Ilmuwan NASA Minta Disinfeksi Sampel dan Astronot dari Mars

Senin, 11 Mei 2020 11:06 WIB

Panorama lokasi yang disebut "Teal Ridge" ditangkap di Mars oleh Mast Camera Curiosity NASA pada 18 Juni 2019. (NASA / JPL-Caltech / MSSS)

TEMPO.CO, Jakarta - Para peneliti mengatakan, ketika manusia kembali dari Mars--yang direncanakan pada 2030-an--mereka harus dikarantina. Bahkan, roket yang kembali dari Mars pun harus menjalani penyucian dari zat kimia berbahaya melibatkan suhu panas yang tinggi

Profesor aeronautika dan astronotika di Stanford University, Scott Hubbard, mengatakan, perlindungan planet untuk Bumi harus menjadi yang terpenting. Termasuk saat menyambut siapa pun dari Mars atau apapun yang akan datang dari sana.

Hubbard menunjuk sampel Mars yang akan dibawa pulang oleh misi Perseverance Rover NASA pada musim panas tahun ini. Sampel disarankannya diperlakukan seolah-olah mereka adalah virus Ebola sampai terbukti aman.

Menurutnya, prosedur ketat harus tetap diterapkan sekalipun kemungkinan kehidupan aktif pada batuan Mars yang berusia jutaan tahun untuk menginfeksi Bumi sangat rendah. "Panggang (sampel batuan) pada suhu tinggi sebelum para ilmuwan mempelajarinya," katanya seperti dikutip dari laman New York Post, Sabtu 9 Mei 2020.

Dalam novel karya Michael Crichton tahun 1969, The Andromeda Strain, mikroba alien mematikan menumpang wahana ke satelit militer yang jatuh dan para ilmuwan harus berlomba untuk menahannya. Meskipun itu fiktif, tapi manusia antariksa, atau robot utusan, tanpa disadari dapat mencemari Bumi karena kehidupan dari luar bumi atau mencemari secara biologis planet lain yang dikunjungi.

Ini adalah ketakutan lama yang diambil pada relevansi baru di era pandemi penyakit virus corona 2019 atau Covid-19. Hubbard, yang juga mantan direktur di Pusat Riset Ames milik NASA mengaku telah mendengar dari beberapa rekannya di bidang manusia luar angkasa bahwa mereka dapat melihat bagaimana, di lingkungan saat ini, masyarakat umum dapat menjadi lebih peduli tentang membawa beberapa mikroba alien, virus, atau kontaminasi.

Hubbard adalah juga tim penulis laporan baru yang mengkaji temuan dan rekomendasi terkait perlindungan planet atau karantina planet pengamanan Bumi dan dunia lain dari kontaminasi biologis silang. Laporan diterbitkan jurnal Akademi Ilmu Pengetahuan, Teknik dan Kedokteran Nasional pada bulan lalu.

Advertising
Advertising

Hubbard membahas sejarah panjang perlindungan planet dan dilema yang ditimbulkan oleh Elon Musk meluncurkan Tesla Roadster ke luar angkasa. Juga tindakan pencegahan terhadap kontaminasi oleh misi Pengembalian Sampel Mars NASA yang akan datang.

Misi terdekat ke Mars adalah peluncuran Perseverance Rover tahun ini. Setelahnya, NASA juga mengatakan ingin mengirim manusia ke Mars pada awal 2035.

STANFORD NEWS | NEW YORK POST

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

1 hari lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

3 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

4 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

4 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

4 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

4 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

8 hari lalu

5 Fakta menarik Hot Dog, Dibawa ke Luar Angkasa hingga Harga Mencapai Puluhan Juta

Sebagai makanan cepat saji yang populer, hot dog memiliki bulan perayaan nasional. Untuk merayakannya sebuah restoran di New York menjual hot dog seharga 37 juta rupiah

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

10 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

11 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

11 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya