COVID-19, Orangutan Harus Social Distancing dari Manusia

Sabtu, 11 April 2020 13:00 WIB

Orangutan Sumatra (Pongo abelii) menggenggam tangan petugas, sebelum ditranslokasi, di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Bali, Senin, 16 Desember 2019. Foto: Johannes P. Christo

TEMPO.CO, Jakarta - Darurat kesehatan global COVID-19 juga mengancam kehidupan kerabat terdekat manusia yaitu kera besar. Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Nature disebutkan bahwa primata ini juga memiliki kerentanan terhadap penyakit pernapasan seperti manusia.

Penelitian itu ditulis oleh 25 peneliti dan menyerukan mendesak perlunya membatasi interaksi manusia dengan kera besar hingga risiko penyebaran virus corona mereda. 'Social distancing' kera besar terhadap manusia disarankan dilakukan di alam liar, cagar alam, dan kebun binatang.

Ahli ekologi penyakit dari Emory University, Amerika Serkat, Thomas Gillespie, yang juga penulis utama penelitian menerangkan, pandemi COVID-19 bukan hanya situasi kritis bagi manusia. ”Ini juga berpotensi situasi mengerikan bagi kera besar. Ada banyak yang dipertaruhkan bagi mereka yang terancam punah,” ujar dia, seperti dikutip laman Phys, Senin, 6 April 2020.

Beberapa negara telah menangguhkan tempat wisata kera besar, dan yang lain yang terkait dengan wisata kera serta penelitian lapangan perlu mempertimbangkan secara serius. Hal yang sama juga berlaku untuk cagar alam dan kebun binatang di mana kera besar dan manusia berada dalam kontak yang lebih dekat.

Kera besar tersebut termasuk simpanse, bonobo, dan gorila, yang hidup di sebagian Afrika sub-Sahara, dan orangutan yang asli dari hutan hujan Indonesia dan Malaysia. Saat ini Persatuan Internasional untuk Konservasi Alam (IUCN) mendaftarkan simpanse dan bonobo sebagai spesies yang terancam punah, termasuk gorila dan orangutan.

Advertising
Advertising

Kehilangan habitat, perburuan dan penyakit adalah ancaman utama bagi kera besar yang tersisa. Namun, paparan virus yang memiliki efek ringan pada manusia, seperti yang menyebabkan flu biasa, telah dikaitkan dengan kejadian kematian pada primata liar.

Karena virus corona yang menyebabkan COVID-19 berakibat fatal bagi sebagian manusia, para ahli khawatir virus itu berpotensi menghancurkan kera besar. Bukti menunjukkan COVID-19 dapat ditularkan oleh orang-orang yang hanya memiliki gejala ringan, dan mungkin bahkan mereka yang tidak menunjukkan gejala.

<!--more-->

Menurut Gillespie, orang-orang yang lebih muda, yang mungkin kurang berisiko terinfeksi virus, adalah orang-orang yang lebih cenderung untuk beperpergian ke taman nasional Afrika dan Asia untuk melihat kera besar di alam liar. “Akan sangat sulit untuk memantau apakah mereka terinfeksi COVID-19, karena mereka mungkin tidak memiliki gejala yang jelas,” kata Gillesoie.

Wisata kera besar telah berkontribusi pada konservasi dalam banyak hal positif, memberikan insentif ekonomi bagi pemerintah dan individu untuk mendukung perlindungan mereka. Bantuan juga diperlukan untuk membantu menghadapi kerugian pariwisata dan untuk terus melindungi kesehatan manusia dan kera besar di alam liar di saat pandemi ini.

Tempat wisata telah membiasakan kera besar liar untuk tidak takut pada manusia. Tanpa staf untuk berpatroli dan melindungi mereka, hewan-hewan akan menjadi lebih rentan terhadap pemburu.

"Staf penting harus tetap di tempatnya," kata Gillespie, yang juga anggota IUCN. Dia menambahkan, “tetapi kita perlu memastikan bahwa jumlah staf rendah dan bahwa mereka terlibat dalam proses yang tepat untuk melindungi diri mereka sendiri, dan kera, dari paparan COVID-19."

Fabian Leendertz, dari Robert Koch-Institute, Jerman, yang juga penulis utama mengatakan, sebagai profesional yang fokus pada kera besar, dirinya memgaku memikul tanggung jawab untuk melindungi mereka.

“Kami berharap yang terbaik tetapi harus bersiap untuk yang terburuk dan secara kritis mempertimbangkan dampak kegiatan kami terhadap spesies yang terancam punah ini,” kata Leendertz

PHYS | NATURE

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

2 hari lalu

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

Pengungkapan kasus narkoba jenis sintetis ini berawal saat kecurigaan seorang warga akan adanya penyalahgunaan narkoba di wilayah Larangan, Tangerang.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

2 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

3 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

10 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

10 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

21 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya