2020 Tahun Terpanas dalam Sejarah, Suhu Asia Naik 3 Derajat

Senin, 4 Mei 2020 14:03 WIB

Warga menghalau sinar matahari dengan pakaiannya saat melakukan aktivitas di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Selasa 22 Oktober 2019. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi wilayah Indonesia akan mengalami panas selama kurang lebih satu minggu dengan suhu mencapai 37 derajat Celcius. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja

TEMPO.CO, Jakarta - Lembaga ilmiah Amerika Serikat, National Oceanic and Atmospheric Administration (NOAA), memperkirakan dengan persentase 75 persen bahwa 2020 akan menjadi tahun dengan suhu terpanas. Wilayah yang paling terasa pada kuartal pertama 2020 adalah di Eropa Timur dan di Asia, di mana suhu rata-rata naik 3 derajat Celsius di atas normal.

Perkiraan tersebut akan memecahkan rekor suhu tinggi empat tahun lalu, meskipun isolasi wilayah akibat pandemi virus corona—yang diklaim memperbaiki kualitas udara—dilakukan. Temuan ini menunjukkan bahwa perubahan komprehensif harus diimplementasikan sebelum terlambat untuk melawan keadaan darurat iklim.

Data NOAA mengungkapkan ada kemungkinan 99,9 persen bahwa tahun ini akan masuk dalam 5 tahun teratas untuk suhu yang pernah direkam. Temuan ini mengejutkan para ilmuwan, karena tahun ini bukan tahun El Nino, fenomena yang biasanya membawa temperatur lebih tinggi.

“Tren ini mengikuti dengan cermat rekor terbaru 2016, ketika suhu global jauh lebih tinggi dari biasanya karena El Nino yang intens,” bunyi pernyataan NOAA, seperti dikutip laman Green Queen, Rabu, 29 April 2020.

Dalam perhitungan lain oleh Institut Goddard NASA untuk Studi Luar Angkasa di New York mengatakan, ada kemungkinan 60 persen tahun 2020 akan mencetak rekor untuk suhu tinggi. Temuan ini mengikuti peringatan awal tahun ini di bulan Januari, yang membuat bulan itu memecahkan rekor untuk Januari terpanas.

Advertising
Advertising

Selain Eropa Timur dan Asia, banyak wilayah dan kota yang terdampak, seperti di lingkaran Arktik yang tanpa salju pada bulan Februari lalu. Bahkan, suhu di Amerika Serikat dan Australia Barat juga telah melonjak dalam beberapa pekan terakhir, dengan pusat kota Los Angeles mencatat ketinggian 34 derajat Celsius di bulan April.

Ilmuwan iklim dari Oxford of University Karsten Haustein mengatakan, lockdown dan larangan bepergian karena pandemi hanya mengurangi gas rumah kaca. Namun, menurutnya, sisa penumpukan emisi di atmosfer masih akan mendorong krisis iklim dengan konsekuensi bencana.

“Krisis iklim terus berlanjut. Emisi akan turun tahun ini, tetapi konsentrasinya terus meningkat,” ujarnya kepada The Guardian.

Namun, Haustein menambahkan, masyarakat masih memiliki ‘peluang unik’ untuk mengubah lintasan global, dengan memanfaatkan krisis virus corona sebagai langkah awal perubahan untuk sarana transportasi dan produksi energi yang lebih berkelanjutan.

Dampak pemanasan global yang akan dihadapi cukup serius, misalnya dari segi mata pencaharian dan keamanan, sejumlah komunitas yang menghadapi kenaikan permukaan laut, khususnya orang yang tinggal di negara kepulauan di kawasan Pasifik. Ini akan terus mengancam lebih dari 1 miliar orang di Asia yang tinggal di daerah dataran rendah dan pesisir.

Pemanasan global juga akan meningkatkan frekuensi dan tingkat keparahan bencana iklim, seperti kebakaran hutan Australia yang dialami tahun lalu. Pada Februari lalu, lebih dari 200 ilmuwan di seluruh dunia di 52 negara juga memperingatkan pemerintah dan pebisnis bahwa ada kemungkinan besar berbagai bencana iklim akan terjadi.

GREEN QUEEN | THE GUARDIAN | NOAA

Berita terkait

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

1 hari lalu

Cuaca Panas di Kamboja Sebabkan Gudang Amunisi Meledak, 20 Tentara Tewas

Cuaca panas menerjang sejumlah negara di Asia. Di Kamboja, gudang amunisi meledak hingga menyebabkan 20 tentara tewas.

Baca Selengkapnya

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

6 hari lalu

Ketua RT Palugada di Balik Rekor MURI Jalan Gang 8 Malaka Jaya Duret Sawit

Salah satu Rukun Tetangga (RT) di wilayah Jakarta Timur kini tercatat dalam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).

Baca Selengkapnya

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

6 hari lalu

Seperti Dongeng, Kisah Cinta Li Ran Perempuan Cina yang Dinikahi Pangeran Belgia

Seorang perempuan Cina merebut hati Pangeran Charles dan Belgia. Kisah percintaan mereka seperti dalam dongeng.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

8 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Mayoritas Bursa Kawasan Asia

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis sore, ditutup turun mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham kawasan Asia.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

16 hari lalu

Kilas Balik 69 Tahun Konferensi Asia Afrika dan Dampaknya bagi Dunia

Hari ini, 69 tahun silam atau tepatnya 18 April 1955, Indonesia menjadi tuan rumah Konferensi Asia Afrika di Bandung, Jawa Barat.

Baca Selengkapnya

Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

16 hari lalu

Banjir di Dubai Bukan Disebabkan Teknologi Hujan Buatan, Ini Penjelasan Peneliti BRIN

Dubai terdampak badai yang langka terjadi di wilayahnya pada Selasa lalu, 16 April 2024.

Baca Selengkapnya

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

17 hari lalu

Terkini: Strategi Sri Mulyani Antisipasi Dampak Ekonomi Serangan Iran ke Israel, Rupiah dan IHSG Melemah Dampak Geopolitik Timur Tengah

Ketegangan situasi geopolitik Timur Tengah dapat berdampak kepada Indonesia di berbagai indikator ekonomi.

Baca Selengkapnya

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

17 hari lalu

IHSG Ditutup Melemah Ikuti Bursa Asia, Dampak Meningkatnya Ancaman Geopolitik Timur Tengah

IHSG Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore ditutup turun mengikuti pelemahan bursa saham kawasan Asia dan global.

Baca Selengkapnya

Indonesia Peringkat Ketiga dalam Daftar Negara Asia Paling Kompetitif

19 hari lalu

Indonesia Peringkat Ketiga dalam Daftar Negara Asia Paling Kompetitif

Indonesia berada di peringkat ketiga dari 20 negara paling kompetitif dalam menarik investor di Asia berdasarkan riset yang dilakukan situs keuangan

Baca Selengkapnya

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

21 hari lalu

Maret 2024 Jadi Bulan ke-10 Berturut-turut yang Pecahkan Rekor Suhu Udara Terpanas

Maret 2024 melanjutkan rekor iklim untuk suhu udara dan suhu permukaan laut tertinggi dibandingkan bulan-bulan Maret sebelumnya.

Baca Selengkapnya