Studi: Lockdown di 6 Negara Ini Cegah Ratusan Juta Kasus Covid-19

Selasa, 9 Juni 2020 14:00 WIB

Seorang pria berjalan melintasi pertokoan yang tutup di 5th Avenue, Manhattan, New York, AS, 25 Maret 2020. Kawasan New York memberlakukan lockdown lantaran tingginya kasus virus Corona di daerah tersebut. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Sebuah studi baru mengungkapkan bahwa setiap karantina wilayah atau lockdown telah mencegah puluhan juta kasus infeksi virus corona Covid-19. Penelitian berasal dari University of California, yang meneliti enam negara: Cina, Korea Selatan, Italia, Iran, Prancis dan Amerika Serikat.

Hasil penelitian menyebutkan bahwa kebijakan penguncian wilayah itu berefek signifikan pada jumlah kasus infeksi virus SARS-CoV-2 di setiap negara. Dipublikasikan di jurnal Nature, hasil penelitian itu mencatat, tanpa kebijakan karantina dan penguncian wilayah, kasus awal Covid-19 diperkirakan tumbuh eksponensial, sekitar 38 persen per hari.

"Kami menemukan kebijakan anti-penularan secara signifikan dan substansial memperlambat pertumbuhan ini," tertulis di jurnal itu.

Penelitian itu menyebutkan sekitar 60 juta infeksi dicegah di Amerika Serikat saja. Selain itu, juga terhindarkan 285 juta kasus infeksi di Cina, 38 juta dicegah di Korea Selatan, 49 juta di Italia, 54 juta di Iran dan 45 juta di Perancis.

Beberapa kebijakan memiliki dampak berbeda pada populasi yang berbeda, tapi peneliti memperoleh bukti konsisten bahwa paket kebijakan yang sekarang digunakan mencapai hasil kesehatan yang bermanfaat dan terukur.

Penelitian tersebut menyarankan strategi untuk melakukan Lockdown selama 50 hari, diikuti dengan kebijakan jaga jarak dan pembatasan aktivitas sosial selama 30 hari. Kombinasi itu diprediksi dapat mengurangi angka reproduksi virus (jumlah orang yang ditularkan oleh setiap orang yang terinfeksi) sampai 0,5 di semua negara.

Studi terpisah, yang juga diterbitkan pada awal Mei, berpendapat bahwa penguncian yang ditargetkan secara optimal dapat membantu melindungi masyarakat yang paling rentan, juga melindungi ekonomi. Bahkan, peneliti lain sebelumnya juga berpendapat bahwa Lockdown tidak boleh dicabut sebelum vaksin tersedia.

Saat ini, belum ada vaksin atau obat yang telah teruji klinis bisa mengatasi Covid-19. Hingga Senin malam, 8 Juni 2020, sudah ada lebih dari 7 juta kasus positif penyakit itu di dunia, dengan angka kematian sekitar 400 ribu.

FOX NEWS | NATURE | WASHINGTON POST


Berita terkait

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

1 jam lalu

4 Fakta Project Nimbus, Layanan Teknologi untuk Israel yang Didemo Pekerja Google dan Amazon

Project Nimbus merupakan kontrak yang menyediakan bantuan teknologi kepada Israel.

Baca Selengkapnya

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

4 jam lalu

Acara Wisuda di Columbia University Dibatalkan Karena Protes Pro-Palestina

Universitas Columbia membatalkan upacara wisuda setelah unjuk rasa pro-Palestina mengguncang kampus tersebut selama hampir dua pekan.

Baca Selengkapnya

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

6 jam lalu

AS Tinjau Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas, Tolak Invasi ke Rafah

Proposal senjata yang disetujui Hamas sedang ditinjau oleh Amerika Serikat. Dalam pernyataannya kemarin, AS juga menentang invasi ke Rafah.

Baca Selengkapnya

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

7 jam lalu

Senjata AS Digunakan dalam Serangan Israel ke Lebanon, Diduga Langgar Hukum Internasional

Sejak 7 Oktober, 16 pekerja medis tewas akibat serangan udara Israel di Lebanon, dan 380 orang lainnya tewas termasuk 72 warga sipil.

Baca Selengkapnya

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

9 jam lalu

5 Manfaat Energi Terbarukan yang Harus Dilestarikan

Energi terbarukan perlu dijaga kelestariannya untuk generasi mendatang karena memiliki beberapa manfaat. Simak 5 manfaat energi terbarukan.

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

22 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Hamas: Ini Eskalasi Berbahaya!

Pejabat senior Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Gaza, mengatakan perintah evakuasi Israel bagi warga Rafah adalah "eskalasi berbahaya

Baca Selengkapnya

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

23 jam lalu

Pagar Gedung Putih AS DItabrak Mobil, Sopir Tewas di Tempat

Sebuah mobil menabrak pagar Gedung Putih pada Sabtu malam. Sopir langsung tewas di tempat kejadian.

Baca Selengkapnya

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

23 jam lalu

Pertama Sejak 7 Oktober, Amerika Serikat Sempat Tunda Pengiriman Amunisi ke Israel

Amerika Serikat sempat menunda pengiriman amunisi senjata ke Israel pekan lalu hingga membuat para pejabat Israel khawatir

Baca Selengkapnya

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

23 jam lalu

Israel Usir Ratusan Ribu Warga Palestina dari Rafah, Siap Lancarkan Serangan Darat

Tentara Israel pada Senin 6 Mei 2024 mengusir ratusan ribu warga Palestina di Kota Rafah, selatan Jalur Gaza.

Baca Selengkapnya

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

1 hari lalu

Pertama Kalinya, AS Tunda Pengiriman Senjata ke Israel

Ditundanya pengiriman senjata dari Amerika Serikat membuat pemerintah Israel kebingungan.

Baca Selengkapnya