Tedros Adhanom Ghebreyesus, direktur jenderal WHO [BUSINESS INSIDER]
TEMPO.CO, Jenewa - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengungkap mengalami lonjakan serangan siber. Jumlah serangan yang tertuju kepada mereka terhitung lebih dari lima kali lipat dalam periode yang sama dibandingkan tahun lalu.
Melalui pernyataannya pada Kamis, 23 April 2020, WHO menyebutkan pekan ini sekitar 450 alamat email dan kata sandi WHO yang aktif bocor secara daring bersama dengan ribuan milik orang lain, yang bekerja dalam penanganan pandemi virus corona COVID-19.
Informasi yang bocor disebut tidak sampai membahayakan sistem WHO sebab datanya tidak baru. "Namun serangan itu berdampak pada sistem ekstranet yang lebih tua, yang digunakan oleh staf saat ini, dan pensiunan, serta para mitra," bunyi pernyataan WHO.
WHO menyebutkan bahwa pihaknya kini sedang memindahkan sistem terdampak ke sistem autentifikasi yang lebih aman. Badan Kesehatan PBB itu juga meminta masyarakat tetap waspada terhadap email penipuan berkedok informasi faktual mengenai COVID-19 dan masalah kesehatan lainnya.
"Penipu yang menyamar dalam emailnya juga semakin menargetkan masyarakat umum untuk menyalurkan donasi ke dana fiktif dan bukan Solidary Response Fund COVID-19 yang sah."
