Riset Obat Covid-19, WHO Lanjutkan Uji Klinis Hydroxychloroquine

Jumat, 5 Juni 2020 09:12 WIB

Hydroxychloroquine.[REUTERS]

TEMPO.CO, Jakarta - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengumumkan akan memulai kembali uji klinis hydroxychloroquine untuk pasien Covid-19. Uji klinis disetop sementara per 25 Mei lalu setelah sejumlah studi menemukan obat malaria dan radang sendi itu tak efektif menyembuhkan pasien infeksi virus corona, dan bahkan ada yang menyebut menambah risiko kematian si pasien.

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus, dalam keterangan yang diberikannya secara daring, menerangkan keamanan uji klinis obat itu telah ditinjau ulang. Hasilnya, hydroxychloroquine akan dilibatkan kembali oleh organisasi itu dalam Solidarity Trial--gerakan uji klinis sejumlah kandidat obat Covid-19 melibatkan 400 rumah sakit di 35 negara.

"Komite keamanan dan pemantauan data akan terus memantau dengan seksama keamanan semua terapi yang diuji dalam Solidarity Trial," kata Tedros, Kamis 4 Juni 2020.

Sebelumnya, pada 25 Mei, WHO mengumumkan membekukan khusus uji klinis hydroxychloroquine. WHO memutuskan itu sebagai respons kehati-hatian setelah studi yang dimuat di jurnal medis The Lancet mengangkat isu keamanan penggunaan obat itu. Sejumlah studi lain mempertanyakan efisiensi obat tersebut tapi yang dimuat Lancet menambahkan adanya risiko kematian pasien Covid-19 yang menjadi lebih tinggi.

Setelah jeda tersebut dan meninjau kembali keamanannya, WHO menyimpulkan bahwa tidak ada alasan untuk mengubah uji yang telah berjalan. Tedros pun menginstruksikan para peneliti bisa melanjutkan uji klinis dengan hydroxychloroquine bersama dengan jenis obat lain yakni remdesivir dan antivirus HIV.

"Atas dasar data kematian yang tersedia, anggota komite keamanan merekomendasikan bahwa tidak ada alasan untuk memodifikasi protokol uji," kata Tedros.

Keputusan terbaru WHO sejalan dengan The Lancet yang menarik kembali hasik studi yang dimaksud. Sebelumnya, bersamaan dengan peninjauan kembali oleh para ahli di WHO, sejumlah ilmuwan mempertanyakan sumber dan analisis data pasien dalam studi tersebut. Mereka menyebut adanya inkonsistensi data serta kurangnya transparansi tentang rumah sakit dan negara asal data.

Advertising
Advertising

ENCA | STATNEWS | THE LANCET

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

8 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

14 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

20 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

23 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

1 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Luncurkan Green Climate Fund untuk Bangun Sistem Kesehatan Menghadapi Perubahan Iklim

Inisiatif ini akan membantu sistem kesehatan Indonesia untuk menjadi lebih tangguh terhadap dampak perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

4 hari lalu

Kemenkes, UNDP dan WHO Perkuat Layanan Kesehatan Hadapi Perubahan Iklim

Kemenkes, UNDP dan WHO kolaborasi proyek perkuat layanan kesehatan yang siap hadapi perubahan iklim.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya