Komplikasi Jantung yang Fatal, Brasil Stop Uji Klinis Chloroquine

Selasa, 14 April 2020 14:30 WIB

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Penelitian sekaligus uji klinis di Brasil tentang kemampuan obat anti malaria chloroquine untuk memerangi virus corona COVID-19 dihentikan sebelum waktunya. Keputusan itu diambil setelah beberapa pasien mengalami komplikasi jantung yang berpotensi fatal.

Dalam uji klinis itu, peneliti memberikan chloroquine kepada 81 pasien COVID-19 untuk menentukan efektivitasnya melawan virus yang menginfeksi mereka. Namun, penelitian yang didanai oleh negara bagian Amazonas di Brazil itu terpaksa dihentikan setelah potensi bahaya keselamatan menjadi jelas.

Temuan awal menunjukkan bahwa dosis (chloroquine) tinggi tidak direkomendasikan untuk pengobatan COVID-19. "Hasil seperti itu memaksa kami untuk secara prematur menghentikan rekrutmen pasien," ujar para peneliti dalam laporan pra publikasi medRix, seperti dikutip dari laman New York Post, Senin 13 April 2020.

Sekitar setengah dari pasien dalam penelitian itu diberi chloroquine dosis 50 mg sebanyak dua kali sehari selama lima hari. Peserta lain diberi dosis tunggal 600 miligram setiap hari selama 10 hari.

Namun, dalam tiga hari, beberapa pasien yang menggunakan dosis tinggi mengalami aritmia, atau detak jantung tidak teratur. Pada hari keenam, 11 pasien meninggal, meskipun tidak jelas apakah itu akibat virus corona atau komplikasi yang terkait dengan chloroquine.

Para ilmuwan mengatakan: “kecenderungan kematian yang lebih tinggi terkait dengan dosis yang lebih tinggi pada hari ke-6 menyebabkan penghentian dini pemberian dosis yang lebih tinggi kepada pasien."

Kementerian BUMN bersama Gugus Tugas Penanganan COVID-19 menyerahkan 1.000 butir Chloroquine ke RSPI Sulianto Saroso, Jakarta, Sabtu, 21 Maret 2020.

Advertising
Advertising

David Juurlink, Kepala Divisi Farmakologi Klinis di University of Toronto, Kanada, mengatakan kepada New York Times, bahwa penelitian di Brasil menyampaikan satu informasi yang berguna. "Chloroquine menyebabkan peningkatan abnormalitas pada EKG (elektrokardiografi), tergantung pada dosis yang dapat mempengaruhi orang untuk kematian jantung mendadak."


Chloroquine selama ini luas digunakan sebagai satu di antara sejumlah pengobatan eksperimen untuk mengatasi COVID-19 sepanjang vaksin dan obat sesungguhnya belum tersedia. Badan Kesehatan Dunia WHO merekomendasikannya dalam teraapi empat jenis obat dalam gerakan yang dinamakan Solidarity Trial yang melibatkan puluhan bangsa termasuk Indonesia.

Presiden Amerika Serikat Donald Trump bahkan menggembar-gemborkan chloroquine dan juga hydroxaychloroquine sebagai salah satu solusi untuk menghentikan pandemi virus corona.

NEW YORK TIMES | MEDRIX | NEW YORK POST

Berita terkait

Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang dan Ribuan Kehilangan Rumah

5 jam lalu

Korban Tewas Akibat Banjir Bandang di Brasil Bertambah Jadi 90 Orang dan Ribuan Kehilangan Rumah

Setidaknya 90 orang tewas dan ribuan orang terpaksa kehilangan tempat tinggal dalam banjir bandang di negara bagian Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

21 jam lalu

Bintang Film Dewasa Stormy Daniels Dijadwalkan Bersaksi dalam Sidang Donald Trump

Stormy Daniels, bintang film dewasa yang menjadi pusat persidangan uang tutup mulut mantan presiden Donald Trump, akan bersaksi

Baca Selengkapnya

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

1 hari lalu

Sekelompok Hakim AS Konservatif Tolak Pekerjakan Lulusan Universitas Columbia Pro-Palestina

Tiga belas orang hakim federal konservatif di AS memboikot lulusan Universitas Columbia karena protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

1 hari lalu

WHO: Hampir 10 Persen Makanan di Indonesia Tinggi Lemak Trans

Ada banyak dampak buruk konsumsi lemak trans dalam kadar yang berlebih. Salah satu dampak buruknya adalah tingginya penyakit kardiovaskular.

Baca Selengkapnya

Pecahkan Rekor, Penonton Konser Madonna di Brasil Mencapai 1,6 Juta Orang

2 hari lalu

Pecahkan Rekor, Penonton Konser Madonna di Brasil Mencapai 1,6 Juta Orang

Madonna sukses menggelar konser penutup dari The Celebration Tour di Pantai Copacabana, Brasil, secara gratis dan terbuka untuk umum.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

3 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

3 hari lalu

Badai di Rio Grande do Sul Brasil Menewaskan 55 Orang dan Puluhan Korban Hilang

Hujan lebat di Rio Grande do Sul, Brasil telah menewaskan setidaknya 55 orang tewas dan 74 orang masih dinyatakan hilang.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

3 hari lalu

Top 3 Dunia: India Tak Terima Tuduhan Xenofobia Biden Hingga Gencatan Senjata Gaza

Berita Top 3 Dunia pada Sabtu 4 Mei 2024 diawali penolakan India soal tudingan xenofobia oleh Presiden AS Joe Biden

Baca Selengkapnya

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

4 hari lalu

Hamas: Netanyahu Berusaha Gagalkan Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza

Pejabat senior Hamas mengatakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu berupaya menggagalkan kesepakatan gencatan senjata di Gaza.

Baca Selengkapnya

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

4 hari lalu

Banjir Rendam Selatan Brasil, 39 Orang Tewas dan 68 Lainnya Hilang

Sebanyak 39 orang tewas dan 68 lainnya belum ditemukan akibat hujan lebat dan banjir yang melanda Rio Grande do Sul, Brasil.

Baca Selengkapnya