Ilmuwan Cina Kumpulkan Antibodi Efektif untuk Obat COVID-19

Jumat, 3 April 2020 08:00 WIB

Ilustrasi virus corona. Sumber: koSSev

TEMPO.CO, Jakarta - Tim ilmuwan di Cina telah mengisolasi beberapa antibodi yang dikelompokkan ‘sangat efektif’ menghalangi kemampuan virus corona COVID-19 memasuki sel. Mereka melakukan riset alternatif yang diharap dapat membantu mengobati atau mencegah pandemi yang sedang terjadi.

Zhang Linqi dari Universitas Tsinghua, Beijing, mengatakan obat yang dibuat dengan antibodi seperti yang ditemukan timnya dapat digunakan lebih efektif. “Termasuk apa yang disebut pengobatan ‘perbatasan’ seperti plasma,” ujar dia seperti dikutip dari Reuters, Rabu 1 April 2020.

Saat ini belum ada obat yang efektif untuk COVID-19. Menyebar dari Wuhan, Provinsi Hubei, Cina, penyakit virus corona 2019 ini telah menciptakan wabah global dan menginfeksi lebih dari 850 ribu orang di dunia serta membunuh 42 ribu di antaranya.

Plasma mengandung antibodi, tapi dibatasi oleh golongan darah. Pada awal Januari, tim Zhang di Rumah Sakit Rakyat ke-3 di Shenzhen mulai menganalisis antibodi dari darah pasien COVID-19 yang sudah sembuh. Mereka mengisolasi 206 antibodi monoklonal yang digambarkan memiliki kemampuan ‘kuat’ untuk menjadi terikat dengan virus.

Mereka kemudian melakukan tes lain untuk melihat apakah ikatan itu benar-benar dapat mencegah virus menginfeksi sel. “Di antara 20 atau lebih antibodi pertama yang diuji, empat mampu menghalangi masuknya virus dan dua di antaranya sangat bagus melakukannya,” kata Zhang.

Advertising
Advertising

Tim ini sekarang fokus pada identifikasi antibodi paling kuat dan kemungkinan untuk menggabungkannya untuk mengurangi risiko mutasi virus corona baru. Jika semuanya berjalan baik, pengembang obat dapat memproduksinya secara massal untuk pengujian, pertama pada hewan lalu pada manusia.

Zhang dkk telah bermitra dengan perusahaan biotek Sino-A.S, Brii Biosciences. Menurut Zhang, pentingnya antibodi telah terbukti di dunia kedokteran selama beberapa dekade belakangan. “Mereka dapat digunakan untuk mengobati kanker, penyakit autoimun, dan penyakit menular,” kata Zhang.

Antibodi bukan vaksin yang risetnya bisa memakan waktu dua tahun bahkan lebih. Sedang Zhang berharap antibodi yang sudah dikumpulkan dan ditapisnya dapat diuji pada manusia dalam enam bulan ke depan.

Pakar penyakit menular dari Universitas Hong Kong, Ben Cowling, mendesak Zhang agar tetap berhati-hari. Menurut Cowling, ada sejumlah langkah yang sekarang harus diikuti sebelum dapat digunakan sebagai pengobatan untuk pasien virus corona.

"Tetapi sangat menarik untuk menemukan perawatan potensial ini, dan kemudian memiliki kesempatan untuk mengujinya,” ujar Cowling. Dia menambahkan, “karena jika kita dapat menemukan lebih banyak kandidat, maka pada akhirnya kita akan mendapatkan perawatan yang lebih baik.”

Berita terkait

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

15 jam lalu

Filipina Salahkan Beijing karena Memancing Ketegangan di Laut Cina Selatan

Manila menuduh penjaga pantai Cina telah memancing naiknya ketegangan di Laut Cina Selatan setelah dua kapalnya rusak ditembak meriam air

Baca Selengkapnya

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

17 jam lalu

Survei: 58 Persen Responden Percaya Beijing Gunakan TikTok untuk Pengaruhi Opini Warga Amerika Serikat

Jajak pendapat yang dilakukan Reuters/Ipsos mengungkap 58 persen responden percaya Beijing menggunakan TikTok untuk mempengaruhi opini warga Amerika.

Baca Selengkapnya

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

22 jam lalu

EHang Lebih Dekat Lagi ke Operasional Taksi Terbang Komersial di Cina

EHang raih sertifikat produksi untuk bakal taksi terbang EH216-S. Yang pertama di industri eVTOL dunia.

Baca Selengkapnya

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

1 hari lalu

Marak WNI Jadi Korban Penipuan Berkedok Pengantin di Cina, KBRI Ungkap Modusnya

Banyak WNI yang diiming-imingi menjadi pengantin di Cina dengan mas kawin puluhan juta. Tak semuanya beruntung.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

3 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal, Promo Gajian hingga Sindiran Komikus Jepang

Zulkifli Hasan mengungkap asal mula ditemukannya baja ilegal produksi pabrik milik Cina.

Baca Selengkapnya

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

4 hari lalu

Kisah Besi Beton 'Banci' Produksi Investor Asal Cina yang Disidak Zulhas

Mendag Zulkifli Hasan menginspeksi mendadak sebuah pabrik baja milik investor Cina yang meproduksi baja ilegal tidak sesuai SNI.

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

4 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

4 hari lalu

Top 3 Dunia: Sumber Kekayaan Iran hingga Pertemuan Hamas-Fatah di Beijing

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 27 April 2024 diawali oleh berita soal lima sumber kekayaan negara Iran, yang sedang menghadapi ketegangan dengan Israel

Baca Selengkapnya

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

4 hari lalu

Zulhas Ungkap Asal Mula Ditemukannya Baja Ilegal Produksi Pabrik Milik Cina

Sebuah pabrik baja Cina, PT Hwa Hok Steel, terungkap memproduksi baja tulangan beton tidak sesuai SNI sehingga produk mereka dinyatakan ilegal.

Baca Selengkapnya

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

4 hari lalu

Filipina Pastikan Belum Ada Kata Sepakat dengan Beijing soal Laut Cina Selatan

Filipina menyangkal klaim Beijing yang menyebut kedua negara telah mencapai kata sepakat terkait sengketa Laut Cina Selatan

Baca Selengkapnya