Pembuat Ventilator Jepang Tingkatkan Produksi untuk Pasien Corona

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Senin, 6 April 2020 18:05 WIB

Ventilator rumah sakit. Kredit: ANTARA

TEMPO.CO, Kawaguchi - Sebuah perusahaan pembuat peralatan medis Jepang mengatakan pihaknya telah didekati pemerintah Jepang untuk memproduksi secara masal ventilator hewan untuk merawat orang-orang yang didiagnosa mengidap infeksi virus corona baru, dan negara-negara lain juga menyatakan berminat.

Kepala Eksekutif Metran Co Kazufuku Nitta mengatakan pendekatan itu dilakukan bulan lalu dan bahwa AS, Inggris dan India termasuk di antara lebih dari 30 negara yang mengajaknya berbicara.

Ventilator, yang membantu para pasien berjuang untuk bernapas, sedang langka di banyak negara yang paling parah dilanda wabah infeksi virus corona.

Di AS, para pembuat peralatan medis mengatakan mereka akan menyederhanakan desain ventilator dan menyisihkan pekerjaan lain untuk meningkatkan produksi ventilator, sementara pembuat mobil juga menawarkan membuat perangkat medis itu. Di tempat lain, pabrik Swiss Hamilton Medical AG mengatakan Inggris menghadapi kelangkaan masif ventilator.

Metran, yang dikelola swasta itu, juga membuat ventilator untuk manusia, tapi Nitta mengatakan perangkat untuk penyakit hewan itu lebih sederhana dan biaya produksinya sepersepuluh serta lebih mudah untuk mengoperasikannya.

Advertising
Advertising

"Di masa pandemi, tak ada cukup dokter dengan pengetahuan ahli yang siap di tempat," kata Nitta kepada Reuters. "Mesin yang sederhana dan aman dibutuhkan untuk dokter-dokter yang tak akrab dengan perangkat itu."

Pada hari Jumat, 3 April 2020, pemerintah menitahkan wilayah-wilayah yang paling parah terjangkit corona untuk menghemat tempat tidur rumah sakit bagi pasien yang paling menderita.

PM Shinzo Abe mengatakan kepada parlemen bahwa pemerintahannya telah menjamin 8.000 ventilator yang diperlukan untuk merawat pasien dalam kondisi serius.

Metran sedang mempertimbangkan satu sistem untuk memproduksi 5.000 hingga 15.000 alat bantu pernapasan hewan, kata Nitta, tanpa memberikan batasan waktu.

Namun, dia memperkirakan permintaan ventilator melebihi jumlah itu, sehingga juga sedang mempertimbangkan memberikan lisensi produk itu bagi perusahaan-perusahaan di luar negeri untuk memproduksi.

ANTARA

Berita terkait

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

4 jam lalu

Delegasi Indonesia Partisipasi di Festival Hakata Dontaku

Festival Hakata Dontaku adalah festival kesenian dan budaya terbesar di Fukuoka Jepang. Indonesia menampilkan angklung, tari Bali, dan tari Saman

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

6 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

16 jam lalu

Dubes RI Resmikan Pesantren Pertama NU di Jepang

Duta Besar Republik Indonesia untuk Jepang Heri Akhmadi meresmikan pesantren pertama Nahdlatul Ulama (NU)

Baca Selengkapnya

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Tak Hanya India, Jepang Juga Kecewa Atas Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Pemerintah Jepang menanggapi komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi di Cina, India dan Jepang.

Baca Selengkapnya

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

1 hari lalu

Fakta Bandara Internasional Kansai Jepang, Biaya Pembangunan Termahal dan Terancam Tenggelam

Mulai dari lokasi pembangunannya di pulau buatan sampai ancaman tenggelam, simak informasi menarik tentang Bandara Internasional Kansai Jepang.

Baca Selengkapnya

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

1 hari lalu

Menlu India Tak Terima Komentar Joe Biden tentang Xenofobia

Menteri Luar Negeri India menolak komentar Presiden AS Joe Biden bahwa xenofobia menjadi faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi negaranya.

Baca Selengkapnya

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

1 hari lalu

Bandara di Jepang Ini Tak Pernah Kehilangan Bagasi Penumpang, Apa Rahasianya?

Bandara Internasional Kansai Jepang pertama kali dibuka pada 1994, dan diperkirakan melayani 28 juta penumpang per tahun.

Baca Selengkapnya

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

1 hari lalu

Jepang Juara Piala Asia U-23 2024 Usai Kalahkan Uzbekistan 1-0

Timnas U-23 Jepang keluar sebagai juara Piala Asia U-23 2024 setelah mengalahkan Uzbekistan pada partai final. Rekor sempurna Uzbekistan runtuh.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

2 hari lalu

Resmi Pensiun, Kento Momota Nikmati Persaingan dengan Anthony Sinisuka Ginting hingga Viktor Axelsen

Kento Momota ingin membuat lebih banyak orang mencintai bulu tangkis lebih dari dia mencitainya usai resmi pensiun.

Baca Selengkapnya