Kemenristek Gagas Laboratorium Bergerak untuk Tes PCR Covid-19

Reporter

Antara

Editor

Erwin Prima

Minggu, 17 Mei 2020 10:15 WIB

Rancangan Laboratorium Mobile BSL 2 BPPT. Kredit: ANTARA/HO-Kemenristek

TEMPO.CO, Padang - Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek) melalui Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) tengah merancang laboratorium bergerak bio safety level (BSL 2) untuk menguji spesimen sampel swab terkait dengan virus corona jenis baru Covid-19.

"'Mobile lab BSL 2 dirancang untuk optimalisasi tes PCR, terutama di daerah yang belum memiliki labor permanen," kata Menteri Riset Teknologi Bambang P.S. Brodjonegoro di Padang, Jumat, 15 Mei 2020.

Ia menyampaikan hal itu saat tampil sebagai pembicara pada webinar dengan tema "Riset, Inovasi, dan Aplikasi" untuk menanggulangi pandemi dan dampak Covid-19 yang digelar Universitas Andalas (Unand) Padang.

Menurut dia, keberadaan laboratorium bergerak bisa mempercepat pengetesan karena dapat memeriksa 260 sampel per hari.

"Misalnya di Sumatera Barat di daerah yang jauh dari Padang, seperti Dharmasraya namun membutuhkan tes agar lebih cepat tinggal membawa lab 'mobile' ini ke sana," kata dia.

Advertising
Advertising

Ia mengatakan sejak awal April laboratorium bergerak tersebut sedang dalam tahap desain dan pada 28 April sampai 15 Mei memasuki proses manufaktur.

"Pada 15-17 Mei 2020 akan dilakukan tes untuk memastikan semua sistem berjalan baik," kata dia. Pada 20 Mei direncanakan siap beroperasi dengan spesifikasi kontainer setinggi 20 kaki.

Bambang menambahkan laboratorium bergerak merupakan salah satu program yang dibuat untuk penyaringan dan diagnosis Covid-19.

Saat kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan, pihaknya segera membentuk Konsorsium Riset dan Inovasi untuk mempercepat penanganan pandemi itu.

Konsorsium beranggotakan lembaga pemerintah nonkementerian, BUMN, Kementerian Kesehatan, BPOM, Dikti, RS, diaspora, dan perguruan tinggi.

Untuk program pencegahan saat ini konsorsium fokus pada penelitian terkait dengan tanaman obat, suplemen, dan alat pelindung diri, sedangkan untuk penyaringan dan diagnosis dikembangkan tes PCR dan tes cepat, serta dan laboratorium bergerak.

Untuk alat kesehatan sedang dikembangkan ventilator, perangkat lunak data movement, peta geospasial, dan robot pemberian obat.

ANTARA

Berita terkait

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

9 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

2 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

3 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

8 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

9 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

10 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

13 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya