Riset di Cina, Potensi Vaksin COVID-19 Sukses Lindungi Monyet

Selasa, 28 April 2020 12:26 WIB

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti di Cina mengklaim telah mampu melindungi monyet dari infeksi virus corona COVID-19. Primata itu lebih dulu terlindungi daripada manusia lewat riset potensi vaksin yang dihasilkan tim di Sinovac Biotech.

Hasil penelitian itu dipublikasikan sekalipun belum dikaji oleh ahli lain yang tidak terlibat studi. Dalam makalahnya, penelitian disebutkan dilakukan dengan memberi dua dosis berbeda PiCoVacc ke delapan ekor monyet rhesus. Dosis yang lebih tinggi diklaim membuat kondisi monyet lebih baik.

"Antibodi ini berpotensi menetralkan 10 strain SARS-CoV-2 yang representatif, menunjukkan kemungkinan kemampuan menetralisir yang lebih luas terhadap galur virus yang beredar di seluruh dunia," bunyi abstrak dari penelitian itu.

Mengutip laman Fox News, Senin 27 April 2020, imunisasi dengan dua dosis berbeda (3 atau 6 mikrogram per dosis) memberikan perlindungan parsial atau lengkap pada monyet terhadap virus corona penyebab COVID-19 tersebut tanpa peningkatan infeksi.

Menurut para penelitinya, evaluasi sistematis PiCoVacc dilakukan melalui pemantauan tanda-tanda klinis, hematologi, dan indeks biokimia, serta analisis histofatologis pada monyet-monyet itu. Seluruhnya disebut menunjukkan aman. "Data ini mendukung pengembangan klinis yang cepat dari vaksin SARS-CoV-2 untuk manusia."

Advertising
Advertising

Dikutip dari laman Science Mag, yang pertama kali melaporkan hasil penelitian tersebut, PiCoVacc terdiri dari versi virus yang tidak aktif secara kimiawi. Uji klinis bahkan sudah dimulai per 16 April.

Dasarnya, para peneliti tidak menemukan kehadiran virus di faring, krissum, dan paru-paru monyet dalam kelompok dengan dosis tertinggi setelah tujuh hari. Namun, ada kekhawatiran tentang penelitian ini, yakni tentang sejumlah kecil monyet yang diuji. Menurut peneliti dari University of Pittsburgh, Douglas Reed, itu menjadikan hasil tak signifikan secara statistik.

Para penelitinya juga mengakui bahwa walaupun masih terlalu dini menentukan model hewan terbaik untuk mempelajari infeksi SARS-CoV-2. Tapi, mereka menilai, monyet rhesus yang meniru gejala mirip COVID-19 setelah infeksi SARS-CoV-2 muncul sebagai model hewan yang cukup menjanjikan untuk dipelajari.

Sebelumnya, ilmuwan di National Institutes of Health (NIH), Inggris, juga menguji kandidat vaksin COVID-19 yang disebut ChAdOx1 pada jenis hewan yang sama. Bedanya, indikasi yang digunakan adalah infeksi virus corona sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS-CoV).

MERS-CoV adalah juga keluarga virus corona. Dari dua kelompok dengan perlakuan dosis berbeda, para ilmuwan melaporkan, tidak ada satu pun hewan yang mengembangkan tanda-tanda penyakit MERS-CoV. Hasil itu mendorong ilmuwannya untuk segera menguji vaksin tersebut pada SARS-CoV-2.

FOX NEWS | SCIENCE MAG | REPOSITORI BIORXIV

Berita terkait

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

6 jam lalu

Alasan Masyarakat Perlu Imunisasi Seumur Hidup

Imunisasi atau vaksinasi tidak hanya diperuntukkan bagi bayi dan anak-anak tetapi juga orang dewasa. Simak alasannya.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

4 hari lalu

Jenis Vaksin yang Dianjurkan Pakar untuk Jemaah Haji

Empat jenis vaksin sangat penting bagi jemaah haji, terutama yang masuk populasi berisiko tinggi seperti lansia dan pemilik komorbid.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya