Ada Hujan Meteor Lyrid dan Pi Puppid April Ini

Minggu, 5 April 2020 19:01 WIB

Sebuah meteor melesat melintasi langit dekat Monumen Revolusi selama puncak hujan meteor Perseid di Prijedor, Bosnia dan Herzegovina 12 Agustus 2019. Puncak hujan meteor Perseid diprediksi dari sekitar pukul 22.00 sampai subuh. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Langit malam pada April ini akan diwarnai dua hujan meteor, yaitu Lyrid dan Pi Puppid. Waktu puncak kedua hujan meteor itu saling berdekatan, yaitu pada 22-23 April 2020. Perburuan hujan meteor itu akan optimal karena ketiadaan bulan yang tengah mengalami fase baru.

Penggiat astronomi dari komunitas Langit Selatan di Bandung Avivah Yamani mengatakan hujan meteor Lyrid berasal dari debu ekor komet Thatcher C/1861 G1.

Masa puncak hujan meteor ini pada 22 April pukul 14:00 WIB. “Hujan meteor Lyrid bisa dinikmati setelah rasi Lyra yang jadi arah datangnya terbit pukul 22.00 WIB,” ujarnya.

Saat hujan meteor Lyrid mencapai intensitas maksimum, pengamat hanya bisa melihat 18 meteor per jam. Setiap meteor yang melesat itu diperkirakan bergerak dengan kecepatan 48,8 kilometer per detik.

Bulan Sabit yang tipis pada 22 April dini hari dan bulan baru 23 April akan memberikan kondisi optimal untuk berburu hujan meteor Lyrid. “Waktu terbaik untuk pengamatan mulai tengah malam sampai fajar,” kata dia.

Advertising
Advertising

Selain itu, mengutip dari laman komunitas itu, ada hujan meteor Pi Puppid yang akan mencapai puncaknya pada 23 April 2020. Saat maksimum itu bisa mencapai 18–40 meteor per jam.

Hujan meteor dari sisa komet 26P/Grigg-Skjellerup ini bisa diamati sejak matahari terbenam sampai tengah malam saat rasi bintang Puppis terbenam.

Saat Matahari terbenam, rasi Puppis yang jadi arah datang hujan meteor Puppid sudah melewati zenit atau titik di angkasa yang berada persis di atas pengamat.

Hujan meteor Pi Puppid yang melesat dengan kecepatan 18 kilometer per detik ini bisa diamati mulai 15–28 April 2020. Tidak adanya bulan di malam hari karena berada pada fase bulan baru akan memberikan kondisi optimal untuk berburu hujan meteor ini.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

25 hari lalu

Siang Ini Amerika dan Kanada Alami Gerhana Matahari Total, Begini Tahapan Terjadinya

Walaupun Indonesia tidak alami gerhana matahari total yang terjadi hari ini, tetapi ini merupakan fenomena menarik di dunia.

Baca Selengkapnya

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

29 hari lalu

Jelang Gerhana Matahari 8 April, Kenali Fenomena Gerhana Matahari Terlama di Alam Semesta

Sistem yang disebut dengan kode astronomi TYC 2505-672-1 memecahkan rekor alam semesta untuk gerhana matahari terlama.

Baca Selengkapnya

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

32 hari lalu

Fenomena Langka di Langit April 2024, Hujan Meteor Hingga Komet Setan

Sejumlah fenomena astronomi langka bakal terjadi sepanjang April 2024. Ada hujan meteor, gerhana matahari total, sampai okultasi bintang Antares.

Baca Selengkapnya

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

45 hari lalu

Proses Warna Bulan Jadi Merah Saat Terjadi Gerhana, Berikut Penjelasannya

Bulan tampak berwarna merah selama Gerhana Bulan Total terjadi. Hal ini disebabkan karena proses yang disebut hamburan Rayleigh.

Baca Selengkapnya

Penetapan 1 Ramadan, Pengamatan di 134 Titik Buktikan Posisi Bulan Masih Sangat Rendah

54 hari lalu

Penetapan 1 Ramadan, Pengamatan di 134 Titik Buktikan Posisi Bulan Masih Sangat Rendah

Pemerintah telah menetapkan 1 Ramadan 1445 H jatuh pada Selasa, 12 Maret 2024.

Baca Selengkapnya

Pendaratan Odysseus di Bulan, Misi Perdana Pesawat Ruang Angkasa Buatan Swasta

26 Februari 2024

Pendaratan Odysseus di Bulan, Misi Perdana Pesawat Ruang Angkasa Buatan Swasta

Pesawat ruang angkasa besutan Intuitive Machines berhasil mendarat di bulan. Misi yang menentukan kelancaran penerbangan ke bulan di masa depan.

Baca Selengkapnya

AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

23 Februari 2024

AS Mendarat Lagi di Bulan, Sempat Absen Lebih dari Lima Dekade

Ini merupakan pendaratan pertama AS di permukaan bulan dalam lebih dari setengah abad dan yang pertama dicapai oleh sektor swasta.

Baca Selengkapnya

Sempat Hilang Sinyal, Wahana SLIM Jepang Pulih Usai 9 Hari Tanpa Daya di Bulan

29 Januari 2024

Sempat Hilang Sinyal, Wahana SLIM Jepang Pulih Usai 9 Hari Tanpa Daya di Bulan

Pulihnya perangkat dan panel surya SLIM akibat perubahan arah sinar matahari di bulan.

Baca Selengkapnya

Pendaratan Wahana Antariksa Jepang SLIM di Bulan Bermasalah

22 Januari 2024

Pendaratan Wahana Antariksa Jepang SLIM di Bulan Bermasalah

Panel surya macet, wahana antariksa Jepang SLIM di Bulan bergantung masa hidup baterai. Saat ini sudah hilang sinyal.

Baca Selengkapnya

Mengapa Pendaratan SLIM Milik Jepang di Bulan Penting?

20 Januari 2024

Mengapa Pendaratan SLIM Milik Jepang di Bulan Penting?

Mengapa misi pendaratan 'penembak jitu di bulan' Jepang penting?

Baca Selengkapnya