Akurasi Rapid Test Kit Covid-19 Buatan Indonesia Sampai 80 Persen

Kamis, 21 Mei 2020 03:55 WIB

Petugas kesehatan menunjukan test kit berisi sampel darah warga saat rapid test untuk deteksi virus corona di halaman Gedung Sate, Bandung, Jawa Barat, 31 Maret 2020. Rapid test dianggap efektif untuk mengetahui peta wilayah sebaran virus corona yang menginfeksi warga. TEMPO/Prima Mulia

TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 10 ribu rapid test kit atau alat uji cepat penyakit Covid-19 telah diproduksi sendiri di Indonesia dan kini uji validasi di rumah sakit di Jawa Tengah. Akhir Mei ini akan diproses sebanyak 40-50 ribu alat lagi dan siap dipakai untuk kepentingan tes cepat.

Alat uji cepat itu diklaim memiliki tingkat akurasi 70-80 persen dan sedang terus diuji agar bisa lebih ditingkatkan. Alat yang bekerja dengan cara mendeteksi antibodi dalam tubuh itu dipastikan telah melalui uji validasi yang mengikuti standar akurasi Kementerian Kesehatan.

“Kami juga mengembangkan Rapid Test Kit yang menggunakan virus lokal transmisi, kami harapkan makin baik, meskipun yang menggunakan PCR (polymerase chain reaction, mendeteksi keberadaan virus) lebih akurat,” kata Menristek Bambang Brodjonegoro dalam video konferensi ‘Peluncuran Produk Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19’, Rabu 20 Mei 2020.

Yang diproduksi saat ini baru Rapid Test Kit yang dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Namun, Bambang berujar, tim konsorsium akan terus melakukan penelitian untuk Rapid Test Kit dengan berbagai pendekatan untuk meningkatkan waktu dan akurasi.

BPPT juga sedang mengembangkan yang berbasis PCR yang bisa meningkatkan akurasi dan hanya satu jam hasilnya bisa diketahui. “Dan yang paling penting menggunakan reagen yang berbeda, kami akan terus berupaya untuk memperbaiki akurasi dan kecepatan dari Rapid Test,” kata Bambang.

Advertising
Advertising

Kepala BPPT Hammam Riza berharap, alat uji cepat yang dikembangkan lebih baik daripada rata-rata produk serupa yang ada di pasaran. Menurut dia, rata-rata akurasi yang digunakan sebagai standar adalah 50 persen.

Hammam berharap dengan adanya uji validasi, akan membuat akurasi menjadi lebih kuat. Sehingga jumlah pengetesan antibodi terkait dengan Covid-19 bisa ditingkatkan terus. "Pengujuan sudah dilakukan di beberapa rumah sakit di Solo, Yogyakarta, Jakarta dan Surabaya,” katanya menuturkan.

Seperti diketahui alat uji cepat berperan penting dalam mendeteksi dan memetakan sejauh mana penularan virus corona Covid-19 telah terjadi. Pemetaan dibutuhkan untuk bisa menghambat dan mengendalikan wabah yang terjadi dengan tindakan isolasi dan karantina wilayah-wilayah.

Dengan kemampuan produksi sendiri membawa dua keuntungan untuk Indonesia. Selain tingkat akurasi yang terjamin lebih baik, juga harga yang lebih murah.

Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Ali Ghufron Mukti mengungkapkan kalau rapid test kit impor seharga Rp 100-200 ribu per alat. “Sekarang sudah bisa dihitung hanya Rp 40 ribu saja,” ujarnya menambahkan.

Berita terkait

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

2 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

3 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

4 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

7 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

11 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

11 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

17 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

18 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

21 hari lalu

Terpopuler: H-4 Lebaran Penumpang di 20 Bandara AP II Melonjak 15 Persen, Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19

AP II mencatat jumlah penumpang pesawat angkutan Lebaran 2024 di 20 bandara yang dikelola perusahaan meningkat sekitar 15 persen.

Baca Selengkapnya

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

22 hari lalu

Kronologi Indofarma Terpukul Melandainya Covid-19, Tak Bayar Gaji sejak Januari

Indofarma ambruk karena salah perhitungan kapan pandemi COvid-19 berakhir, sehingga banyak obat sakit akibat virus corona tak terjual

Baca Selengkapnya