasai Investasi di Indonesia, Ini Faktanya

Menteri Bahlil membantah investasi di Indonesia selama ini dikuasai oleh Cina, karena pemodal terbesar justru Singapura.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

1 hari lalu

Segera Hadir di Subang Smartpolitan, Berikut Profil BYD Perusahaan Kendaraan Listrik

Keputusan mendirikan pabrik kendaraan listrik di Subang Smartpolitan menunjukkan komitmen BYD dalam mendukung mobilitas berkelanjutan di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

1 hari lalu

Jalan Raya di Cina Ambles, Sedikitnya 48 Orang Tewas

Korban tewas akibat amblesnya jalan raya di Cina selatan telah meningkat menjadi 48 orang

Baca Selengkapnya