MESS, Solusi Pemerataan Listrik Negara Kepulauan Peneliti FTUI

Sabtu, 23 Mei 2020 10:43 WIB

Seorang pekerja menyelesaikan pemasangan instalasi jaringan listrik tegangan tinggi di gardu induk Palur, Karanganyar, Jawa Tengah (8/12). Penambahan jaringan tersebut juntuk meningkatkan pelayanan PLN. ANTARA/Hasan Sakri Ghozali

TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) mengembangkan Mobile Energy Storage System (MESS) atau Sistem Penyimpanan Energi Listrik Mobile sebagai solusi penyediaan energi bagi negara kepulauan seperti Indonesia.

Inovasi MESS diharapkan dapat meningkatkan pemerataan kelistrikan di Indonesia, khususnya pada wilayah timur Indonesia yang memiliki Biaya Pokok Penyediaan (BPP) listrik yang tinggi.

Mobile Energy Storage System (MESS) atau Sistem Penyimpanan Energi Listrik Mobile sebagai solusi penyediaan energi bagi negara kepulauan seperti Indonesia. Dok. Humas Universitas Indonesia

Tim peneliti FTUI tersebut terdiri dari Budi Sudiarto, Chairul Hudaya, Made Ardita, Iwa Garniwa, Amien Rahardjo, Rudy Setiabudy, Fauzan Hanif, Faiz Husnayain, Dwi Riana Aryani, dan Adhistira Madhyasta Naradhipa. Kajian inovasi ini dilakukan berkolaborasi dengan PLN Direktorat Bisnis Regional Maluku, Papua dan Nusa Tenggara (RMPN).

“Mengingat negara kita adalah negara kepulauan, MESS menjadi solusi yang tepat untuk mendistribusikan listrik dari pulau yang kelebihan daya listrik ke pulau atau daerah yang mengalami kekurangan listrik tanpa memerlukan kabel transmisi bawah laut yang memerlukan investasi yang cukup besar,” ujar Dekan FTUI, Hendri D.S. Budiono, mengapresiasi inovasi para peneliti FTUI, Jumat, 22 Mei 2020.

Advertising
Advertising

"Di samping itu, transmisi kabel bawah laut juga sering mengalami gangguan yang pemulihannya memerlukan waktu yang cukup lama dan biaya yang besar,” tambahnya.

Seorang penggagas MESS, Chairul Hudaya, yang merupakan Rektor Universitas Teknologi Sumbawa, mengatakan mereka menggunakan prinsip kerja yang sama dengan konsep Tabung Listrik (TaLis) yang telah dikembangkan oleh FTUI dan PLN RMPN. "Jika TaLis memiliki kapasitas kecil (~1 kWh), maka MESS memiliki orde kapasitas lebih dari 400 kWh,” ujarnya.

Lebih lanjut, Ketua Tim MESS FTUI, Budi Sudiarto, menjelaskan pendistribusian MESS dalam bentuk kontainer dilakukan dengan menggunakan transportasi laut, sungai dan darat dari pusat pembangkit listrik menuju pusat beban.

Komponen utama MESS adalah baterai, konverter AC-DC dan DC-AC, dan sistem pengendali dan pengaman. "Di sini peranan baterai menjadi sangat sentral. Baterai lithium ion digunakan mengingat baterai jenis ini memiliki kerapatan daya dan energi yang relatif tinggi dibandingkan dengan baterai jenis lainnya," kata dia.

Dalam pengoperasiannya, MESS memerlukan Stasiun Pengisian Energi Listrik (SPEL) untuk melakukan pengisian energi listrik. Pasokan listriknya bisa berasal dari pembangkit atau sistem kumpulan pembangkit yang dipilih berdasarkan biaya pembangkitan energi yang murah dan lokasi yang dapat dijangkau secara mudah oleh transportasi laut, sungai dan darat menuju pusat-pusat beban.

Beberapa pembangkit yang dapat dipilih sebagai pemasok SPEL di antaranya PLTU/PLTG mulut tambang serta PLTS dan PLTB kapasitas besar yang umumnya memiliki biaya energi rendah. Jadi MESS dapat dipasok oleh pembangkit berbasis energi fosil maupun energi terbarukan.

“Kelebihan pasokan listrik di suatu daerah dapat ditampung menggunakan MESS, kemudian dapat didistribusikan ke tempat lainnya yang membutuhkan. Usaha ini diharapkan dapat membantu program pemerintah untuk meningkatkan rasio elektrifikasi (RE) di wilayah yang nilai RE-nya masih rendah, seperti di wilayah MPNT,” kata Budi.

"Selain itu, kehadiran MESS juga dapat membantu meningkatkan keandalan sistem setempat. Ini karena MESS memiliki fungsi layanan tambahan yang dapat mengatur tegangan dan frekuensi sistem tetap stabil,” tambah Budi yang juga merupakan staf pengajar Departemen Teknik Elektro FTUI.

IRSYAN HASYIM

Berita terkait

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

7 jam lalu

Kisah Srikandi PLN Mengendalikan Listrik saat Presiden Joko Widodo ke NTB

PT PLN (Persero) Unit Induk Wilayah Nusa Tenggara Barat (UIW NTB) dalam komitmennya mendukung pengarusutamaan gender.

Baca Selengkapnya

UKT Prodi Kedokteran Mahal: Berikut Besaran UKT Secara Umum di 5 Kampus

15 jam lalu

UKT Prodi Kedokteran Mahal: Berikut Besaran UKT Secara Umum di 5 Kampus

UKT bagi mahasiswa Kedokteran dikenal paling mahal di antara jurusan lain. Ternyata hal ini bergantung pada kebutuhan terhadap alat praktik, lokasi kampus, dan lainnya.

Baca Selengkapnya

UKT Naik, Ini Biaya Kuliah UI 2024/2025 Jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri

18 jam lalu

UKT Naik, Ini Biaya Kuliah UI 2024/2025 Jalur SNBP, SNBT, dan Seleksi Mandiri

Rincian biaya UKT jalur SNBP, SNBT, PPKB, SJP, dan SIMAK UI tahun akademik 2024.

Baca Selengkapnya

Skema Pemeringkatan Universitas Versi Times Diubah, UI Masih Bisa Naikkan Peringkat

1 hari lalu

Skema Pemeringkatan Universitas Versi Times Diubah, UI Masih Bisa Naikkan Peringkat

Universitas Indonesia atau UI masih menjaga posisi bergengsi dalam pemeringkatan kampus versi Times Higher Education. Berikut hasilnya pada 2024.

Baca Selengkapnya

Pekerja Perempuan 24 Persen, PLN Klaim Dukung Kesetaraan Gender

3 hari lalu

Pekerja Perempuan 24 Persen, PLN Klaim Dukung Kesetaraan Gender

PLN mengaku berkomitmen menerapkan perlindungan, pencegahan, dan penanganan pelecehan seksual bagi pekerja perempuan di lingkungan perusahaan.

Baca Selengkapnya

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

3 hari lalu

Ratusan Mahasiswa Universitas Indonesia Gelar Aksi Simbolik UI Palestine Solidarity Camp

Ratusan mahasiswa Universitas Indonesia menggelar aksi solidaritas bagi warga Palestina dan mahasiswa di Amerika yang diberangus aparat.

Baca Selengkapnya

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

3 hari lalu

Pihak Kampus Akui Pengemudi HR-V yang Tabrak Bis Kuning Mahasiswa Universitas indonesia

Kepala Biro Humas Universitas Indonesia membenarkan pengemudi Honda HR-V yang menabrak bis kuning atau Bikun merupakan mahasiswa UI.

Baca Selengkapnya

Kecelakaan di Universitas Indonesia Honda HR-V vs Bikun, Satu Korban Patah Kaki

4 hari lalu

Kecelakaan di Universitas Indonesia Honda HR-V vs Bikun, Satu Korban Patah Kaki

Kecelakaan terjadi di lingkungan Universitas Indonesia. Mobil Honda HR-V milik mahasiswa kampus itu menabrak bis kuning.

Baca Selengkapnya

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

4 hari lalu

Peneliti Unair Temukan Senyawa Penghambat Sel Kanker, Raih Penghargaan Best Paper

Peneliti Unair berhasil mengukir namanya di kancah internasional dengan meraih best paper award dari jurnal ternama Engineered Science.

Baca Selengkapnya

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

4 hari lalu

Teknologi Roket Semakin Pesat, Periset BRIN Ungkap Tantangan Pengembangannya

Sekarang ukuran roket juga tidak besar, tapi bisa mengangkut banyak satelit kecil.

Baca Selengkapnya