Setengah Juta Data Login Zoom Dilaporkan Dijual di Situs Gelap

Reporter

Antara

Selasa, 5 Mei 2020 11:53 WIB

Tips Amankan Aplikasi Video Konferensi Zoom dari Ancaman Zoom Bombing.

TEMPO.CO, Jakarta - Hacker atau peretas berbahasa Rusia telah menjual lebih dari setengah juta data login pengguna aplikasi Zoom di dark web (situs gelap). Transaksi disebut The Times, seperti dikutip oleh Gizchina dan Straitstimes pada 3 Mei 2020.

Data yang diunggah para peretas tersebut berupa alamat email, kata sandi, tautan obrolan, serta pin untuk menggelar konferensi video. Pembelinya adalah perusahaan keamanan siber Cyble seharga setara dua sen dollar Singapura per data detil login itu.

Cyble membelinya dari pengguna Telegram berbahasa Rusia. Sejumlah data login itu disebut milik klien Cyble sehingga perusahaan itu dapat memverifikasi keasliannya.

Peristiwa pencurian data mengingatkan kepada yang baru saja menimpa toko online di tanah air, Tokopedia. Dikabarkan, sebanyak 91 juta akun penggunanya juga diperjualbelikan oleh hacker.

Adapun Zoom terus didera masalah keamanan dalam aplikasinya setelah menikmati popularitas konferensi video di era pandemi Covid-19 saat ini. Menurut Zoom, pada Desember 2019, sekitar 10 juta orang menggunakan aplikasi itu dalam sehari. Pada Maret 2020, angka itu melonjak menjadi 200 juta orang.

Selain isu Zoombombing, harian Washington Post melaporkan pada awal April lalu tentang kebocoran ribuan rekaman video call Zoom. Menanggapinya, CEO Eric Yuan saat itu mengatakan bahwa layanan Zoom tidak siap untuk peningkatan tajam jumlah pengguna.

"Kami mengakui bahwa kami belum memenuhi harapan masyarakat -- dan kami sendiri -- mengenai privasi dan keamanan," kata dia. Di antara data yang bocor tersebut ada percakapan pribadi pengguna dan percakapan rapat.

Belakangan, Zoom menyatakan telah meningkatkan keamanan di platformnya. Mereka menambahkan sejumlah lapisan perlindungan yang diharap dapat mengatasi gangguan dan menjauhkan pengguna dari masalah keamanan.

Terpisah, Microsoft mengumumkan telah berhasil menghancurkan jaringan peretas yang disponsori oleh kelompok Necurs dan kemungkinan beroperasi di Rusia. Divisi keamanan siber Microsoft bekerja melawan jaringan bot yang secara diam-diam mengirim spam ke komputer beberapa pengguna. Komputer pengguna juga terinfeksi ransomware, yang menuntut tebusan untuk membuka kunci.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

1 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

8 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

10 jam lalu

Gedung Putih Minta Rusia Dijatuhi Sanksi Lagi karena Kirim Minyak ke Korea Utara

Gedung Putih menyarankan agar Rusia dijatuhi lagi sanksi karena diduga telah secara diam-diam mengirim minyak olahan ke Korea Utara

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

11 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

22 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

1 hari lalu

10 Negara Terdingin di Dunia, Ada yang Minus 50 Derajat Celcius

Berikut ini deretan negara terdingin di dunia, mayoritas berada di bagian utara bumi, seperti Kanada dan Rusia.

Baca Selengkapnya

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

2 hari lalu

Politikus di Rusia Diguncang Silang Pendapat soal Isu Gay

Alexandr Khinstein menilai politikus yang bertugas di lembaga pendidikan atau anak-anak tak boleh penyuka sesama jenis atau gay.

Baca Selengkapnya

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

2 hari lalu

Kementerian Dalam Negeri Rusia Izinkan Foto di Pasport Pakai Jilbab

Rusia melonggarkan aturan permohonan WNA menjadi warga Rusia dengan membolehkan pemohon perempuan menggunakan jilbab atau kerudung di foto paspor

Baca Selengkapnya

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

3 hari lalu

Pemantau PBB Laporkan Rudal Korea Utara Hantam Kharkiv Ukraina

Badan ahli tersebut mengatakan kepada Dewan Keamanan PBB bahwa penemuan rudal menunjukkan pelanggaran sanksi internasional oleh Korea Utara.

Baca Selengkapnya