Ventilator Ambu-Bag Airgency ITB Lolos Uji Fungsi dan Ketahanan

Rabu, 20 Mei 2020 20:23 WIB

Ventilator Ambu-Bag Airgency yang dikembangkan tim Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) lolos uji fungsi dan ketahanan dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan Kementerian Kesehatan 11 Mei 2020. (Dok.ITB)

TEMPO.CO, Bandung - Ventilator Ambu-Bag Airgency yang dikembangkan tim Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara Institut Teknologi Bandung (ITB) lolos uji fungsi dan ketahanan dari Balai Pengamanan Fasilitas Kesehatan (BPFK) Kementerian Kesehatan. Alat bantu pernapasan itu selanjutnya akan menjalani uji klinis.

Alat bantu pernapasan portabel untuk pasien Covid-19 itu berdimensi 22 x 24 x 37 sentimeter. Ambu-bag atau kantong udaranya telah diotomatisasi. “Sehingga tidak perlu lagi dipompa secara manual seperti alat ventilator umumnya,” kata anggota tim Christian Reyner, dikutip dari laman ITB, Rabu, 20 Mei 2020.

Perangkat itu ditujukan bagi pasien yang berada dalam tahap tiga atau tahap paling kritis. Pasien yang mengalami disfungsi paru-paru seperti itu membutuhkan ventilator. Saat ini Airgency telah melewati tiga jenis uji wajib bagi suatu peralatan medis baru dan dinyatakan lolos pada 11 Mei 2020.

Uji fungsi untuk memeriksa layanan yang ada dalam sistem. Adapun uji keamanan sudut untuk memastikan alat dan fungsinya tidak membahayakan tenaga kesehatan dan pasien. Selain itu ada uji ketahanan, yaitu kesanggupan alat bekerja tanpa henti selama dua hari. Tim bekerja sama dengan sebuah perusahaan dan Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran serta Rumah Sakit Umum Pusat dr. Hasan Sadikin Bandung.

Menurut Christian Reyner, fungsi utama Ventilator Airgency adalah menggantikan alat yang sebelumnya dioperasikan manual. Keunggulan alat ini adalah memiliki sistem yang sederhana, dapat dioperasikan dengan mudah, dan biaya produksinya juga rendah. Rencananya jika lolos uji klinis dan mendapat izin edar, ventilator itu bisa segera diproduksi dan diedarkan ke rumah sakit.

Alat tersebut memiliki parameter untuk mengatur seberapa besar oksigen yang masuk ke dalam paru-paru pasien. Setiap orang, kata dia, memiliki pola pernapasan dan kebutuhan oksigen yang berbeda. Pengaturan lainnya adalah inspiratory dan respiratory, yaitu rasio antara jumlah oksigen yang diterima dan dikeluarkan.

Advertising
Advertising

Fungsi lain adalah pengaturan bidang volume udara yang kondisinya berbeda pada tiap orang. Kapasitasnya menerima oksigen seperti 300, 400, atau 500 mililiter. Tim juga memasang sistem peringatan yang akan mendeteksi potensi kegagalan fungsi alat dengan tanda bunyi. Pendeteksi lain memantau kebocoran halus dan tekanan pompa berkaitan dengan kapasitas paru-paru.

Fitur lain, yaitu bottle peep atau dikenal juga sebagai peep and exspiratory pressure. Fungsinya untuk memastikan tekanan akhir paru-paru tidak boleh nol atau paru-paru pasien terlalu kempes. Selain itu tim melengkapi Ventilator Airgency dengan sistem perpindahan sumber tenaga listrik otomatis ke baterai. Gunanya untuk mengantisipasi padam listrik seketika sehingga alat tetap berfungsi tanpa mati. “Sistem alat bisa bertahan dengan baterai selama 3-4 jam,” ujarnya.

Sejauh ini tim sudah mengajukan uji klinis ke Komite Medik di Kementerian Kesehatan. Rencananya, menurut anggota tim lainnya, Reza Reza Widianto Sudjud dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Ventilator Airgency tidak akan diuji coba langsung ke pasien. Alasannya karena peruntukannya ke pasien yang berhenti napas atau kondisi kritis.

Cara lain pengujiannya yaitu membandingkan dengan ventilator manual atau yang dipompa oleh tangan manusia. Tim harus menyiapkan beberapa alat serupa untuk uji klinis di Laboratorium Fakultas Kedokteran Unpad.

ANWAR SISWADI

Berita terkait

Kisah Hieronimus Jevon Valerian, Wisudawan ITB dengan IPK Sempurna 4

4 jam lalu

Kisah Hieronimus Jevon Valerian, Wisudawan ITB dengan IPK Sempurna 4

Begini cerita Hieronimus Jevon Valerian yang kerap mengorbankan waktu luang untuk belajar dan memanfaatkan waktu selama berkuliah di ITB.

Baca Selengkapnya

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

21 jam lalu

Viral Efek Samping Vaksin AstraZeneca, Guru Besar FKUI Sebut Manfaatnya Jauh Lebih Tinggi

Pada 2021 lalu European Medicines Agency (EMA) telah mengungkap efek samping dari vaksinasi AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

1 hari lalu

Inovasi Desain Jembatan dari Unej Menang di Singapura, Ungguli UGM, ITS, NTU, dan ITB

Tim mahasiswa Teknik Sipil Universitas Jember (Unej)menangi kompetisi gelaran Nanyang Technological University (NTU) Singapura.

Baca Selengkapnya

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

1 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

2 hari lalu

Kenaikan UKT di ITB dan Temuan Senyawa Penghambat Kanker Mengisi Top 3 Tekno Hari Ini

Kenaikan UKT bagi mahasiswa angkatan 2024 di ITB memuncaki Top 3 Tekno Tempo hari ini, Sabtu, 4 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

2 hari lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

2 hari lalu

ITB Naikkan UKT Mahasiswa 2024, Segini Perkiraan Besarannya

ITB menaikkan UKT untuk para mahasiswa angkatan 2024. Kenaikannya berkisar 15 persen dibanding angkatan sebelumnya.

Baca Selengkapnya

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

2 hari lalu

Cerita Dosen Muda ITB, Raih Gelar Doktor di Usia 27 dan Bimbing Tesis Mahasiswa Lebih Tua

Nila Armelia Windasari, dosen muda ITB menceritakan pengalamannya meraih gelar doktor di usia 27 tahun.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

3 hari lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya