Rudal Jelajah Korut Rayakan Hari Matahari dan Bebas COVID-19

Rabu, 15 April 2020 12:21 WIB

Pesawat tempur Korea Utara menembakan rudal saat melakukan demonstrasi ketika Pemimpin Korea Utara, Kim Jon Un mengunjungi Divisi udara dan Anti-pesawat di Korea Utara, 12 April 2020. KCNA/via REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Korea Utara kembali menembakkan rudal-rudal jelajahnya ke udara dan kini disertai dengan diterbangkannya sejumlah jet tempur Sukhoi. Unjuk kemampuan itu dilakukan pada Selasa pagi waktu setempat, 14 April 2020.

Menurut Militer Korea Selatan, tetangganya sedang merayakan hari ulang tahun ke-108 Kim Il Sung, pendiri Korea Utara dan kakek dari Presiden Korea Utara saat ini Kim Jong Un. Perayaan itu juga disebut Hari Matahari. Hari yang sama juga tepat sehari sebelum pesta demokrasi pemilihan anggota parlemen di Korea Selatan.

Peluncuran senjata-senjata itu merupakan yang paling besar di antara serangkaian tes senjata yang telah dilakukan Korea Utara baru-baru ini. "Pasukan Korea Utara yang bermarkas di kota pesisir timur Munchon pertama kali meluncurkan beberapa proyektil, yang dianggap sebagai rudal jelajah, pada Selasa pagi," kata Kepala Staf Gabungan Korea Selatan, Selasa, 14 April 2020.

Menurut seorang pejabat pertahanan di Korea Selatan yang tidak ingin disebutkan namanya, senjata-senjata itu terbang lebih dari 150 kilometer (93 mil) di lepas pantai timur Korea Utara dan jatuh dilaut. Dia menyebutnya peluncuran rudal jelajah pertama Korea Utara sejak Juni 2017.

Korea Utara juga menerbangkan beberapa jet tempur Sukhoi yang menembakkan sejumlah rudal ke arah perairan timur Utara. Pejabat itu juga mengatakan, Korea Utara baru-baru ini tampaknya memulai kembali latihan militernya yang terhambat karena isu pandemi virus corona. "Jet tempur Korea Utara lainnya juga terbang berpatroli di dekat perbatasan dengan Cina pada Selasa," kata pejabat itu.

Beberapa pekan lalu, Korea Utara telah melakukan uji coba peluncuran berbagai rudal dan senjata lainnya di tengah negosiasi nuklir yang menemui jalan buntu. Tidak biasa bagi Korea Utara untuk meluncurkan rudal jelajah. Sebagian besar senjata yang telah diuji terbaru adalah rudal balistik atau peluru artileri jarak jauh.

Sejumlah rudal yang tembakkan militer Korea Utara saat melakukan uji coba di kota pesisir Sondok, Korea Utara, 9 Maret 2020. Korea Utara kembali melakukan uji coba sepekan setelah peluncuran dua rudal jarak dekat. KCNA via REUTERS

Advertising
Advertising

Beberapa ahli mengatakan rudal jelajah Korea Utara menargetkan aset angkatan laut Amerika Serikat yang akan diperkuat jika terjadi konflik bersenjata di Semenanjung Korea. Namun ini ditepis Kepala Staf Umum Militer Amerika Serikt, Jenderal Mark Milley.

“Saya kira tidak untuk memprovokasi atau mengancam kami...itu mungkin terkait perayaan yang terjadi di dalam negeri Korea Utara," katanya.

Situs berita rfi.fr juga melaporkan kalau Perayaan Hari Matahari di Korea Utara juga hanya berselang tiga hari dari agenda tahunan Majelis Rakyat Tertinggi, parlemen di negara itu. Dalam agenda itu diumumkan klaim kalau tidak ada satu pun kasus COVID-19 yang ditemukan di negara itu.

ASSOCIATED PRESS | NEW YORK POST | REUTERS


Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

10 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

11 hari lalu

Top 3 Dunia: Rusia Tawarkan Sukhoi ke RI, AS Minta Cina Buka Pintu

Top 3 dunia adalah Rusia menawarkan Sukhoi ke RI, AS minta Cina buka pintu untuk pengusahanya hingga persiapan senjata Rusia lawan Ukraina.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya