Begini Ahli Kesehatan Bicara Rokok dan Corona di Indonesia

Rabu, 29 April 2020 11:05 WIB

Ilustrasi rokok. TEMPO/Subekti

TEMPO.CO, Jakarta - Komisi Nasional Pengendalian Tembakau meminta masyarakat perokok di Indonesia menghentikan kebiasaannya untuk menghindari penyebaran virus corona COVID-19. Bukan hanya bahaya penyakit komplikasinya untuk infeksi yang lebih parah, risiko tertular pun disebutkan lebih tinggi pada para perokok.

Dalam video konferensi bertajuk ‘Surat untuk Presiden dari Organisasi Anggota/Mitra Komnas Pengendalian Tembakau’, Ketua Umum Komnas Pengendalian Tembakau Hasbullah Thabrany, menerangkan, sepakat mendukung pemerintah dalam mengendalikan penyebaran penyakit virus corona 2019.

Tapi untuk itu dia meminta pemerintah lebih tegas dalam mengendalikan faktor risiko. Merokok diklaimnya sebagai satu di antara faktor risiko itu di tengah pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB). "Bagaimana virus itu menular, saya harap pemerintah membaca pendapat kami ini, karena jika tidak teman-teman tenaga kesehatannya akan kewalahan,” ujar dia, Selasa, 28 April 2020.

Hasbullah menyodorkan data yang menunjukkan bahwa prevalensi perokok masyarakat Indonesia berada di angka tertinggi (33 persen) di ASEAN. Penduduk miskin dan kurang mampu, yang kini semakin banyak bergantung pada bantuan sosial untuk menghidupi keluarga juga masih saja merokok.

“Kalau tidak dikendalikan dengan baik atau digencarkan mengingatkan masyarakat jangan sampai merokok itu akan menjadikan beban bagi pemerintah,” kata lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.

Advertising
Advertising

Dia mendesak agar pemerintah melarang iklan rokok, memperketat kawasan tanpa rokok dan upaya lain yang memungkinkan membuat kebiasaan merokok dipatahkan. Alasannya, "Jika banyak yang sakit biayanya akan banyak juga."

Ketua Umum Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI), Ede Surya Darmawan, juga mengatakan kalau sebaiknya masyarakat mendahulukan memenuhi kebutuhan sembako dan lainnya di masa pandemi saat ini, ketimbang membeli rokok.

“Kita harus tegas kepada pemerintah agar lebih fokus pada tembakau, jangan sampai uang kita dibakar untuk membeli tembakau di masa krisis ini, jadi ada yang lebih penting dibandingkan membeli rokok,” kata dia menuturkan.

Seperti yang lain, Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto juga mengatakan ada berbagai penelitian yang menyebutkan bahwa perokok sangat berisiko tertular virus corona. “Perokok pasif bahkan memiliki risiko lebih tinggi, karena sistem imunitas dan fungsi silia saluran pernapasannya sudah terganggu,” ujar dia.

Dalam kesempatan itu, Agus dkk menepis hasil studi di Prancis yang menduga sebaliknya bahwa perokok aktif berisiko lebih rendah tertular virus corona COVID-19. Para peneliti di Prancis sedang meneliti apakah nikotin memiliki peran khusus membuat para perokok aktif itu terhindar dari penyakit yang sedang menebar pandemi tersebut.

Dalam pernyataannya, para peneliti yang bekerja di sejumlah rumah sakit besar di Paris itu mengklarifikasi kalau mereka tidak bermaksud mendorong kebiasaan merokok. Kebiasaan ini diakui bisa membawa risiko kesehatan yang parah bagi para perokok, termasuk jika dia sudah terinfeksi COVID-19.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

17 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

23 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

1 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

1 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

7 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

7 hari lalu

Polres Jayapura Tangkap Ceria yang Jual Sabu di Diaper MamyPoko

Polisi menangkap perempuan berinisial SJ alias Ceria, 43 tahun, karena menjual narkotika jenis sabu.

Baca Selengkapnya

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

7 hari lalu

Belajar Buat Narkoba Sintetis dan Diedarkan, Pria di Tangerang Ditangkap Polsek Ciputat Timur

Pengungkapan kasus narkoba jenis sintetis ini berawal saat kecurigaan seorang warga akan adanya penyalahgunaan narkoba di wilayah Larangan, Tangerang.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya