9 Alasan Kita Harus Bersyukur Hidup di Bumi

Reporter

Terjemahan

Kamis, 23 April 2020 16:34 WIB

Foto Pulau Jawa, Bali, dan Lombok, yang diambil dari Stasiun Antariksa Internasional (ISS). (nasa.gov)

TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah penelitian telah merintis pencarian planet baru yang bisa dihuni manusia di jagat raya ini. Janji kehidupan yang lebih baik, sekalipun masih misterius, amat menggoda. Tapi faktanya, NASA menulis, semakin banyak yang dipelajari dari alam raya di luar sana, semakin kita menyadari betapa spesialnya Bumi.

William Anders, anggota kru Apollo 8, misi berawak pertama ke Bulan, pernah mengatakan kalau Bumi adalah satu-satunya warna yang dilihatnya saat berada di luar angkasa. “Saya langsung dikuasai pikiran bahwa kita sudah sampai sejauh ini ke Bulan, tapi tidak ada benda lebih menarik dilihat selain planet rumah kita sendiri, Bumi,” katanya.

Memperingati Hari Bumi ke-50 pada 22 April 2020, NASA merefklesikan sembilan alasan Bumi adalah tempat terbaik untuk dihuni,

1. Kita bisa bernapas dalam-dalam

Advertising
Advertising

Dikenal sebagai Planet Merah, Mars selalu memukau bagi manusia di Bumi. Banyak yang penasaran seperti apa tinggal di planet tetangga Bumi itu? Tapi, untuk pengetahuan saat ini, jelas butuh beberapa penyesuaian besar jika manusia ingin menjajah planet itu. Di Mars, kita tidak akan bisa lagi menikmati udara yang kaya nitrogen dan oksigen serta uap air yang menyegarkan kulit. Tanpa alat pendukung kehidupan, manusia hanya akan menghirup karbon dioksida di Mars—gas yang di Bumi dikenal sebagai buangan beracun dalam proses produksi.

Yang paling parah adalah atmosfer tipis Mars (100 kali lebih tipis daripada di Bumi) dan langkanya medan magnetik yang akan membuat manusia santapan empuk dari radiasi berbahaya dari Matahari. Radiasi itu bisa merusak sel dan DNA. Adapun gaya gravitasinya yang juga hanya 38 persen daripada di Bumi membuat tulang-tulang kita lemah. Belum lagi hanya ada pasir di Mars dan suhu udara rata-ratanya sekitar -61 derajat Celsius.

2. Tanahnya solid untuk dipijak

Bumi memiliki padang rumput, pegunungan yang terjal, dan es. Tapi hidup di Matahari, kita harus ucapkan selamat tinggal kepada segala bentuk permukaan atau daratan yang solid itu. Matahari adalah bola plasma, gas super panas, raksasa. Jika Anda mencoba untuk berpijak di permukaan matahari yang selama ini terlihat yakni fotosfer, Anda akan terjatuh sedalam 330 ribu kiometer sebelum sampai ke lapisan plasma yang cukup terkompresi setara air.

Cukup terkompresi tapi tidak membantumu mengapung karena sudah akan lebih dulu dihancurkan oleh tekanan di sana yang 4,5 juta kali lebih tinggi daripada yang terukur di dasar laut terdalam di Bumi. Sebagai ilustrasi, tekanan seperti itu membuat orang dewasa 77 kilogram di Bumi memiliki bobot 2.245 kilogram. Tekanan sebesar itu setara orang dewasa tersebut diminta memanggul mobil.

Kalaupun seseorang bisa sampai ke fotosfer, suhu di sana sekitar lima sampai 10 kali lebih panas daripada lava atau 5.500 derajat Celsius. Di titik matahari (sunspot) mungkin lebih 'adem' karena suhunya 1.600 derajat Celsius.

<!--more-->

3. Kita Menikmati musim-musim yang selalu berulang

Musim yang berbeda dan selalu berulang tercipta dari kemiringan sumbu Bumi dalam gerakannya berotasi dan berevolusi. Venus memiliki situasi yang sama tapi tidak punya musim. Planet ini kemungkinan pernah terlihat dan berperilaku seperti Bumi. Termasuk memiliki lautan yang menutupi pegunungannya. Tapi kini ia memiliki atmosfer yang sangat tebal (55 kali lebih padat daripada di Bumi) yang membuat suhu udaranya tak berubah sepanjang tahun, 465 derajat Celsius—lebih panas dari suhu oven pemanggang di rumah. Atmosfer yang tebal itu juga membuat tak mungkin menikmati langit malam dari permukaan Venus.

4. Gaya gravitasi tak membuat bentuk kita melar seperti mi

Menangkap imajinasi dari para ilmuwan, lubang hitam adalah obyek sangat padat yang tidak membiarkan cahaya apapun bisa menembus keluar darinya. Permukaan sebuah lubang hitam dideskripsikan sebagai sebuah batas yang tidak ada satu pun bisa kembali dari sana. Kalaupun cukup beruntung untuk terbang mendekatinya, gaya gravitasi dari lubang hitam itu sangat kuat dan cukup membuat pesawat dan orang di dalamnya melar ga keruan menjadi bentuk mi. Lebih aneh lagi, waktu berdetak lambat semakin dekat ke permukaan lubang hitam, menjadikan sebuah wahana yang tertarik gravitasi di sana seakan tak pernah sampai ke dasarnya.

5. Kita bisa menikmati angin semilir

Atmosfer Jupiter tersusun oleh hidrogen dan helium (sama seperti Matahari), dengan awan dari amonia. Jika Bumi berotasi selama 24 jam, Jupiter lebih cepat yakni 10 jam. Angin di Jupiter membuat tornado kategori terberat di Bumi serasa angin semilir saja di planet itu. Sedang kekuatan petirnya bisa seibu kali lebih dahsyat daripada di Bumi. Hingga kini peneliti belum pasti apakah planet raksasa yang mampu menampung 1.300 Bumi di dalamnya itu mempunyai inti yang padat. Memiliki tanah padat untuk bisa berpijak di atasnya adalah kemewahan di Jupiter.

6. Ini adalah bola dunia dengan kerlip biru, putih dan hijau

Di tempat-tempat di mana pasang laut terjadi tertinggi di Bumi, perbedaan antara pasang dan surutnya bisa mencapai 15 meter. Bandingkan itu dengan kejadian di Lo, satu di antara bulan yang mengorbit Jupiter. Lo terjebak dalam pengaruh gaya gravitasi dari Jupiter maupun dua bulan lain di dekatnya, Europa dan Ganymede. Pengaruh itu menyebabkan bentuk permukaan Lo kerap membengkak atau menyusut hingga 100 meter. Dan kita tidak bicara permukaan air di Lo, tapi batuan
.
Akibatnya, kerak permukaan bagian dalam Lo sangat panas, membuat bulan ini menjadi dunia gunung api paling aktif di tata surya. Lo, yang terlihat dari kejauhan seperti pizza keju lembik itu memiliki ratusan gunung api. Beberapa memuntahkan lavanya hingga tampak pijaran setinggi hitungan kilometer.

<!--more-->

7. Langit bersih, hari yang cerah, dan air yang bisa direnangi

Jika ada satu tempat di alam raya ini yang diketahui bisa menyaingi Bumi, dia adalah Titan. Satelit dari planet Saturnus ini adalah bulan terbesar kedua di tata surya setelah Ganymede. Ketebalan atmosfer di Titan mengingatkannya akan Bumi, meski tekanan udaranya sedikit lebih tinggi. Seperti Bumi, Titan juga berawan, hujan, danau dan sungai, dan bahkan samudera air asin.

Tapi ada tiga janji palsu kehidupan di Titan. Yang paling utama adalah soal oksigen. Tidak ada gas ini di atmosfernya. Dan danau dan sungainya yang indah? Itu terbuat dari metana cair. Tubuh kita lebih padat daripada metana, berenang di sana bak batuan besar dari gunung api jatuh ke sungai. Janji palsu ketiga adalah matahari yang tampak hanya sebagai kerlip bintang, bukan hanya karena Saturnus lebih jauh daripada Bumi tapi atmosfernya meredupkan cahaya matahari yang datang—membuat siang seperti senja di Bumi.

8. Ada daratan kering dan tidak semua permukaan tertutup es

Europa, bulan di Jupiter, adalah satu tempat terbaik untuk pencarian sumber kehidupan di luar Bumi. Europa mungkin memiliki air lebih banyak daripada yang bisa dikumpulkan di Bumi. Bedanya, Europa tak punya pantai atau daratan. Sinar matahari tidak memantulkan cahayanya dan tidak ada ombak di sana karena samudera di Europa tersembunyi puluhan mil di balik lapisan es yang menjadi permukaan Europa.

Bulan ini juga tidak memiliki atmosfer. Sedang suhu dinginnya brutal, -134 sampai -223 derajat Celsius. Spacesuit mungkin bisa mengatasinya, tapi tidak bisa melindunginya dari medan magnet Jupiter yang bisa memecah molekul dan inonisasi atom.

9. Awannya lembut datang dan pergi

Sebanyak lebih dari empat ribu planet seukuran Bumi yang sudah ditemukan di luar tata surya, yang disebut exoplanet, tidak satupun yang menawarkan kenyamanan untuk dihuni seperti halnya Bumi. Beberapa malah memberi mimpi buruk.

Kepler-7b, misalnya, sebuah raksasa gas dengan kepadatan setara papan gabus. Planet ini juga disebut 'hot jupiter' karena berada sangat dekat dengan bintangnya dan satu sisi tak berubah menghadap ke arah yang sama. Jadi jika Anda sedih karena cuaca berawan di Bumi, ingatlah satu sisi Kepler-7b yang selalu berawan tebal dan tidak bergerak sepanjang waktu, dan awan itu mungkin terbentuk oleh batuan dan besi yang menguap.

Berita terkait

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

4 jam lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

1 hari lalu

Pertamina International Shipping Catat Penurunan Emisi Karbon 25.445 Ton

PT Pertamina International Shipping mencatat data dekarbonisasi PIS turun signifikan setiap tahun.

Baca Selengkapnya

Telkomsel Jaga Bumi Peringati Hari Bumi Sedunia

3 hari lalu

Telkomsel Jaga Bumi Peringati Hari Bumi Sedunia

Lebih dari 15 ribu pohon telah ditanam di 8 lokasi sepanjang tahun 2023 sebagai bagian dari program Telkomsel Jaga Bumi Carbon Offset. Selain itu, lebih dari 75 ribu pavement block dan 20 ribu phone holder diproduksi dari limbah plastik dan bekas cangkang kartu SIM melalui program Waste Management.

Baca Selengkapnya

Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

4 hari lalu

Cara NASA Mengontak Kembali Voyager 1, Penjelajah Bintang yang Hilang Kontak Selama 5 Bulan

NASA memakai kode baru untuk mencolek kembali pesawat antarbintang, Voyager 1, yang sempat hilang kontak.

Baca Selengkapnya

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

5 hari lalu

Pertamina Geothermal Energy Dorong Program Pengelolaan Sampah

PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (PGE) melakukan berbagai inisiatif untuk menjaga lingkungan.

Baca Selengkapnya

Hari Bumi 22 April, Ford Foundation Ingatkan Soal Keadilan Tata Kelola Tanah Adat

6 hari lalu

Hari Bumi 22 April, Ford Foundation Ingatkan Soal Keadilan Tata Kelola Tanah Adat

Ford Foundation menilai Hari Bumi bisa menjadi momentum untuk mengingatkan pentingnya peran komunitas adat untuk alam.

Baca Selengkapnya

Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

6 hari lalu

Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

Hari Bumi 2024 menyoroti masalah plastik, termasuk sampah plastik, dan mendorong aksi global melawan produksi plastik global yang tak terkendali.

Baca Selengkapnya

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

6 hari lalu

8 Cara yang Bisa Dilakukan untuk Memperingati Hari Bumi

Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperingati Hari Bumi dengan aktivitas yang menghargai dan melindungi planet ini. Berikut di antaranya.

Baca Selengkapnya

Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

7 hari lalu

Link 15 Twibbon Untuk Merayakan Hari Bumi, Perhatikan Cara Download dan Upluad

Hari Bumi atau Earth Day pada 22 April dapat dirayakan dengan berbagai aktivitas termasuk meramaikan di media sosial lewat unggahan twibbon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Lahirnya Hari Bumi pada 22 April yang Ditetapkan Mulai 1970

7 hari lalu

Kilas Balik Lahirnya Hari Bumi pada 22 April yang Ditetapkan Mulai 1970

Kilas balik Hari Bumi yang lahir dari kepedulian Senator Amerika Serikat dan gerakan mahasiswa tahun 1970-an.

Baca Selengkapnya